Sabtu, Juni 28, 2008

Megawati Siap Jadi Komandan Perang

KEDIRI - Ketua Umum PDIP Megawati akan memimpin langsung kampanye pilkada dan legislatif di daerah. Ia berharap akan bisa mengulang kesuksesan pilkada di Jawa Tengah dan NTT dengan garis komando partai yang tegas.

Di hadapan puluhan pengurus partai dan kepala daerah dari PDIP se-Jawa Timur, Megawati menyatakan kesiapannya menjadi komandan perang lapangan. Dalam waktu ke depan, ia didampingi suaminya Taufik Kiemas akan bergerilya ke daerah-daerah yang melangsungkan pilkada untuk memenangkan calonnya.

"Sejak satu bulan ini saya memutuskan untuk turun sendiri. Kalau saya sudah terjun payung, saya adalah komandan perang," ujar Megawati di rumah Sekjen PDIP Pramono Anung Jalan Budaya Cipta, Desa Tepus, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, Kamis (26/6/2008).

Keputusan untuk memimpin sendiri pertarungan di daerah ini menurutnya merupakan hasil rapat koordinasi di Jakarta beberapa waktu lalu. Dalam rakor tersebut dirumuskan jika kemenangan pilkada dan pemilu harus didukung oleh tiga pilar yang saling berinteraksi, yakni legislatif, eksekutif, dan partai. Koordinasi tiga elemen inilah yang menurutnya mulai melemah di tingkat struktur daerah.

Untuk mempersatukan tiga pilar tersebut, Megawati akan mengubah pola kepemimpinan partai yang selama ini dipakai. Ia akan mengevaluasi komitmen pengurus partai, legislatif, dan eksekutif di semua daerah untuk mengetahui ketulusannya membesarkan partai. Hal itu dilakukan mengingat saat ini masih banyak kader yang hanya sekedar cari muka kepadanya untuk meraih kepentingan pragmatis.

"Saya bisa niteni (memperhatikan) orang per orang di struktural maupun legislatif yang hanya sekedar carmuk (cari muka). Orang-orang yang datang hanya untuk meminta rekomendasi ini akan saya catat," tegasnya.

Selain itu, Megawati juga akan lebih tegas dalam menjalankan garis komando untuk menghindari perpecahan suara. Metode ini menurutnya cukup berhasil diterapkan di NTT dan Jawa Tengah yang sukses mengantarkan calon gubernur dari PDIP.

Ia mencontohkan, sebelum proses pilgub Jateng berlangsung, suara PDIP sempat terpecah belah. Namun setelah memanggil pengurus DPD dan Bupati setempat, mereka akhirnya satu suara untuk memenangkan Bibit-Rustriningish.

Belajar dari pengalaman itu, Megawati akan bersikap sangat tegas untuk menyolidkan kadernya. Ia mengancam akan menindak pihak-pihak yang tidak mendukung keputusan DPP, terutama dalam pencalonan kepala daerah. Karena itu, ia tidak mau mendengar ada suara-suara yang masih menyatakan tidak menyukai Sutjipto di Jawa Timur.

"Saya tidak mau lagi ada yang bilang tidak menyukai Pak Tjip. Kalau ada yang membangkang, saya akan hadapi secara head to head. Ini bukan lagi urusan partai karena saya komandan perang," ancam Megawati.

Untuk itu, terlebih dulu Megawati memberitahukan kepada seluruh pengurus partai, kepala daerah, dan legislatif di Jawa Timur untuk bersiap-siap menghadapi pola kepemimpinannya yang baru. Ia bahkan memastikan kepada seluruh kader jika mereka tidak akan melihat lagi wajah cantiknya sebagai perempuan, tapi seorang pemimpin yang selalu menggebrak-gebrak.
(news.okezone.com)

Survey Cawapres PDIP: Sultan Unggul dari Hidayat

JAKARTA- Teka-teki siapa yang akan dipilih untuk mendampingi Megawati pada Pilpres 2009 mendatang sepertinya mulai tampak. Dari survey yang dilakukan di internal PDIP, Sultan HB X diunggulkan di atas Hidayat Nur Wahid

"Menurut survey PDIP, dari lima besar nama cawapres untuk Mega, Sultan ada di atas Hidayat (Nur Wahid). Jadi itulah aspirasi anggota yang tidak akan terlalu jauh berbeda dari kenyataannya nanti," ujar Ketua Umum Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) PDIP Budiman Sudjatmiko di sela-sela diskusi bertema "Membaca Gerakan Mahasiswa Mutakhir" di Gedung Dewan Perwakilan Daerah (DPD), kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (27/6/2008).

Budiman mengatakan, Hidayat Nurwahid diakuinya sebagai seorang cawapres yang bagus, muda, dan punya visi kebangsaan. Tetapi, lanjutnya, dalam memilih cawapres pendamping Megawati, PDIP sangat tergantung dari hasil survey.

"PDIP sangat memperhatikan opini publik. Tidak ada kriteria tertentu untuk cawapres PDIP, semua tergantung survey," terangnya.

Sebelumnya, PDIP telah melakukan survey untuk mencari pendamping Megawati dalam pilpres 2009 mendatang. Dari 557 peserta survey terpilih lima nama teratas sebagai calon pendamping putri Bung Karno itu.

Yang lebih menarik, kata Budiman, nama-nama yang muncul dari 27 calon yang diajukan dalam survey saat Rakornas PDIP di Makassar beberapa waktu lalu, nama-nama pengurus PDIP justru berada di peringkat bawah nama-nama dari non PDIP.

"Artinya, kita ingin agar pemerintah ke depan bukan hanya terdiri dari PDIP, tapi sebuah liga nasional pemerintah koalisi yang diharapkan bisa menjadi permanen," harapnya.

Budiman juga mengatakan, hasil survey ini akan segera dipublikasikan pada November 2008 mendatang. "Cawapres yang akan mendampingi Ibu Mega akan diumumkan dalam Rekernas November 2008," pungkasnya.
(http://news.okezone.com/index.php)

Kamis, Juni 26, 2008

RY-KF akan ambil cuti DPRD

Rachmat Yasin, Karyawan Fatruchman dan Moch. Rusdi. AS, yang akan mengambil cuti, karena ketiga inohong di lembaga legislatif dan dikenal lama menjalin persahabatan ini mengikuti pesta demokrasi pemilihan bupati (Pilbup) sebagai calon yang diusung partain

Djaka dan Bayu Pimpinan DPRD ?

Diputuskan Lewat Rapat Kedua Panmus

CIBINONG - Kendati belum ada keputusan final, namun nama Djakaria dari Fraksi Partai Golkar (F –PG) dan HR. Bayu Syah Johan dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-PDIP) diprediksikan bakal menjadi pimpinan sementara DPRD Kabupaten Bogor menggantikan pimpinan sebelumnya, yang diisi Rachmat Yasin, Karyawan Fatruchman dan Moch. Rusdi. AS, yang akan mengambil cuti, karena ketiga inohong di lembaga legislatif dan dikenal lama menjalin persahabatan ini mengikuti pesta demokrasi pemilihan bupati (Pilbup) sebagai calon yang diusung partainya masing-masing.

Masuknya nama Ketua Fraksi Partai Golkar dan PDIP ini, setelah panitia musyawarah (Panmus) dalam rapatnya yang dilaksanakan usai sidang paripurna istimewa Hari Jadi Bogor ke 526 dan dipimpin langsung Ketua DPRD Rachmat Yasin, memutuskan, bahwa yang berhak menjadi pimpinan dewan sementara adalah dua fraksi terbesar yang mengusai perolehan kursi di DPRD.

“Rapat yang digelar untuk kedua kalinya Alhamdulillah telah berhasil menghasilkan keputusan penting, yakni pergantian pimpinan dewan untuk sementara tidak lagi berdasarkan factor usia seperti yang ada dalam surat edaran mendagri,” kata Bayu Syah Johan ditemui sejumlah wartawan kemarin di Cibinong.
Sebelum ada keputusan untuk memilih pimpinan dewan sementara yang didasarkan pada fraksi terbesar, dalam rapat Panmus yang dilaksanakan Senin (2/6) lalu, diantara anggota masih terjadi perbedaan pendapat yang membuat rapat mengalami jalan buntu.

Rapat Pertama
Fraksi PKS yang dimotori Fikri Hudi Oktiarwan menghendaki pimpinan dewan sementara diisi perwakilan dari fraksi terbesar, yakni Golkar dan PDIP. Sementara fraksi lainya menginginkan pengisian jabatan pimpinan DPRD itu oleh anggota tertua dan termuda mengacu pada surat edaran mendagri. “Secara politis jika pimpinan pengganti tersebut berasal dari partai yang memiliki jumlah anggota terbesar akan semakin kuat legitimasinya. “Ini merujuk kepada Peraturan pemerintah tahun 2004, disatu sisi dalam waktu dekat ini kita akan melaksanakan beberapa even besar yakni LPJ akhir masa jabatan bupati, LPJ keuangan tahun 2007 dan perubahan anggaran. Yang diperkirakan jadwalnya akan lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya,” ungkapnya.

Pendapat berbeda dikatakan wakil ketua DPRD, Karyawan Faturahman, menurutnya, penggantian pimpinan dewan oleh pimpinan sementara itu dapat merujuk kepada surat mendagri nomor 120 tahun 2005 tentang pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah.
“Yang pertama surat itu jelas memiliki kekuatan mengikat, karena jelas dtujukan kepada gubernur, bupati dan walikota serta Pimpinan DPRD kabupaten/kota. Surat tersebut juga merupakan jawaban atas pertanyaan dari beberapa daerah yang diajukan kepada mendagri berkaitan dengan pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah,” ujar Karyawan yang dipilbup nanti akan berpasangan dengan RY.

Berjuang Dulu
Meski berpeluang menempati salah satu posisi di pimpinan dewan, nampaknya Bayu Syah Johan harus berjuang dulu, beda dengan sahabatnya di Komisi B Djakaria yang sudah pasti duduk. Kenapa, karena perolehan kursi PDIP sama dengan PPP yakni 8 dan di partai berlambang Ka’bah ini salah satu jagoanya yakni Teuku Hanibal Asmar memiliki kans yang sama dengan Bayu.”Secara pribadi saya tidak berambisi untuk jadi pimpinan dewan sementara, namun jika pimpinan partai mempercayakannya saya maju. Jawabannya hanya satu siap,”tegas Wakil Ketua Komisi B ini.

Hal senada juga dikatakan Teuku Hanibal Asmar, selama partai memerintahkan atau menugaskan dirinya untuk maju tidak ada pilihan lain.”Nah saya di situ harus berusaha,” ujar anggota dewan termuda ini.
Namun, demikian, karena kedua partai ini sudah menjalin koalisi, penentuan jabatan pimpinan dewan sementara sepertinya tidak akan menemui hambatan. ”Besok (hari in –red) pasti sudah ada keputusan, saya atau Pak Ikbal yang akan duduk,”ungkap Bayu.
(http://wawan_kusnun.blogs.friendster.com/my_blog/2008/06/rachmat_yasin_k.html)

Selasa, Juni 24, 2008

Pemeriksaan KESEHATAN Cabup-Cawabup kab bogor

Bogor - Tiga pasangan calon bupati Bogor kemarin menjalani pemeriksaan kesehatan seperti yang telah dijadwalkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bogor.
Ketiga pasang calon bupati Bogor ini antara lain Rachmat Yasin-Karyawan Faturrahman (Rahman), Iyus Djuher-M Rusdi (Djurus) dan Maman Daning-Nurdin (An Nur) menjalani pemeriksaan kesehatan di RSD Cibinong, kemarin.
Tadi sudah ada tiga pasangan calon bupati Bogor yang diperiksa kesehatannya. Besok rencananya ada dua pasang calon bupati Bogor lainnya, yakni Nungki-Endang Kosasih (Nusae) dan Sunmandjaya Rukmandis-Ace Supeli (Sae), kata Ketua Tim Dokter RSD Cibinong dr Wahyu Kurdijanti kemarin.
Lebih lanjut dr Wahyu mengatakan, kedua pasang calon bupati Bogor tersebut akan menjalani pemeriksaan kesehatan seperti yang telah dijalani oleh tiga pasang calon bupati Bogor lainnya. Keduanya akan diambil contoh darahnya untuk diuji kadar gula darah.

Tidak hanya itu, pasangan calon bupati Bogor ini juga harus menjalani pemeriksaan mata, telinga dan rontgen. Pemeriksaan yang kita lakukan terhadap masing-masing pasangan calon bupati Bogor sama saja. Semua menjalani pemeriksaan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, kata dr Wahyu.

Sementara itu, tiga pasangan calon bupati Bogor yang telah menjalani pemeriksaan kesehatan adalah pasangan Rahman, Djurus, dan An Nur. Calon bupati Bogor yang pertama kali datang ke RSD Cibinong adalah Rachmat Yasin.
Sekitar pukul 08:00 WIB, RY datang ke RSD Cibinong dan langsung menjalani pemeriksaan kesehatan. Oleh tim dokter, contoh darah RY diambil untuk diuji di laboratorium. Setelah menjalani proses pengambilan sampel darah, RY kemudian melanjutkan pemeriksaannya di ruang poli gigi, poli mata, dan THT.
Setelah RY menjalani pemeriksaan, pasangan Djurus dan An Nur menjadi pasien berikutnya. Tidak berbeda dengan RY, pasangan Djurus dan An Nur ini menjalani tes darah, THT, mata dan gigi.

Sedangkan Karyawan Faturrahman menjadi orang terakhir yang menjalani pemeriksaan kesehatan.
Untuk hari ini, rencananya ketiga pasang calon bupati Bogor tersebut akan menjalani pemeriksaan kesehatan di RS Family Medical Centre (FMC) di Sukaraja. Mereka akan menjalani tes kejiwaan dan jantung.
(Harian Umum Pelita)
(http://wawan_kusnun.blogs.friendster.com/my_blog/2008/06/pemeriksaan_kes.html)

Minggu, Juni 22, 2008

Akronim dan Cara Mendaftar yang Unik

BERBAGAI cara dibidik para pasangan calon untuk bisa mencari simpati rakyat. Dalam beberapa pilkada, penggunaan akronim nama calon dan wakilnya seakan menjadi ciri khas. Sebut saja akronim-akronim yang bermunculan dalam Pilgub Jawa Barat beberapa waktu lalu. Ada istilah Da`i yang menjadi trademark pasangan Danny Setiawan dan Iwan Sulandjana, atau Aman yang berarti Agum Gumelar dan Nu`man Abdul Hakim, serta Hade alias H. Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf.

Dalam Pilkada Kab. Bogor pun hal seperti itu terjadi. Akronim seakan menjadi trademark yang memudahkan masyarakat mengenal pasangan calon pemimpin mereka. Pasangan Rahmat Yasin dan Karyawan Faturrahman kini mengusung akronim Rahman. Kemudian pasangan Nungki dan Endang Kosasih mengusung Nu Sae yang berarti Nungki Sareng Endang. Ada juga akronim lain yaitu SAE yang dipakai pasangan Sumandjaya dan Ace Supeli serta AN-Nur yang dipakai pasangan Maman Daning dan Nurdin.

Hade
Satu yang menarik dari penggunaan akronim ini adalah penggunaan akronim yang berarti baik atau bagus. Mungkin semua itu terkait sukses pasangan Hade dalam Pilgub Jawa Barat beberapa waktu lalu. Hade yang berarti baik atau bagus dalam bahasa Sunda seakan menjadi akronim yang paling banyak dipakai para pasangan calon.

Lihat saja, dua akronim yang berarti baik dan bagus itu digunakan dua pasangan calon dalam Pilkada Kab. Bogor dalam akronim yang berbeda, namun sama artinya yaitu SAE. Dua pasangan calon di Pilkada Kab. Bogor yang menggunakan akronim tersebut seakan ingin mengikuti sukses Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf.

"Penggunaan akronim tidak termasuk hal yang penting. Itu hanya untuk kemeriahan pesta pilkada. Sah-sah saja satu akronim dipakai dua pasangan, toh bagian dari administrasi pilkada," tutur Ketua KPU Kab. Bogor Aan Hanafiah, mengomentari penggunaan akronim pasangan calon, Selasa (10/6).

Cara unik
Bukan itu saja trik para pasangan calon dalam menarik perhatian warga. Ide kreatif lain adalah dengan memanfaatkan momen pendaftaran ke KPU. Dari lima pasangan calon yang mendaftar ke KPU, masing-masing pasangan menggunakan cara yang cukup unik. Terlihat saat pasangan Rachmat Yasin-Karyawan Faturrahman yang menjadi pasangan pertama yang mendaftar pukul 11.00 WIB, Senin (9/10). Kedatangan keduanya bernuansa Sunda. Pasangan ini menggunakan delman dengan pakaian adat Sunda dan diiringi instrumen karawitan Sunda.

Wawan Risdiawan, Ketua Tim Sukses Rahman mengatakan, konsep pendaftaran dengan memakai adat Sunda merupakan bukti kepedulian pasangan tersebut terhadap kebudayaan yang dimiliki Kabupaten Bogor. "Kondisi sekarang sangat memprihatinkan. Di saat kenaikan harga BBM, pasangan Rahman berupaya menghemat energi dengan naik andong," ujarnya.

Beda lagi dengan cara mendaftar pasangan calon Nungki dan Endang Kosasih. Keduanya pergi mendaftar ke KPU dengan menggunakan motor Vespa. Diiringi ratusan pengendara motor lainnya, Nu Sae berangkat dari Pendopo Bupati Bogor menuju KPU. Di perjalanan, Nungki-Endang mendapat sambutan meriah dari warga.

Nungki mengaku sengaja mengendarai Vespa ke KPU untuk mengenang masa kecilnya bersama sang Bupati Bogor Agus Utara Effendi. Selain itu, juga untuk menunjukkan bahwa Nu Sae tetap sederhana alias tampil apa adanya. "Sekadar mengenang dan seraya menekankan untuk tetap tampil sederhana," katanya seusai mendaftar.

Tak kalah unik adalah cara pasangan Sumandjaya dan Ace Supeli yang datang ke KPU dengan menggunakan perahu karet. Kebetulan kantor KPU berada di sebelah Situ Cikaret yang ada di sekitar perkantoran Pemkab Bogor. Pasangan ini mendaftar ke KPU hari Selasa (10/6) sekitar pukul 12.00 WIB dan merupakan pasangan terakhir yang mendaftar.

Menurut Ketua Tim Sukses SAE, Ade Dodo, kedatangan pasangan yang diusung PKS dengan menggunakan perahu karet tidak ada maksud apa pun. "Ini hanya sebagai bagian dari kemeriahan pesta demokrasi. Jadi, kita coba mencari ide kreatif yang mungkin mencerminkan sesuatu yang beda yang kami tawarkan," ujarnya.

Hanya dua pasangan yang mendaftar dengan cara biasanya tanpa ide kreatif. Adalah pasangan Iyus Djuher-Rusdi A.S. (Jurus) yang mendaftar Senin (9/10) sekitar pukul 12.00 WIB itu tak seramai Rahman. Jurus tampak biasa saja dan hanya dikawal 10 mobil pribadi, sejak start dari Kantor DPC Demokrat. Serta pasangan Maman Daning-Nurdin (An-Nur) yang mendatangi KPU. Kedatangan pasangan calon perseorangan ini menyedot perhatian wartawan dan warga. Sebab, An-Nur merupakan calon perseorangan pertama di Indonesia yang resmi mengikuti Pilkada 2008.
(http://wawan_kusnun.blogs.friendster.com/my_blog/2008/06/akronim_dan_car.html)

Rahmat Yasin -Karyawan Faturahman mundur dari DPRD

Rahmat Yasin dan Karyawan Faturahman berpamitan sekaligus minta doa restu kepada rakyat Kabupaten Bogor, untuk meninggalkan kursi jabatan mereka di gedung DPRD, Cibinong.


Diani Didukung Golkar, yang Kalah Ambil Jalur Perseorangan

SUHU politik di Kota Bogor mulai memanas, bahkan bisa dibilang berputar seperti putaran angin. Hal ini terjadi lantaran bakal calon Wali Kota Bogor mulai berguguran dalam pemilihan yang dilakukan melalui mekanisme partai. Jalur perorangan pun kini menjadi bidikan mereka yang tersisih dari mekanisme partai.

Seperti yang terjadi di partai Golkar. Setelah mengusung Diani Budiarto sebagai calon wali kota melalui Ratimda, beberapa calon lainnya tidak patah semangat. Helmi Soetikno dan Syaiful Anwar yang gagal terpilih dalam Ratimda Golkar, menyatakan akan tetap maju lewat jalur perseorangan dalam Pilwakot Oktober 2008 mendatang. "Saya siap maju lewat jalur perseorangan. Sekarang persiapan sedang dilakukan," ujar Syaiful.

Kendati gagal diusung oleh partai Golkar, menurut Syaiful, bukan berarti pihaknya kecewa. Alasannya, apa yang dilakukan Golkar merupakan sebuah proses demokrasi yang harus diterima. "Masih ada jalur lain yang akan ditempuh dan bisa menggalang kekuatan lebih independen," ujarnya.

Ribuan pendukung

Maju ke jalur perseorangan memang telah dilakukan Syaiful. Namun, dia mengaku sangat berat dan butuh dukungan bombastis. Syaiful mulai membentuk tim sukses yang didatangkan dari Bandung. Ribuan tim sukses sudah siap dikumpulkan.

Berbicara mengenai pasangan, pihaknya sedang dalam proses penjajakan. Namun kabar yang beredar di kalangan atas, Syaiful telah memulai pendekatan dengan Syafei Bratasanjaya, seorang pengusaha terkenal di Kota Bogor. "Rencananya saya akan menggandeng Pak Syafei. Tetapi, itu masih dalam tahap penjajakan. Jika suara dukungan saya digabungkan dengan suara beliau, cukup untuk maju lewat jalur perseorangan. Mudah-mudahan saja," ujarnya menerangkan.

Selain Syaiful, Helmi Soetikno juga bertekad maju lewat jalur perseorangan. Bahkan ia mengklaim, dukungan kepadanya pun sudah terkumpul sekitar 40 ribu orang yang tergabung dalam berbagai organisasi kemasyarakatan seperti Laskar Bogor, organisasi persilatan, Pemuda Panca Marga, dan Satgas Tebas, serta Kantata Bangsa. "Saya maju karena saya dizalimi. Mereka yang masuk dalam barisan sakit hati di DPD Partai Golkar Kota Bogor menginginkan saya maju menjadi wali kota atau wakil wali kota pada Pilwalkot nanti," tuturnya.

Mundur dari DPRD

Suhu politik di Kabupaten Bogor pun terus berubah. Setelah KPU menetapkan tanggal pendaftaran para calon terhitung 4 Juni hingga 10 Juni mendatang, perubahan politik terus berubah. Kini giliran Ketua DPRD Kab. Bogor dan Wakil Ketua DPRD Kab. Bogor mundur dari jabatan. Hal tersebut dilakukan karena keduanya, Rahmat Yasin dan Karyawan Faturahman, siap mendaftarkan diri sebagai pasangan calon bupati dan wakil bupati dari koalisi dua partai, yakni PPP dan PDIP.

Keduanya berpamitan sekaligus minta doa restu kepada rakyat Kabupaten Bogor, untuk meninggalkan kursi jabatan mereka di gedung DPRD, Cibinong. Pengunduran diri para petinggi DPRD Cibinong, Bogor itu, sesuai ketentuan revisi UU No. 32 tahun 2004, tentang Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah, yang telah mengatur setiap anggota legislatif, eksekutif, dan yudikatif yang mencalonkan diri dalam Pilkada harus nonaktif atau mengambil cuti dari jabatannya.

Rachmat Yasin pada kesempatan itu menegaskan, bahwa setelah memertimbangkan secara mendalam, dia bukan hanya akan mengambil cuti atau nonaktif dari jabatannya sebagai Ketua DPRD Kabupaten Bogor, namun dia menginginkan mundur untuk selamanya. "Saya memang menginginkan mundur dari ketua DPRD selamanya," tuturnya.

Menurut Rachmat, pada Pilbup nanti dia akan berdampingan dengan Karyawan Faturrahman dari PDIP. "Saya nanti berdampingan dengan Ketua DPC PDIP Kabupaten Bogor yaitu Pak Karyawan Faturrahman," ujar Rachmat, yang juga menjabat Ketua DPC PPP Kabupaten Bogor.
(www.pikiran-rakyat.co.id)
(http://wawan_kusnun.blogs.friendster.com/my_blog/2008/06/rahmat_yasin_da.html)

Rachmat Yasin-Karyawan Faturrachman Bertekad Menangkan Pilkada Bogor Satu

Infokom-Media PDI Perjuangan – Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Karyawan Faturrachman yang juga calon Wakil Bupati Bogor, optimis pihaknya akan mampu memenangi pilkada Kabupaten Bogor dalam satu putaran.
Dijelaskannya, dirinya bersama calon Bupati Rachmat Yasin saat ini didukung oleh enam partai politik dan puluhan elemen masyarakat. Dia memperkirakan akan mampu meraih sekitar 40-50 persen suara masyarakat Kabupaten Bogor.

Wawan, demikian calon Wakil Bupati ini akrab disapa, menjelaskan, pihaknya tidak terlalu mengkhawatirkan duet calon Bupati dan Wakil Bupati Bogor lainnya. Wawan menganggap lawan terberat yang akan dihadapi dalam pilkada Kabupaten Bogor adalah golput.
"Lawan terberat yang kami hadapi nanti adalah suara golput. Karena itu, kami berusaha memberdayakan seluruh potensi pemilih untuk meminimalkan suara Golput," ujar Wawan. Untuk itu, lanjutnya, pihaknya saat ini sedang berupaya keras untuk memberdayakan seluruh elemen masyarakat
untuk meminimalisir jumlah golput.

Syukuran Cabup-Cawabup
Sementara itu, pada akhir pekan lalu, ribuan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) Kabupaten Bogor bersama kader partai lain pendukung serta simpatisan duet calon Bupati dan Wakil Bupati Bogor Rachmat Yasin dan Karyawan Faturakhman untuk melaksanakan syukuran sekaligus silaturahmi dan perkenalan duet calon Bupati dan Wakil Bupati yang diusung PDI Perjuangan bersama PPP tersebut, di Aula Pemda Bogor.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Jawa Barat Rudy Harsa Tanaya dalam orasinya mengatakan kedua pasangan ini nilainya sama hanya posisinya yang berbeda. Rudy juga berharap partai-partai pendukung dapat bersatu padu memenangkan Rachmat Yasin dan Karyawan Faturakhman.
Rachmat yasin adalah ketua DPRD Kabupaten Bogor, sedang Karyawan Faturakhman yang dikenal dengan nama Wawan Kusnun adalah Ketua DPC PDI Perjuangan dan juga Wakil ketua DPRD Kabupaten Bogor.

Selain dihadiri oleh Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat bersama beberapa jajaran DPD Partai dan jajaran pengurus DPC Kabupaten Bogor, acara hari itu juga dipenuhi oleh kader serta pengurus Partai dari tingkat PAC hingga Pengurus Anak Ranting Partai di seluruh wilayah Kabupaten Bogor, para tokoh masyarakat dan pengurus dari partai-partai pendukung.
(http://www.pdi-perjuangan.or.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=1361.)

Sabtu, Juni 21, 2008

Megawati Minta Dukungan Masyarakat Pangkalpinang dalam Pilpres 2009

Pangkalpinang - Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri mengajak masyarakat Pangkalpinang, Babel, untuk memberikan dukungan terkait dengan pencalonan dirinya menjadi presiden pada Pilpres Juli 2009.

"PDI-P dalam rapat partai kembali memberikan kepercayaan kepada saya untuk mencalonkan diri menjadi presiden," ujarnya saat berorasi pada kampanye untuk pasangan Fifi Lefti-Yugo Saldian yang didukung PDI-P pada Pilkada Calon Wali Kota dan Wakil Walikota Padangkalpinang, Jumat.

Karena itu, katanya, kalau masyarakat Pangkalpinang ingin saya kembali duduk di kursi kepresidenan, syaratnya tolong pilih Fifi Lefti dan Yugo Saldian menjadi pemimpin untuk Kota Pangkalpinang, sehingga memuluskan jalannya menjadi presiden.

"Masyarakat sudah sangat kenal dengan saya karena sudah pernah menjadi presiden. Namun dalam memilih pemimpin bukan seperti memilih kucing dalam karung, hendaklah dilihat kiprahnya dan keseriusanya dalam memimpin bangsa," ujarnya.

Ia mengatakan dalam beberapa bulan ini telah melakukan konsolidasi dan sosialisasi ke sejumlah daerah mengenai kesiapannya untuk bertarung pada Pilpres 2009.

Dalam perjalanan kampanye, kata dia, PDI-P berada di peringkat teratas dalam dukungan massa. Contohnya Pilkada di Nusa Tenggara Timur, dimenangkan calon yang diusung PDI-P.

"Itu artinya PDI-P telah mendapat hati di tengah masyarakat dan saya berharap tetap berlanjut hingga Pilpres 2009," ujarnya.
(www.antara.co.id)

Jumat, Juni 20, 2008

Rakerda PDIP Lampung Targetkan Menang Pilgub dan Pemilu 2009

Bandarlampung - PDI Perjuangan Provinsi Lampung menargetkan dapat memenangkan pemilu gubernur (pilgub) Lampung tahun 2008, pemilu legislatif tahun 2009, dan pemilu presiden di daerahnya, untuk memberikan kontribusi meraih kemenangan secara nasional serta menempatkan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri kembali menjadi Presiden RI.

Rakerda PDIP Lampung itu, dipusatkan di Hotel Sahid, di Bandarlampung, dibuka Kamis malam, dihadiri fungsionaris DPP PDIP dan seluruh jajaran struktural dan fungsionaris maupun anggota legislatif PDIP se-Lampung.

Namun Ketua DPD PDIP Lampung Sjachroedin ZP yang juga calon gubernur Lampung dari partai itu, berpasangan dengan MS Joko Umar Said, berhalangan hadir, menurut informasi sedang bertugas ke Jakarta.

Wakil Ketua DPP PDIP Bidang Hukum, HAM, dan Advokasi, Firman Jaya Daeli, saat pembukaan Rakerda itu, menekankan target PDIP untuk dapat memenangkan calon gubernur dan wakil gubernur Lampung 2009-2014, Sjachroedin ZP (Ketua DPD PDIP Lampung/Gubernur sekarang berstatus non aktif) bersama MS Joko Umar Said dalam pilgub Lampung mendatang.

Korwil PDIP di Sumatera itu meyakini, dengan kerja keras semua kader, struktural dan fungsionaris PDIP di Lampung dengan menggandeng dukungan masyarakat luas, pasangan Sjachroedin-Joko bisa menang dalam satu putaran saja.

Tapi diingatkan, para kader partai itu agar tidak lengah menjaga basis-basis suara di bawah, sekaligus terus berkomunikasi dengan calon pemilih.

PDIP juga menargetkan sekaligus bisa pula meraih kemenangan dalam Pemilu 2009, baik pemilu legislatif maupun pemilu presiden, sehingga kembali menempatkan Ketua Umumnya, Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden dan menempatkan mayoritas wakil partai itu di legislatif.

Panitia Rakerda menyebutkan, sejumlah narasumber dari akademisi berbagai bidang keilmuan, akan berbicara dalam forum yang akan berlangsung hingga Sabtu (21/6) mendatang.

Rakerda itu akan merumuskan program kerja dan strategi serta target pencapaian PDIP di Lampung untuk pilgub, pemilu legislatif dan pilpres mendatang.

Pilgub Lampung dijadwalkan KPUD setempat pada 3 September 2008 untuk putaran pertama, dengan kesiapan menggelar putaran kedua pada 3 November 2008.

Tujuh calon kepala daerah di Lampung telah mendaftarkan pencalonan mereka di KPUD Lampung yang sedang dalam proses verifikasi, termasuk dua pasangan calon perseorangan--dan lima pasangan calon parpol/koalisi parpol, termasuk pasangan Sjachroedin ZP-MS Joko Umar Said--menunggu hasil verifikasi sebelum resmi ditetapkan pada 10 Juli 2008 menjadi calon gubernur dan wagub Lampung untuk berlaga dalam pemungutan suara 3 September 2008 itu.
(www.antara.co.id)

Sabtu, Juni 14, 2008

Iwan Fals Masuk Bursa Cawapres Pendamping Mega

BANDUNG - PDIP tidak hanya membidik kalangan politisi dan tokoh nasional sebagai calon pendamping Megawati Soekarnoputri untuk Pilpres 2009 mendatang.

Musisi legendaris Iwan Fals ternyata ada juga dalam bursa calon wakil presiden (cawapres) di antara 17 tokoh yang dijagokan untuk mendampingi Megawati. Ketua DPP PDIP Tjahjo Kumolo mengakui nama Iwan Fals muncul dari usulan dan aspirasi arus bawah partai berjuluk Moncong Putih itu.

"Hingga saat ini pinangan kepada masing-masing calon pendamping Ibu Mega belum disampaikan. Itu nanti tergantung hasil survei siapa yang diinginkan masyarakat," ungkap Ketua Fraksi PDIP DPR ini seusai Rapat Kerja Daerah (Rakerda) PDIP di Hotel Horison, Jalan Pelajar Pejuang 45, Bandung, kemarin.

Tjahjo menegaskan, PDIP benar-benar mencari figur cawapres yang kompeten dan diterima rakyat untuk memenangkan pilpres. Di antara 17 figur cawapres yang sudah terjaring, muncul nama Iwan Fals, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Ryamizard Ryacudu, Surya Paloh, Din Syamsuddin, Akbar Tandjung, Hasyim Muzadi, Agung Laksono, Dahlan Iskan, Jusuf Kalla, Sutiyoso, dan Wiranto.

"Ada dua hal penting yang harus dipertimbangkan para calon pendamping Ibu Mega. Hal itu ialah bisa bekerja sama dan seseorang yang layak jual serta bisa mendongkrak suara Ibu Mega," tuturnya. Berdasarkan survei yang dilakukan PDIP, persaingan para bakal cawapres tersebut masih imbang. Basis ideologi Pancasila, progresif, kenegarawanan juga menjadi kriteria PDIP untuk memilih calon orang nomor dua.

Sekjen DPP PDIP Pramono Anung mengatakan, bakal cawapres dari PDIP akan diumumkan secara resmi pada November 2008 mendatang. "Hal tersebut berdasarkan hasil dua kali polling Rakernas PDIP. Pokoknya kita tidak ingin menemui kegagalan lagi. Nama-nama tersebut adalah nama yang beredar di masyarakat mulai dari mantan petinggi militer hingga mantan Gubernur," katanya.

Di tempat terpisah, mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengatakan, kalangan muda sangat tepat untuk menempati posisi cawapres pada kondisi politik saat ini. "Ini saatnya untuk anak-anak muda. Yang di eksekutif, legislatif, wakil presiden sekalipun, kalau kita yakini dia potensial dan cocok, dia harus kita beri kesempatan," ujar Sutiyoso seusai deklarasi Relawan Bang Yos di Jakarta, kemarin.

Dia mengatakan, lima tahun ke depan adalah saatnya anakanak muda menjadi sosok pemimpin menggantikan yang tua-tua. Karena itu, dia mengaku sangat memprioritaskan anak-anak muda yang akan mendampinginya untuk pilpres mendatang. "Ini pasti akan saya lakukan, memprioritaskan anak muda untuk jadi cawapres," katanya.
(news.okezone.com)

Jumat, Juni 13, 2008

Kader PDIP Ingin Sultan Dampingi Mega

BANDUNG - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono XI, ternyata menjadi figur yang paling diinginkan kader PDIP untuk mendampingi Megawati pada pemilihan presiden mendatang.

Hal tersebut diakui pengurus DPP PDIP yang juga Ketua Fraksi PDIP DPR Tjahjo Kumolo, saat jumpa pers usai menghadiri rapat kerja PDIP Jawa Barat di Hotel Horison Bandung, Jalan Pelajar Pejuang 45, Bandung, Kamis (12/6/2008).

"Memang banyak permintaan dari kader PDIP di daerah yang menginginkan agar Sri Sultan mendampingi ibu Mega. Ada sejumlah nama lain tetapi paling banyak yang disebut ya Sri Sultan," ujar Tjahjo.
Nama lain yang dimaksud Tjahjo antara lain, Hidayat Nurwahid, Hasyim Muzadi, Din Syamsudin ,Surya Paloh, Ryamizard Ryacudu bahkan hingga musisi kawakan Iwan Fals.

"Sampai saat ini kami masih melakukan survei internal dan eksternal. Rencananya hasilnya akan diumumkan pada akhir tahun nanti," lanjut Tjahjo.
Menurutnya, siapa saja saat ini bisa dicalonkan untuk mendampingi Mega. Yang penting, lanjut dia, figur tersebut merupakan negarawan yang berlandaskan Pancasila dan dapat mendongkrak suara pada pemilu nanti.

"PDIP saat ini sudah solid. Tinggal saja kita akan mencari figur yang dapat mendongkrak suara. Namun saya belum tahu siapakah yang akan mendampingi ibu Mega, nanti kita lihat saja," pungkasnya.
(news.okezone.com)

Rabu, Juni 11, 2008

Lima Pasangan Cabup Bogor Siap Bertarung

 
BOGOR -- Sebanyak lima pasangan calon bupati siap melaju pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Bogor. Mereka kini resmi dan mendaftarkan diri di Kantor Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Bogor.

Kelima pasangan itu adalah Rachmat Yasin-Karyawan Faturrahman (RY-KF), Fitri Putra Nugraha alias Nungki-Endang Kosasih (Nu Sae), Sunmandjaya-Ace Supeli (SAE), Iyus Djuher-Rusdi (Jurus) dan Maman Daning-Nurdin (An-Nur). Deklarasi kelima pasangan tersebut sudah dilakukan. Pasangan tersebut diklaim mampu merebut hati warga Kabupaten Bogor. Ketua KPUD Kabupatan Bogor, Moch Aan Hanafiah, mengatakan awal Juli pihaknya akan mengumumkan calon Bupati dan wakilnya yang berhak ikut Pilbup Bogor. "Awal Juli akan kami umumkan semua," ujarnya.

Pengamat Politik Universitas Djuanda (Unida) Kabupaten Bogor, Eri Krisna, mengatakan kelima pasangan calon bupati dan wakilnya itu harus mampu berkompetisi meraih 2,7 juta suara pemilih di Kabupaten Bogor. ''Dengan begitu, pilkada bisa berlangsung satu putaran. Namun, satu pasangan calon meraih 30 persen suara atau sekitar 600 ribu suara,'' katanya.

Untuk memperoleh itu, lanjut Eri, agak sulit. Sebab konstituen dalam pilbup akan terbagi menjadi enam. Yakni empat dari parpol, satu independen (perseorangan) dan satu konstituen golput. ''Yang paling berpengaruh dalam perolehan suara adalah empat komponen dari parpol," ujarnya. Namun, mereka akan kesulitan memperoleh 30 persen suara dalam putaran pertama. Hal itu memicu pemilihan berlangsung dua putaran. Alasannya, banyak ekses yang mungkin terjadi seperti golput sampai pemilih yang bingung.

Eri mengharapkan agar pemilihan bupati (pilbup) Bogor berjalan satu putaran. Hal tersebut berguna agar masyarakat tidak jenuh karena harus memilih ulang. Dan biaya politik pun akan sedikit lebih efisien. Eri menuturkan pilbup kali ini merupakan massa sulit bagi masyarakat. Mereka akan bingung memilih. Walaupun diprediksi berlangsung dua putaran, Eri menilai calon yang maju dalam Pilbup dinilai sangat kompetitif. "Mereka merupakan selebriti-selebriti politik yang sudah matang dan punya massa sendiri-sendiri," paparnya.

Mereka juga para figur yang cukup bersahabat dengan masyarakat dan dikenal oleh masyarakat. Mereka politisi yang memiliki kapabilitas. Karena itu semua calon berpeluang menang. "Mereka memberikan banyak pilihan. Masyarakat akan menetukan siapa yang terbaik untuk membangun Kabupaten Bogor menjadi lebih baik," tuturnya. c63
(www.republika.co.id)

Empat Calon Bupati Unjuk Kekuatan

CIBINONG - Gong memperebutkan kursi bupati dan wakil bupati Bogor (F1-F2) dimulai. Empat pasangan calon masing-masing Rachmat Yasin-Karyawan Faturrahman (Rahman), Fitri Putra Nugraha alias Nungki-Endang Kosasih (Nu Sae), Iyus Djuher-Rusdi AS (Jurus) dan Maman Daning-Nurdin (An-Nur) unjuk kekuatan saat mendaftar ke KPU Kabupaten Bogor, kemarin. Satu pasangan yakni Sunmandjaya-Ace Supeli (SAE) tak jadi datang dan baru akan mendaftar hari ini.

Rachmat Yasin-Karyawan Faturrahman yang mengusung label “Rahman” adalah pasangan pertama yang mendaftar pukul 11:00 WIB. Kedatangan keduanya bernuansa Sunda. Rachmat dan Karyawan rupanya ingin menunjukkan karakter kerakyatannya. Mereka pergi mendaftar naik andong lengkap dengan pakaian adat Sunda serta iringan karawitan. Pasangan ini berangkat dari Kantor DPC PPP menyusuri Jalan Tegar Beriman, Jalan Dadi Kusmayadi kemudian menuju Kantor KPU yang berlokasi di depan Situ Cikaret. Sepanjang jalan, pasangan tersebut disambut rombongan anak sekolah yang membawa bendera Rahman.

“Ini sejarah bagi kami sebagai pendaftar pertama dan semoga sejarah ini akan berulang sampai pelantikan nanti," ujar Rachmat usai menyerahkan berkas pendaftaran.
Ketua Tim Sukses Rahman Wawan Risdiawan mengatakan, konsep pendaftaran dengan memakai adat Sunda merupakan bukti kepedulian pasangan tersebut terhadap kebudayaan yang dimiliki Kabupaten Bogor. "Kondisi sekarang sangat memprihatinkan. Di saat kenaikan BBM, pasangan Rahman berupaya menghemat energi dengan naik andong," ujarnya.


Saat mendaftar, sambung Wawan, pasangan Rahman didukung PPP, PDIP, Partai Pelopor, Partai Sarikat Islam, Partai Patriot Pancasila dan PNBK. Selain itu, didukung pula 72 lembaga masyarakat dan lembaga olahraga.
Setelah pasangan Rahman, selanjutnya Iyus Djuher-Rusdi AS (Jurus) yang mendaftar. Kedatangannya sekitar pukul 12:00 WIB itu tak seramai Rahman. Jurus tampak biasa saja dan hanya dikawal 10 mobil pribadi, sejak start dari Kantor DPC Demokrat.

Tim Koordinator Bagian Pembinaan dan Penggalangan Ebing S Darsah mengklaim, Jurus optimis memenangkan Pilbup Bogor lewat raihan suara 50 persen. "Dengan jaringan pendukung akar rumput yang kuat di 40 kecamatan dan 428 desa, kami yakin menang," tegas Ebing.

"Semua calon bupati Kabupaten Bogor yang maju bukanlah rival saya, melainkan rekan satu perjuangan untuk membangun Kabupaten Bogor," sambung Rusdi AS usai mendaftar.

Usai Jurus, giliran Maman Daning-Nurdin (An-Nur) yang mendatangi KPU. Kedatangan pasangan calon perseorangan ini menyedot perhatian wartawan dan warga. Sebab, An-Nur merupakan calon perseorangan pertama di Indonesia yang resmi mengikuti Pilkada 2008.

Pasangan ini datang sekitar pukul 13:30 WIB bersama ratusan pendukungnya. “Saya yakin kami bisa meraih 45 persen suara. Jadi, tidak perlu dua putaran,” ujar Maman Daning usai pendaftaran.

Selanjutnya pasangan calon bupati dari Partai Golkar Nungki-Endang Kosasih (Nu Sae) yang mendaftar pukul 16:00 WIB. Dengan menggunakan vespa yang diiringi ratusan pengendara motor lainnya, Nu Sae berangkat dari Pendopo Bupati Bogor menuju KPU. Di perjalanan, Nungki-Endang mendapat sambutan meriah dari warga.

Nungki mengaku sengaja mengendarai vespa ke KPU untuk mengenang masa kecilnya bersama sang Bupati Bogor Agus Utara Effendi. Selain itu, juga untuk menunjukkan bahwa Nu Sae tetap sederhana alias tampil apa adanya.
Menurut Nungki, Nu Sae diusung Partai Golkar dan partai pendukung seperti Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Bintang Reformasi (PBR), Partai Nasional Indonesia (PNI) Marhaen dan PDK yang masuk dalam proses negosiasi.

Keempat pasangan calon bupati Bogor kemarin diterima langsung Ketua KPUD Kabupaten Bogor Aan Hanafiah serta anggota KPU Saeful Alam Elbarnas, Romli Eko Wahyudi, Fauzi, Heryanto Surbakti dan Sekretaris KPU Nuradi.

"Setelah mendaftar, kesehatan para calon akan diperiksa di RSD Cibinong Rabu (11/6) dan di RS FMC Sukaraja Kamis (12/6)," ujar Aan.

Setelah pemeriksaan kesehatan selesai, sesuai ketentuan, setiap calon bupati wajib memberitahukan daftar kekayaannya ke KPU. Selanjutnya akan diverikasi, lalu diumumkan ke publik pada 24 Juni mendatang.
(Radar-Bogor.com)

Minggu, Juni 08, 2008

PDIP-PPP Usung Kader NU dalam Pilbup Bogor

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mendukung H Rachmat Yasin MM untuk maju dalam Pemilihan Bupati (Pilbup) Bogor 2008-2013, yang akan berlangsung 24 Agustus 2008 mendatang.

Rachmat dipasangkan dengan Karyawan Faturrahman sebagai calon Wakil Bupati. Selain diusung PPP dan PDIP, pasngan Rachmat-Karyawan juga mendapatkan dukungan dari delapan partai non-parlemen.

Pada Sabtu (7/6) dilakukan Tasyakuran Deklarasi pasangan Rahmat Yasin-Karyawan Faturrahman (RAHMAN), yang bertempat di gedung Tegar Beriman, komplek perkantoran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Cibinong. Kegiatan ini diikuti 3 ribu massa yang berasal dari partai 10 partai pendukung dan mayoritas ormas besar di Kabupaten Bogor, seperti yang dilaporkan Kontributor NU Online, Ahmad Fahir.

Rachmat Yasin saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor. Selain itu, ia juga tercatat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DCP) PPP Kabupaten Bogor. Sedangkan Karyawan yang digandengnya sebagai cawabup saat ini tercatat sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor dan Ketua DPC PDIP Kabupaten Bogor.

Pendaftaran Pemilihan Bupati Bogor dibuka mulai 4 hingga 10 Juni. Selain Rahmat-Karuawan, dua pasangan lain telah mendeklarasikan diri, yakni Iyus Djuher-Rusdi AS yang didukung koalisi Partai Demokrat, PKB, PPNUI, PKPI, dan PKPB, dan Maman Daning-Muhamad Nurdin sebagai calon independen. Diperkirakan, Pilbup Bogor akan diramaikan oleh lima pasangan kontestan. Dua pasangan lagi berasal dari Partai Golkar dan PKS yang masing-masing akan mengajukan kadernya sebagai cabup.

“Saya memiliki tekad untuk mewujudkan akselarasi pembangunan di Kabupaten Bogor. Meski dekat dari Jakarta, dalam banyak hal Bogor relatif masih tertinggal. Karena itu, ke depan pembangunan harus dilakukan secara terpadu, dengan melibatkan daerah sekitarnya. Terutama Jakarta sebagai ibukota Negara, perlu bahu membahu dengan Bogor,” kata Rachmat.

Saat masih muda, Rachmat menghabiskan sebagian besar waktunya di lingkungan sayap organisasi kader Nahdlatul Ulama (NU). Antara lain ia pernah aktif di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Saat ini ia juga tercatat sebagai Dewan Pembina Ikatan Alumni PMII (IKA-PMII) Bogor.

Sebagai satu-satunya kader NU yang maju dalam Pilbup Bogor, Rachmat menyampaikan, dirinya ingin memberikan sesuatu yang konkret bagi pemberdayaan Nahdliyyin di Bogor, jika kelak terpilih sebagai Bupati. Katanya, keberadaan pesantren-pesantren milik warga NU masih marjinal.

Hal itu, terang dia, karena lemahnya dukungan pemerintah daerah. Keberadaan pesantren belum dianggap sebagai lembaga sosial yang punya peran besar dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat. Karenanya ia akan mengarahkan programnya pada revitalalisasi pesantren, agar pesantren dan warga NU pada umumnya dapat mengejar ketertinggalan dan menyejajarkan diri dengan komunitas lain.

Dengan program yang ditawarkan dan mengalirnya dukungan dari partai-partai, ormas keagamaan hingga lembaga swadaya masyarakat (LSM), Rachmat optimis dapat memenangkan Pilkada Bogor. “Kami sudah menyiapkan keikutsertaan dalam pilkada sejak empat tahun silam. Jadi kami optimis menang,” katanya.
(http://wawan_kusnun.blogs.friendster.com/my_blog/2008/06/pdipppp_usung_k.html)

PDI-P Telah Atur Langkah & Strategi Untuk Memenangkan Setiap Pilkada

BOGOR - Kekalahan 8 calon Kepala Daerah yang diusung oleh PDI-P pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Jawa Barat kemarin, seperti di Depok, Kab-Sukabumi, Kab-Cianjur, Kab-Bekasi dan beberapa kabupaten lainnya di Jawa Barat telah menjadi sebuah pengalaman berharga bagi PDI-P sekarang ini didalam menghadapi Pilkada Kabupaten Bogor mendatang. Dari pengalaman tersebut, PDI-P telah mengevaluasi dan akan mengatur langkah berikutnya agar calon Kepala Daerah yang diusung oleh PDI-P mendatang tidak akan mengalami kekalahan lagi. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor dari Fraksi PDI-P, Karyawan Faturahman, Jumat (8/6) usai talk show di radio Megaswara.

Menurutnya,langkah dan strategi yang akan dilakukan oleh PDI-P ini merupakan jalan bagi PDI-P untuk memenangkan setiap calon Kepala Daerah yang diusungnya. Ini semua setelah melalui pengalaman pahit yang terjadi beberapa tahun silam pada calon Kepala Daerah di Pilkada tingkat Jawa Barat. "Untuk itulah PDI-P akan melakukan konsolidasi internal terlebih dahulu kepada setiap pengurus anak cabang ditingkap Kecamatan dan pengurus ranting ditingkat desa. Jadi sejuah ini PDI-P belum memasarkan ataupun membuat spanduk calon kuatnya, karena harus melakukan konsolidasi internal dahulu," ujarnya pada bogorOnline.

Dikatakan Karyawan, hal ini dilakukan agar pengurus ranting atau anak cabang memiliki informasi yang akurat terhadap calonnya, maka ranting atau anak cabang tersebut akan dijadikan agen untuk memasarkan calon tersebut kepada setiap masyarakat diwilayahnya. "Karena berdasarkan pengamatan dan pemantaun PDI-P dilapangan, kekalahan tersebut terletak pada aparat PDI-P yang belum siap menjadi agen untuk memasarkan calon kuatnya. Oleh karena itulah, PDI-P akan lebih mempersiapkan aparatnya untuk menjadi agen-agen yang handal dan bisa diandalkan," katanya.

Lebih lanjut dirinya mengungkapkan, dalam komitmen politik PDI-P para agen yang berasal dari anak cabang dan ranting ini adalah pejuang yang akan membela rakyat sesuai yang dinginkan oleh rakyat itu sendiri. "Bagi saya para anak cabang dan ranting ini adalah agen perubahan yang diinginkan oleh masyarakat. Jadi segala aspirasi dan persoalan didalam masyarakat akan dikumpulkan, yang kemudian akan diakomodir oleh para agen-agen tersebut. Makanya para agen dianggap sebagai pejuang," ungkapnya.
(Bogoronline.com)

PPP-PDIP Bersatu Guna Menangkan Pilkada Bogor




Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan PDI Perjuangan menggelar acara tasyakuran sekaligus pengukuhan pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati (Cabup-Cawabup) yang diusungnya dalam Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada 2008, yakni Rachmat Yasin dan Karyawan Faturrahman (Rahman), Sabtu (7/6). Kedua parpol besar tersebut meyakini pasangan ini merupakan yang terbaik dari semua kandidat peserta Pilkada, sehingga diprediksi bisa meraup 50 persen dari total 2,6 juta pemilih.

Menurut Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Rudi Harsya Tanaya mengatakan, PDIP dan PPP yang masing-masing mempunyai 8 kursi di DPRD Kabupaten Bogor sudah memiliki modal suara dari kadernya yang diestimasi lebih dari 500 ribu orang. Dengan demikian, pasangan Rahman kini tinggal bekerja keras merebut simpati masyarakat calon pemilih non partai, terutama warga penghuni komplek perumahan menengah di wilayah Timur Kabupaten seperti Gunung Putri, Cileungsi, Citeureup dan Babakan Madang atau Sentul.

Menurut Wakil Ketua DPRD Jawa Barat ini, PDIP menilai Rachmat Yasin adalah sosok calon pemimpin yang memiliki visi, wawasan yang luas dan konsep pembangunan yang terarah jika kelak memimpin. “Sehingga DPP PDIP tak ragu mengusungnya sebagai Cabup meskipun ia adalah kader PPP. Kami yakin, bersama kader terbaik kami (Karyawan), pasangan Rahman akan menjadi pemenang Pilkada. Kami tidak asal pilih, pasangan ini dimajukan setelah dikaji dan mempertimbangkan berbagai aspek” ujarnya.

Acara pengukuhan pasangan Rahman tersebut berlangsung meriah dan lancar. Selain dihadiri oleh pengurus pusat dan provinsi kedua parpol, lima belas ribu massa pendukung Rahman juga memadati sekitar areal kegiatan. Terlihat pula ratusan ulama, pimpinan pondok pesantren dan belasan anggota Fraksi PPP dan PDIP di DPRD. “Dengan melihan antusiasme masyarakat yang datang ke acara pengukuhan ini, kami semakin optimis melangkah ke Pilkada,” tandas Wakil Sekretaris DPC PDIP Wawan Risdiawan.

Sementara ketika ditanya wartawan, Rahcmat dan Karyawan mengaku tidak mau memberikan janji-janji atau sekedar beretorika. “Kami akan melakukan perubahan di berbagai bidang, khususnya membenahi mental aparatur birokrasi, membuat kebijakan yang dapat meningkatkan investasi dan melakukan revitalisasi di bidang pertanian. Tapi program kami ini akan sia-sia jika kami tidak terpilih. Maka itu, jika ingin ada perubahan pilihlah Rahman,” ucap Rahmat bersemangat.

Di lain pihak, pengamat politik pada Lembaga Kajian Otonomi Daerah (LKOD) Freddy PHP mengatakan berduetnya dua pentolan parpol besar tidak lantas menjadi jaminan dapat memenangi Pilkada. Sebab belum tentu konstituen yang pada Pemilu 2004 lalu memilih dua parpol ini bakal memilih pasangan Rahman. “Tidak ada kesetiaan atau loyalitas dalam politik, demikian pula dengan rakyat pemilih, belum tentu pasangan yang diusung parpol pilihan mereka mengena di hati,” katanya.

Meski demikian, Freddy mengakui kombinasi Rachmat dan Karyawan merupakan duet yang cukup ideal walau keduanya berlatarbelakang politisi. Menurutnya lagi, meski Rachmat seorang politikus, tetapi dia cukup menguasai dan memahami manajemen pemerintahan, apalagi di bidang pengelolaan keuangan daerah karena ia pernah menjadi Ketua Panitia Anggaran DPRD selama 8 tahun lebih. Sedang sosok Karyawan, walau ia kurang populer, tetapi ia adalah sosok yang tegas, disiplin dan berkarakter,” pungkasnya.
(www.bogoronline.com)

Rabu, Juni 04, 2008

Jadwal tahapan PILKADA Bupati Bogor 2008

JADWAL TAHAPAN PILKADA BUPATI BOGOR 2008
 

1. PENDAFTARAN PEMILIH
  * Pemutakhiran Daftar Pemilih 5 Mei – 9 Juni 2008
  * Penetapan Jumlah Pemilih Terdaftar 16 – 18 Juni 2008
  * Pengesahan Daftar Pemilih Tetap (DPT) 29 Juni – 1 Juli 2008

2. PENCALONAN BUPATI & WAKIL BUPATI BOGOR
  * Pendaftaran Pasangan Calon 4 – 10 Juni 2008
  * Penetapan Pasangan Calon 26 – 28 Juli 2008

3. KAMPANYE 
  * Masa Kampanye 6 – 20 Agustus 2008
  * Debat Publik 20 Agustus 2008
  * Masa Tenang 21 – 23 Agustus 2008

4. PEMUNGUTAN & PENGHITUNGAN SUARA
  * Pemungutan Suara 24 Agustus 2008
  * Penghitungan Suara 24 - 30 Agustus 2008
  * Penetapan Hasil Penghitungan Suara 28 – 30 Agustus 2008

5. PELANTIKAN BUPATI & WAKIL BUPATI BOGOR
  * Pelantikan Bupati & Wakil Bupati Bogor 6 Oktober 2008

Selasa, Juni 03, 2008

Artis-Artis Antre Ikut Ajang Pilkada

JAKARTA - Kesuksesan artis Rano Karno menjabat wakil bupati Tangerang dan Dede Yusuf menjabat wakil gubernur Jawa Barat, seperti membuat artis lainnya tergiur untuk merasakan enaknya menjadi pejabat.

Bagaimana tidak, sejumlah artis yang sebelumnya belum pernah sama sekali berkiprah di dunia politik ?berani' mencalonkan mencalonkan diri sebagai calon pejabat pada sejumlah pilkada.

Sebut saja artis dangdut Syaiful Jamil. Mantan suami Dewai persik ini digadang-gadang PPP sebagai calon wakil walikota Serang. Begitu juga dengan suami artis Nia Daniati, Farhat Abbas. Pria ini malah ?nekat' maju lewat jalur independen sebagai wakil walikota Bandung.

Dalam catatan okezone, sejumlah artis yang akan mencalonkan diri dalam pilkada adalah Rieke Oneng Dyah Pitaloka, Yati Octavia, Sophia Latjuba, dan lain-lain.

Farhat Abas mengaku, langkahnya di pilkada Bandung tidak mengikuti tren artis jadi pejabat. "Politik memang bagian dari impian saya. Sejak kecil saya bermimpi jadi presiden jadi nggak benar kalau dibilang mengikuti tren," jelasnya kepada okezone, beberapa waktu lalu.

Dalam pilkada-pilkada di beberapa daerah, terbukti pejabat atau politisi yang berpengalaman mampu dikalahkan oleh artis yang mungkin belum punya banyak pengalaman dalam dunia politik.

Lihat saja Dede Yusuf, pria yang terkenal sejak membintangi "Catatan si Boy" ini berhasil mengalahkan tokoh-tokoh mumpuni seperti Agum Gumelar dan Dani Setiawan. Padahal dia baru benar-benar terjun ke politik setelah menjadi anggota DPR sejak 2004 lalu.

Begitu juga dengan Rano Karno. Pria yang terkenal dari sinetron "si Doel Anak Sekolahan" ini, malah belum pernah memiliki pengalaman baik di eksekutif maupun di legislative. Doel baru terlihat berpolitik, setelah disebut-sebut sebagai cawagub dalam pilkada DKI. Namun sayang saat itu, dia tidak berhasil dapat tiket dari partai. Setelah dapat tiket dari PDIP di Tangerang, Doel melesat menang.

Tentu saja yang diandalkan kedua artis ini adalah popularitasnya. Makanya, keduanya dicalonkan sebagai wakil bukan sebagai calob gubernur atau bupati. Diduga, keduanya dipasang untuk mendongkrak pasangannya.

Meski begitu, artis dan popularitas tidak selamanya menjadi jaminan menang dalam pilkada. Seperti Marissa Haque pada pilkada Banten. Siapa yang tak kenal dengan Marissa, ditambah lagi dengan suaminya, Ikang Fawzi yang notabene seorang rocker. Tapi tetap saja, anggota DPR dari FPDIP ini tak mampu mengalahkan sang incumbent, Ratu Atut.

Artinya, dalam perpolitikan pilkada masih banyak kemungkinan-kemungkinan. Bisa saja memang, tapi bisa juga kalah. Tergantung masyarakatnya, mau memilih artis atau tidak. Mudah-mudahan artis yang berhasil menang di pilkada adalah memang yang terbaik, bukan hanya sekedar terkenal saja.
(news.okezone.com)

Senin, Juni 02, 2008

Pidato Megawati - Nilai Falsafah Pancasila Telah Terlupakan

JAKARTA - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri Pancasila mengkritik masyarakat dan pemerintah mulai melupakan Pancasila karena terlalu sibuk dengan permasalahan perekonomian Indonesia dan kenaikan harga BBM.

Ia juga mengecam kebijakan pemberian BLT oleh pemerintah yang membuat mental warga bangsa menjadi pengemis. Demikian isi pidato Megawati dalam sambutan di hadapan lebih dari 100 ribu kader PDIP se-Jabotabek pada acara Gerak Jalan Gebyar Pancasila di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Selatan, Minggu (1/6).

Menurut Megawati, pemerintah saat ini terlalu sibuk memikirkan masalah ekonomi akibat melonjaknya harga minyak dunia sehingga berdamapak pada minusnya anggaran. Sebagai akibatnya, ungkap dia, pemerintah mengambil jalan pintas dengan menaikkan harga BBM dan yang terkena imbahnya hanyalah rakyat miskin.

“Semakin banyak warga bangsa yang menjadi miskin dan kemiskinana ini yang harus kita lawan,” tukasnya.

Megawati melihat kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat kecil ini menunjukkan mulai hilangnya pemahaman terhadap falsafah bangsa Pancasila. Padahal, tegasnya, pancasila yang lahir 1 Juni 1945 dua bulan sebelum proklamasi merupakan falsafah yang mepemersatukan bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan.

"Tanpa Pancasila kita bukan apa-apa. Tapi pemerintah sekarang mulai melupakan Pancasila. Mudah menyerah. Sedikit-sedikit minta bantuan asing. Akibatnya BBM ikut dinaikkan. Bahan pangan tidak terjangkau bagi rakyat," sesal Megawati dalam perayaan hari lahir Pancasila itu.

Ia menegaskan intisari dari pancasila adalah sikap gotong royong. Karena itu, ia yakin sebenaranya lewat prinsip gotong royong ini rakyat dapat bangkit di tengah keterpurukan ekonomi akibat kenaikan harga BBM saat ini. "Asal pemerintahnya berpihak kepada rakyat. Jangan ngomong secara kecap," kritiknya terhadap pemerintahan SBY-JK saat ini.

Selain itu, Megawati mengkritik pedas kebijkan pemerintah memberikan BLT sebagai kompensasi dana subsidi BBM kepada rakyat kecil. Menurutnya, pemberian BLT ini tidak dapat menggantikan dampak kerugian ekonomi yang dirasakan masyarakat miskin akibat kenaikan BBM. Pemberian BLT ini, tandasnya, hanya merusak moral warga bangsa Indonesia untuk menjadikan bangsa pengemis.

"Saya tak setuju dengan BLT. Itu hanya memiskinkan rakyat, membuat rakyat jadi peminta-minta. Sampai kapan pemerintah kuat memberi BLT? Rakyat perlu diberi pancing bukan ikannya!" kritik Mega.
(mediaindonesia.com)

120 Ribu Simpatisan PDI-Perjuangan Ikut Jalan Sehat

Jakarta - Sekitar 120 ribu kader dan simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mengikuti acara jalan sehat bersama Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Acara jalan santai ini dalam rangka Gebyar Pancasila 1 Juni dan memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional di Lapangan Monumen Nasional (Monas) Jakarta. Acara yang berlangsung sejak pukul 07.00 WIB ini diisi dengan jalan santai yang dipimpin langsung Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Selain itu, acara juga akan diisi dengan pelepasan burung dara dan 2.500 balon.
Jalan santai ini menggunakan rute Lapangan Monas menuju Bundaran Hotel Indonesia dan kembali lagi ke Monas.

Ribuan kader yang saat ini telah berkumpul sedang membuat barisan yang nantinya ikut jalan santai menuju bundaran Hotel Indonesia. Sesampainya di Hotel Indonesia, para peserta jalan sehat putar balik ke Monas lagi sambil memasukkan kupon untuk mendapatkan door prize (hadiah), di antaranya tiga unit mobil.

Tampak dalam barisan jalan santai, mantan Presiden Megawati mengenakan topi dan kaos merah didampingi suaminya, Taufik Kiemas. Tampak juga Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan Pramono Anung.

Ribuan warga PDI-P mengenakan seragam merah melakukan jalan santai diiringi barikade bendera merah putih dari Universitas Bung Karno dan kelompok marching band. dan seusai melakukan jalan santai, Megawati akan memberikan pidato. Turut meramaikan acara ini, Wakil Walikota Tangerang Rano Karno, artis Rieke Dyah Pitaloka, Mi'ing, Eko Patrio, Indi Barens, Serieus dan Raja Band.