Senin, Juli 23, 2012

Profil Jokowi di situs World Mayor banjir testimoni

Profil Joko Widodo, Wali Kota Surakarta dan Calon Gubernur DKI Jakarta serta salah satu nominasi wali kota terbaik sejagat di situs www.worldmayor.com mulai dibanjiri para pemilih. Hal itu terlihat dari sekitar 30 testimoni dibuat oleh para pendukungnya.

Rata-rata para pemilih Jokowi sapaan akrab Joko Widodo, menuliskan komentar dalam bahasa Inggris. Hanya satu orang menuliskannya dalam bahasa Indonesia, yakni Jokondho asal Surakarta, seperti dilansir dari situs www.worldmayor.com, Minggu (22/7).

Komentar terpanjang ditulis oleh Agus S. Dia memaparkan beberapa keberhasilan Jokowi dalam membangun Kota Solo. Dia menyinggung mengenai prestasi lulusan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada tentang efisiensi birokrasi, utamanya dalam hal pengurusan administrasi warga ditingkat kelurahan hingga kecamatan.

Sementara itu, seseorang bernama Lita menulis komentar menyanjung sikap Jokowi tidak pernah mengambil honornya sebagai wali kota selama lima tahun. Hal itu terjadi lantaran dia mendapatkan penghasilan lebih dari cukup dari usaha furniturnya. Selain itu dia menuliskan Jokowi adalah sosok sederhana, bersahaja, serta bebas dari tindak korupsi.

Beberapa komentar lainnya umumnya sama yakni memuji keberhasilan Jokowi mengubah Kota Bengawan menjadi lebih bersih dan baik. Selain itu dia juga dianggap sukses dalam mempromosikan Solo lewat jalur kebudayaan.

Batas akhir pemilihan walikota terbaik sejagat versi world mayor ditutup pada pertengahan Oktober tahun ini. Setelah itu pemenangnya bakal diumumkan awal Desember.

Saat ini terdapat 25 calon, termasuk Wali Kota Solo Joko Widodo, akrab disapa Jokowi, dan Wali Kota Tel Aviv, Israel, Ron Huldai. Semua kandidat berlomba-lomba menjadi pemimpin terbaik di mata warga mereka. Ini dilihat dari tingkat kepuasan penduduk atas kinerja wali kota dan kenyamanan layanan publik tersedia. Jika Anda pendukung Jokowi, maka jangan lupa sumbangkan suara serta komentar Anda ke situs www.worldmayor.com.

Sumber: Merdeka.com & jakartabaru.co

Senin, Juli 16, 2012

Ini Rahasia Kemenangan Jokowi-Ahok Meski Tanpa Politik Pencitraan

Di balik pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang bertarung pada putaran pertama Pilkada DKI Jakarta terdapat banyak konsultan politik yang bergerak. Mereka berperan menganalisis dan memberikan rekomendasi tentang strategi politik apa yang harus dilakukan para kandidat. Mereka pula yang memoles citra para kandidat itu dengan segala media sosialisasi dan program yang disiapkan.

Namun, politik pencitraan itu justru nyaris bukan menjadi salah satu pekerjaan utama konsultan politik dalam mengerjakan kampanye Jokowi-Ahok. Hal ini diungkapkan Direktur Eksekutif Cyrus Network, Hasan Nasbi, Jumat (13/7/2012), saat dihubungi wartawan. Adapun, Cyrus Network merupakan salah satu konsultan politik yang dipakai oleh Jokowi-Ahok.

"Jokowi-Ahok itu prinsipnya adalah barang bagus. Barang bagus itu lebih mudah dijual," ungkap Hasan. Hasan mengatakan, kekuatan utama kampanye Jokowi-Ahok ada pada sosok keduanya. Sisanya, baru adu strategi politik. "Tetapi, kalau strateginya sama canggih, tetapi kualitas barangnya lebih baik, maka barang yang lebih baik itu yang akan disukai," ucap Hasan beranalogi.

Dia melanjutkan, ada beberapa indikator yang membuat sosok keduanya disebut memiliki kualitas mumpuni. Pertama, Jokowi-Ahok dikenal memiliki track record memimpin daerahnya masing-masing yang baik. Jokowi merupakan Walikota Solo, sementara Ahok pernah menjabat sebagai Bupati Belitung Timur. Kedua, Jokowi-Ahok, diakui Hasan memiliki jejak yang bersih sebagai birokrat dan politisi. Mereka tidak pernah terlibat kasus apa pun.

"Keduanya juga punya terobosan. Sulit mencari pemimpin yang bersih tapi punya terobosan juga, ini langka," katanya.

Oleh karena itu, dengan sosok Jokowi-Ahok yang unik itu, Hasan mengatakan pihaknya tidak terlalu sulit membuat citra bagi keduanya. "Politik pencitraan itu bahkan sama sekali tidak ada. Karena mereka tampil apa adanya. Jokowi yang suka garuk-garuk kepala, Jokowi yang ketawa kalau tidak bisa menjawab, yah memang apa adanya mereka begitu," imbuh Hasan.

Jokowi-Ahok juga memiliki naluri tersendiri untuk dekat dengan rakyat. Sehingga, hipotesa awal yang menyebutkan bahwa keduanya akan sulit menembus masyarakat kelas bawah yang dikuasai Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli justru terbantahkan.

"Jokowi itu dari awalnya memang nggak ada potongan jadi pejabat. Orang melihat dia sama seperti rakyat biasa. Dia lebih suka makan warteg dari pada restoran, lebih suka naik ojek saat macet ya memang demikian adanya. Kami tidak membuat-buat citra itu," papar Hasan.

Selain itu, Hasan mengaku pihaknya juga merasa terbantu dengan adanya momentum di mana masyarakat sudah mulai muak dan antipati dengan Pilkada DKI yang tidak menawarkan perubahan.

"Tiba-tiba muncul nama Jokowi, masyarakat melihat ada perubahan itu. Kami terbantu dengan momentum frustasi masyarakat yang sedemikian kuatnya menghendaki perubahan," imbuhnya.

Alhasil, Jokowi-Ahok pun berhasil menyodok posisi teratas peroleh suara, mengalahkan calon petahana Fauzi Bowo yang berduet dengan Nachrowi Ramli. Hasan menganggap bahwa seharusnya Jokowi-Ahok bisa menang satu putaran. Hal ini berdasarkan survei yang dilakukan pihaknya pada awal Juli 2012. Namun, pencapaian peringkat teratas ini, diakui Hasan, tetap harus disyukuri.

"Jokowi-Ahok baru muncul 4 bulan yang lalu tapi bisa langsung bisa mendapat hasil ini, memang terbilang memuaskan," pungkas Hasan.

Berdasarkan hasil hitung cepat Litbang Kompas, Pilkada DKI Jakarta dipastikan akan berlangsung dua putaran karena tidak ada calon yang berhasil meraih 50 persen+1 suara. Pada putaran pertama, dua pasangan calon yang lolos ke putaran berikutnya yakni Jokowi-Ahok dengan 42,59 persen suara dan Foke-Nara 34,32 persen suara. Perolehan suara selanjutnya diikuti Hidayat-Didik dengan 11,4 persen, Faisal-Biem 5,07 persen, Alex-Nono 4,74 persen, dan Hendardji-Riza 1,88 persen. [Sabrina Asril, Pepih Nugraha]

Sumber: Kompas.com & jakartabaru.co

Rabu, Juli 11, 2012

Hitung Cepat LSI: Jokowi 43,06 Persen, Foke 34,14 Persen

Proses hitung cepat Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) DKI Jakarta, Rabu (11/7/2012), masih terus berlangsung. Berdasarkan data sementara Lingkaran Survei Indonesia (LSI), pasangan Jokowi-Ahok menempati urutan pertama peraihan suara diikuti pasangan Foke-Nara di posisi kedua.

Berikut perinciannya:
Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli: 34,14 persen
Hendardji Soepandji-Riza Patria: 1,82 persen
Joko Widodo-Basuki T Purnama: 43,06 persen
Hidayat Nurwahid-Didik J. Rahbini: 11,76 persen
Faisal Basri-Biem Benjamin: 4,84 persen
Alex Noerdin-Nono Sampono: 4,38 persen.

Hasil terdebut didapat dari sampel 95,71 persen Tempat Pemungutan Suara (TPS) di seluruh wilayah di Jakarta dengan jumlah keterpilihan 63 persen. Sementara sampling of erornya mencapai 1 persen.

Hasil hitung cepat yang dilakukan Litbang Harian Kompas pun tidak jauh berbeda.
Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli: 34,39 persen
Hendardji Soepandji-Riza Patria: 1,88 persen
Joko Widodo-Basuki T Purnama: 42,58 persen
Hidayat Nurwahid-Didik J. Rahbini: 11,38 persen
Faisal Basri-Biem Benjamin: 5,05 persen
Alex Noerdin-Nono Sampono: 4,72 persen.

Meski penghitungan resmi KPUD Jakarta baru akan disampaikan pekan depan, namun bisa dipastikan Pilkada DKI Jakarta akan berlangsung dua putaran. Pasangan Jokowi-Basuki akan berhadapan dengan Fauzi-Nachrowi.
(http://megapolitan.kompas.com/read/2012/07/11/17043754/Hitung.Cepat.LSI.Jokowi.43.06.Persen.Foke.34.14.Persen)

LSI: Jokowi-Ahok Menangi Pilkada Putaran Pertama

Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil perhitungan cepat (quick count) terakhir hasil pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta. Untuk sementara, hasil menunjukkan bahwa pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Jokowi-Ahok akan memenangi pilkada putaran pertama. Hasil itu didapat dari 410 tempat pemungutan suara (TPS) yang dijadikan sampel di seluruh Jakarta.

Hingga pukul 16.49, data yang terkumpul mencapai 98,54 persen. Dari hasil survei itu, Jokowi-Ahok mengungguli dengan 42,76 persen. Peringkat kedua yakni Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dengan 33,9 persen. Peringkat selanjutnya yakni Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini 11,9 persen, Faisal Basri-Biem Benyamin 4,94 persen, Alex Noerdin-Nono Sampon 4,74 persen, dan Hendardji Soepandji-Riza Patri 2,06 persen.

"Dari hasil ini dipastikan pemilu akan berlangsung dua putaran. Karena berdasarkan Undang-undang tentang Pemerintah DKI Jakarta sebagai lex specialis, calon yang bisa satu putaran harus 50 persen plus 1," ungkap Direktur Eksekutif Komunikasi LSI, Burhanudin Muhtadi, Rabu (11/7/2012) dalam jumpa pers di kantor LSI, Jakarta Pusat.

Dari hasil itu, Burhanudin memprediksi Jokowi-Ahok akan memenangi Pilkada putaran pertama. Meski data belum sepenuhnya terkumpul, Burhan menuturkan bahwa data baru tidak akan merubah hasil secara signifikan.

"Sisanya tidak akan merubah komposisi suara buat pasangan yang ada. Jokowi-Ahok tetap akan unggul," ujarnya.

Adapun, hitung cepat yang dilakukan LSI ini berdasarkan data dari 410 TPS yang masuk dalam sampel. Pemilihan smapel dilakukan dengan teknik stratified cluster random sampling dengan melibatkan 500 orang relawan dari IPB dan UIN Syarif Hidayatyullah. Margin of error hasil perhitungan cepat ini yakni +/- 1 persen.
(http://megapolitan.kompas.com/read/2012/07/11/17215468/LSI.Jokowi-Ahok.Menangi.Pilkada.Putaran.Pertama)

Selasa, Juni 26, 2012

Sindiran Jokowi Bikin Foke 'Mati Kutu'

Lewat paparan visi dan misinya, calon Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo membuat Cagub DKI lainnya, Fauzi Bowo mati kutu. Pasalnya, saat memaparkannya di ruang sidang paripurna DPRD DKI, Ahad (24/6) kemarin, Jokwi dan pasangnya, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok menyindir sejumlah kebijakan yang dilakukan Pemerintah Daerah DKI Jakarta era kepemimpinan Foke.

Pasangan yang dijagokan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Gerindra ini mengusung visi misi berjudul 'Jakarta Baru, Kota yang Modern dan Tertata Rapi' pada Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2012. Dalam pidato penyampian visi dan misi, Jokowi mengunakaan slide show mengkritisi kinerja Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Fauzi Bowo.

Jokowi mencontohkan proyek Banjir Kanal Timur (BKT) yang mampu mengurangi banjir di Jakarta, dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan bukan Pemprov DKI. "Proyek KBT menggunakan alokasi dana APBN Kementerian Pekerjaan Umum, bukan APBD DKI. Namun, hasil kerjanya diklaim oleh Pemprov DKI," sindir Jokowi yang disambut gelak tawa dan tepuk tangan para pendukungnya.

Jokowi menuturkan, bila dirinya dan Ahok dipercaya memimpin Jakarta pihaknya telah menyiapkan serangkaian program penanganan kemacetan di Ibukota. "Pembangunan MRT harus dipercepat. Ini sudah lima tahun, MRT baru akan (dibangun). Serta proyek monorel yang sempat terhenti beberapa waktu akan dilanjutkan untuk diselesaikan," tuturnya.

Ditegaskan Wali Kota Solo itu, pihaknya juga akan menambah kapasitas umum Bus Transjakarta sebanyak seribu unit. Serta peremajaan metromini dan kopaja yang tidak memberatkan pengusaha angkutan umum. "Kami juga mempersiapkan program Jabodetabek Transportation Authority. Untuk membenahi masalah kemacetan di Jakarta, juga harus membina hubungan dengan pemerintah pusat," jelasnya.

Sentilan Jokowi berlanjut lantaran selama lima kepemimpinan Foke, hanya satu koridor baru busway yang bisa ditambahkan. "Padahal dari 2002-2007, sudah ada 10 koridor baru," cetusnya disambut tawa para hadirin sementara reaksi tersenyum simpul pun terlihat dari bibir Fauzi Bowo dari kejauhan.

Khusus pelayanan di bidang kesehatan dan pendidikan bagi warga miskin, Jokowi mengungkapkan, pihaknya akan memberlakukan dua kartu yakni Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar. "Kartu Sehat Jakarta ini bisa digunakan di rumah sakit negeri dan swasta. Semuanya dengan nama, alamat, dan foto," tutur Jokowi.

Jokowi menambahkan, percuma anggaran besar?digelontorkan apabila masyarakat masih susah mengakses pendidikan murah di Ibukota. Masih banyak anak yang tidak sekolah di SMP dan SMA, dan banyak yang tidak bisa mengambil ijazah. "Di masa mendatang, dengan menunjukkan kartu tersebut, anak-anak miskin? yang saat ini tidak bisa sekolah dapat menikmati pendidikan gratis," tuntasnya.
(http://www.republika.co.id/)

Jumat, Februari 24, 2012

PDIP: Subsidi BBM untuk Rakyat harus ada

Semarang (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo, menyatakan bahwa subsidi bahan bakar minyak untuk rakyat harus ada menyusul rencana pemerintah melakukan pembatasan BBM bersubsidi di wilayah Jawa dan Bali mulai 1 April 2012.

"Perintah DPP kepada Fraksi PDI Perjuangan DPR RI harus memperjuangkan agar rakyat tetap mendapatkan subsidi BBM," kata Tjahjo yang juga wakil rakyat asal Daerah Pemilihan Jawa Tengah I kepada ANTARA, Jumat.

Sementara itu, dalam Penjelasan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2011 tentang APBN Tahun 2012, Pasal 7 Ayat (4): "Pengalokasian BBM bersubsidi secara tepat sasaran dilakukan melalui pembatasan konsumsi BBM jenis premium untuk kendaraan roda empat pribadi pada wilayah Jawa Bali sejak 1 April 2012."

Di dalam UU APBN 2012 itu juga disebutkan besarnya subsidi BBM jenis tertentu dan bahan bakar gas cair (liquefied petroleum gas/elpiji) tabung 3 kilogram pada tahun anggaran 2012 direncanakan sebesar Rp123.599.674.000.000,00 dengan volume BBM sebanyak 40.000.000 kiloliter.

Merespons isyarat pemerintah yang akan menaikkan harga BBM, Tjahjo Kumolo menegaskan, "Dengan kenaikan harga BBM tentu saja tidak menghapuskan subsidi untuk rakyat."

Di lain pihak, Tjahjo yang juga anggota Komisi I DPR RI mengakui bahwa harga minyak dunia memang tidak dapat dikendalikan, namun pemerintah memakai acuan tersebut.

"Hal yang bisa dilakukan adalah apa yang ada pada pengendalian kita. Misalnya, produksi minyak kita/Pertamina pada posisi hanya 30 persen kepemilikan Pertamina, padahal `oil` dunia 77 persen," katanya.

Oleh karena itu, kata Tjahjo, Pertamina harus dioptimalkan ke hulunya. Ia lantas mencontohkan pembangunan Kilang Minyak Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Pertamina Refinery Unit 4 Cilacap, di Lapangan Sepak Bola Lomanis, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

"Apa pun Pertamina harus melakukan efisiensi di semua lini, terutama di dalam `trading crude` dan BBM-nya. Dan, harus ada nasionalisasi. Hal ini pasti menganggu, namun pelan-pelan harus pasti dilaksanakan," demikian wakil rakyat asal Jateng itu. (id.berita.yahoo.com)

Selasa, Februari 21, 2012

DPC belum Tentu Pilih Aang

BOGOR-Penentuan siapa yang berhak mewakili PDIP dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2013, akan ditentukan April atau Mei mendatang. Namun, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kota Bogor belum akan mengalokasikan suaranya kepada enam bakal calon (balon) yang ada.

Berstatus balon, Aang Hamid Suganda datang ke Bogor pada Sabtu (18/2) lalu. Namun hal itu bukan berarti Kota Bogor sepakat memilih Bupati Kuningan itu sebagai calon gubernur mewakili PDIP. Faktor emosional pun belum tentu menjamin, Kota Bogor bakal memilih Aang. Aang memang pernah berkiprah di Kota Bogor sebagai Ketua Gapensi periode 1978 – 1984 dan pengurus KONI periode 1995 – 1999.

Seperti diketahui, DPD PDIP Jabar telah menetapkan enam orang balon yang akan maju dalam pilgub tahun depan. Mereka adalah anggota DPR RI Rieke Dyah Pitaloka, Wakil Ketua DPD PDIP Jawa Barat, Gatot Tjahjono, Bupati Cirebon Dedi Supardi, Bupati Subang nonaktif Eep Hidayat, Bupati Kuningan Aang Hamid Suganda dan Bupati Sumedang Don Murdono.

Namun, untuk menarik simpati seluruh kader, keenam balon diwajibkan melakukan roadshow ke 26 DPC kota/kabupaten se-Jabar. Sehingga terpilih siapa sosok yang pantas mewakili PDIP pada pilgub nanti.

Ketua DPC PDIP Kota Bogor, Untung W Maryono mengatakan, siapapun memiliki potensi untuk maju dalam pilgub nanti. Karena, masing-masing balon mempunyai kelebihan dan kekurangan.

“Semuanya sama kuat dan keenamnya sedang melakukan sosialisasi. Namun, keputusan tetap ada di DPP,” ujarnya kepada Radar Bogor beberapa waktu lalu.

Menurutnya, rekomendasi dari pusat sangat diperlukan agar calon gubernur nantinya mengantongi restu untuk maju dalam pilgub. “Akan tetapi, mekanisme tetap ada pada DPP. Karena yang menentukannya harus dari atas,” imbuhnya.

Pria yang menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Bogor ini menilai, kunjungan Aang ke Kota Bogor bukan berarti pihaknya menyatakan mendukung sepenuhnya sosok mantan manajer klub Persija Jakarta itu. Akan tetapi, lebih kepada pengenalan visi dan misi dia sebagai salah satu balon.

“Karena dia adalah tamu, sebagai tuan rumah kita harus menyambutnya dengan baik. Siapa pun itu balon yang datang ke sini harus dijamu dengan sebaik mungkin tanpa membeda-bedakannya. Nanti jika telah direkomendasikan DPP, baru akan kita dukung,” bebernya.

Terpisah, Ketua DPD PDIP Jabar, Rudi Harsa Tanaya menjelaskan, keenam balon yang terpilih merupakan kader terbaik partai. Dan itu harus didukung oleh seluruh kader.

Menurutnya, mereka mempunyai kesempatan yang sama untuk maju. Maka itu, keenam nama tersebut harus mengikuti mekanisme survei, baik popularitas dan elektabilitas. “Kami Lihat hasilnya nanti, karena yang memutuskan adalah DPP bukan oleh DPD lagi,” jelasnya.

Rudi menambahkan, setiap calon gubernur harus melakukan sosialisasi ke tiap DPC yang ada di Jawa Barat. Jadi, dia menjelaskan, tidak ada satu pun cabang yang mengklaim untuk mendukung bakal calon tertentu.

DPD PDIP Jabar mempunyai komitmen, siapa pun calon internal gubernur/wakil gubernur dari PDIP yang ditetapkan oleh DPP partai, maka semua kekuatan partai dengan menjaga soliditas akan mematuhi, menaati dengan bersungguh-sungguh untuk menang dalam pemilihan gubernur/wakil gubernur Jawa Barat.

Minggu, Februari 19, 2012

2.000 Dongdang Kembali Sesaki Tegar Beriman

CIBINONG–Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Pemkab Bogor kembali menggelar festival pawai dongdang di Lapangan Tegar Beriman, Sabtu (3/3) mendatang. Setidaknya 2.000 lebih dongdang dipastikan akan turut berpartisipasi pada kegiatan yang telah menjadi tradisi dan budaya di Kabupaten Bogor itu.

”Tahun ini, SKPD, pelajar, jajaran kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor, kecamatan, kelurahan dan PKK diminta mengirimkan paling sedikit dua grup peserta,” terang Kepala Diskominfo Kabupaten Bogor, H Tb Lutfhie Syam.

Ia menuturkan, spesifikasi dongdang yang akan ditampilkan oleh masing-masing peserta adalah, berukuran 120 x 80 cm dan dihiasi ornamen tradisional khas Jawa Barat atau bernuansa islami.

Dongdang juga harus berisi hasil pertanian masyarakat, seperti sayur-sayuran, buah-buahan dan makanan tradisional, disesuaikan dengan karakteristik daerah masing-masing.

”Dongdang diarak oleh 15 orang, terdiri atas pengusung dongdang empat orang, dan satu orang pembawa papan nama berukuran 90 x 20 cm,” paparnya.

Ia mengatakan, semua dongdang yang ditampilkan masing-masing peserta, diperlombakan untuk mendapatkan penilaian dari panitia. Kriteria penilaian meliputi, keindahan penataan, penampilan busana pembawa, atraksi pengiring dongdang serta keserasian pada saat berjalan.

Festival dongdang juga bakal dimeriahkan kehadiran Ustad Jefry Al-Buchori yang akan menyampaikan tausiah, diawali dengan pembacaan barzanzi dan ditutup dengan penampilan grup band Wali.

Oleh karena itu, ia berharap masyarakat Kabupaten Bogor dapat menyaksikan sekaligus turut menyemarakkan kegiatan bernuansa religi ini.

Senin, Februari 13, 2012

Balon Gubernur Mulai Bergerilya

CIBINONG–Mengaku didukung 14 DPC se-Jawa Barat, Dedi Supardi, salah satu bakal calon (balon) gubernur Jawa Barat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mulai bergerilya.

Bupati Cirebon ini berjanji akan menggratiskan dana sumbangan pendidikan. Dia juga berjanji menggratiskan pembangunan madrasah diniyah (MD) di seluruh daerah di Jawa Barat.

“Di Kabupaten Cirebon yang saat ini saya pimpin, sudah berjalan tiga tahun dan itu akan saya terapkan saat menjadi gubernur,” janjinya saat melakukan konsolidasi di Aula DPC PDIP Kabupaten Bogor, Sabtu (11/2),

Ketua DPD PDIP Jabar, Rudi Harsa Tanaya menjelaskan, sebagai kader PDIP, Dedi memiliki modal untuk maju menjadi gubernur Jabar. Selain menjadi kepala daerah selama dua periode dan satu kali menjadi wakil bupati, ia juga merupakan pengusaha yang memahami strategi pengembangan perekonomian masyarakat.

“Itu modal penunjang yang mendorongnya untuk bersaing dengan calon gubernur lain,” ungkapnya.

Dia menambahkan, partai berlambang banteng moncong putih itu belum berencana berkoalisi dengan partai politik lain. Namun, PDIP selalu membuka pintunya bagi parpol lain.

“Tentunya, kami tidak akan satu paket dari partai yang sama. Dan saat ini kami sudah menjalin hubungan baik dengan PPP,” pungkasnya.

Selain Dedi Supardi, PDIP mengusung lima calon lainnya untuk maju dalam Pilgub 2013. Kelima calon itu, yakni Bupati Kuningan Aang Hamid Suganda, anggota DPR RI Rieke Dyah Pitaloka, Bupati Sumedang Don Murdono, Bupati Subang nonaktif Eep Hidayat dan Wakil Ketua DPD PDIP Jabar Gatot Tjahjono.

Selasa, Februari 07, 2012

Demokrat Terpuruk di Bawah Golkar-PDIP

JAKARTA–Kasus korupsi wisma atlet benar-benar telah memukul Partai Demokrat. Semakin banyak publik yang percaya bahwa mantan Bendahara Umum DPP Demokrat, M Nazaruddin tidak bekerja sendirian.

Riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA kali terakhir mengungkapkan, kepercayaan publik tentang keterlibatan sejumlah petinggi lain juga semakin besar. Hal itu tampak jika dibandingkan dengan hasil survei pertama mereka untuk tema serupa pada Juni 2011.

”Kini 57,8 persen yakin bahwa ada petinggi lain dari Partai Demokrat yang terlibat,’’ tutur peneliti senior LSIm Barkah Pattimahu saat memaparkan hasil survei lembaganya di Kantor LSI, Jakarta, kemarin. Padahal, beber dia, pada survei Juni 2011, angkanya masih sekitar 45,3 persen.

Ditambahkan, survei itu juga berusaha memotret tingkat kepercayaan publik terhadap lima petinggi Demokrat yang selama ini terus disebut-sebut terlibat kasus itu.

Selain Nazaruddin, ada nama Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng, Angelina Sondakh, dan Mirwan Amir. Hasilnya, 52,1 persen publik percaya bahwa Nazaruddin terlibat. Lalu, 39,4 persen publik yakin bahwa Anas juga terlibat.

‘’Di luar Nazaruddin, angka kepercayaan publik atas keterlibatan Anas cukup signifikan,’’ ujar Barkah.

Selanjutnya, 31,9 persen publik menilai Andi yang menjabat menteri pemuda dan olahraga juga turut berperan. Dugaan sama ditimpakan kepada dua petinggi lain, Angelina Sondakh (37,2 persen) dan Mirwan Amir (28,3 persen). ‘’Lima pandawa Demokrat itulah yang diperkirakan menjadi kontributor penurunan suara partai mereka,’’ imbuhnya.

Riset terakhir LSI tersebut juga mengungkap elektabilitas terkini partai-partai. Untuk kali pertama sejak 2009, Demokrat terpuruk hanya di peringkat ketiga. Dukungan terhadap partai yang didirikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu kini hanya 13,7 persen.

Posisi pertama dan kedua diambil alih Partai Golkar dan PDI Perjuangan (PDIP). Tingkat dukungan masing-masing 18,9 persen dan 14,2 persen. ‘’Kami (LSI, Red) adalah yang pertama mengabarkan bahwa Demokrat sudah turun takhta. Namun, saat itu banyak yang skeptis, terutama pimpinan Demokrat,’’ sindir Barkah.

Barkah lantas membeber, pada survei LSI Denny J.A. Juni 2011, Golkar sudah mengalahkan Demokrat. Meskipun, waktu itu selisihnya masih di bawah 3 persen. Kini selisihnya sudah semakin lebar, yaitu lebih dari 5 persen.

‘’Kini para pimpinan Demokrat sebaiknya tidak lagi merespons dengan too little and too late lagi. Sebab, sangat terbuka kemungkinan partai itu kembali ke khitah seperti 2004, hanya sebagai partai tengah,’’ imbuh dia.

Barkah lantas mengungkap, di survei terakhir tersebut lembaganya juga mencoba melakukan simulasi sejumlah pertanyaan. Misalnya tentang persepsi kepuasan publik atas cara Demokrat merespons kasus wisma atlet.

Dalam hasil survei, terungkap semakin sedikit yang percaya bahwa petinggi Demokrat tegas mengatasi skandal. Pada Juni 2011 angkanya masih 22,6 persen, namun kini melorot menjadi hanya 19,9 persen yang masih percaya. ‘’Itu warning. Jika tidak direspons serius, dukungan atas Demokrat bisa jatuh lebih jauh lagi hingga di abwah 10 persen,’’ terang dia.

Barkah menuturkan, penurunan suara Demokrat memang bukan semata disebabkan kasus wisma atlet. Turunnya pamor SBY dari hari ke hari juga berpengaruh.

Masih berdasar hasil survei LSI Denny J.A., pada Januari 2011 publik yang puas dengan kinerja Presiden SBY masih sekitar 56,7 persen. Namun, kini jumlahnya melorot, menjadi hanya 48,3 persen. ‘’Namun, jika dibandingkan, faktor kasus wisma atlet tetap yang lebih kuat memengaruhi,’’ imbuh dia.

Survei tersebut dilaksanakan pada 21 Januari sampai 2 Februari 2012. Dengan metode multi stage random sampling, wawancara tatap muka dilakukan terhadap 1.200 responden penduduk dewasa dari seluruh wilayah di Indonesia di 33 propinsi. Margin of error plus minus 2,9 persen

Minggu, Februari 05, 2012

PKS masih Tertutup, PDIP Ingin Kader Lokal

BOGOR-Situasi politik Kota Bogor jelang Pemilihan Walikota (Pilwakot) 2013 mulai memanas. Sejumlah partai politik (parpol) semakin intens dalam mempersiapkan amunisi agar calonnya dapat berbicara banyak di pilkada nanti.

Seperti yang sedang dilakukan DPD PKS Kota Bogor, sejak jauh hari telah menjaring sepuluh nama bakal calon (balon) walikota. Selain melakukan seleksi melalui mekanisme partai, PKS juga tengah mempertimbangkan kemungkinan merekrut calon dari luar untuk membawa bendera partai berlambang bulan sabit kembar dan padi itu.

Ketua DPD PKS Kota Bogor, Jajat Sudrajat mengatakan, telah mengantongi sejumlah nama dari sepuluh balon yang dipersiapkan pihaknya. “Ya, ada beberapa yang sudah kita pertimbangkan untuk maju. Tapi, maaf belum bisa diungkapkan sekarang,” ujarnya kepada Radar Bogor.

Ia menjelaskan, penentuan sosok balon menuju kursi F1 ditentukan berdasarkan mekanisme partai, juga survei internal kepada kader dan pengurus. Hasilnya akan digabungkan dengan penilaian dari tim khusus, apakah sosok yang bersangkutan layak mewakili PKS dalam perebutan kursi walikota.

“Sekarang sedang disusun tahapannya, berapa orang yang akan disaring dan muaranya mengarah kepada satu calon yang sesuai kriteria dan keinginan kader,” beber Wakil Ketua DPRD Kota Bogor, itu.

Lebih jauh Jajat mengungkapkan, ada beberapa nama tokoh dari luar partai yang direkomendasikan oleh pengurus dan kader untuk masuk balon PKS. Namun, mengenai siapa saja orangnya, ia belum bisa mengemukakan karena masih dalam tahap pertimbangan. “Beberapa nama saat ini memegang kedudukan penting di Pemkot Bogor, dan pada saatnya akan kita ungkapkan ke publik,” tandasnya.

Sementara itu, persiapan menuju pertarungan pilwakot juga sedang dilakukan oleh DPC PDIP Kota Bogor. Kendati belum menetapkan akan berkoalisi dengan parpol mana, namun partai berlambang banteng bermoncong putih itu tetap serius mempersiapkan calonnya.

Berdasarkan penetapan hasil dari Rapat Kerja Daerah (Rakerda) DPC PDIP Kota Bogor, pengurus serta kader sepakat mengusung Untung W Maryono sebagai calon tunggal. Namun, mengenai siapa sosok pendampingnya masih dibicarakan berdasarkan mekanisme partai.

Dikonfirmasi mengenai hal itu, Untung mengaku siap mengemban amanat partai untuk maju ke dalam arena pilwakot. Karena, dirinya diajukan sebagai calon karena memiliki posisi strategis sebagai Ketua DPC PDIP Kota Bogor.

“Ini merupakan bukti jika partai menginginkan kader terbaiknya maju untuk menjadi Walikota Bogor,” ujarnya.

Mengenai nama lain di luar kepengurusan Kota Bogor, Untung menerangkan harus meminta izin dulu kepada DPC karena telah memiliki calon tunggal.

Jika tanpa menempuh prosedur sesuai ditentukan partai, yang bersangkutan tak bisa dicalonkan begitu saja oleh partai. “Siapa pun, baik itu dari DPP maupun DPD harus komunikasi dulu dengan kita. Karena ini arena pertarungan politik lokal, seharusnya diisi kader di daerah,” pungkasnya.(www.radar-bogor.co.id)

Rabu, Januari 25, 2012

PKS Bajak RY-KF

PKS Bajak RY-KF Cari Calon yang Populer

CIBINONG–Raihan 13 persen kursi legislatif, membuat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bingung untuk mengusung nama bakal calon bupati Bogor pada Pemilukada 2014 mendatang.

Sebab, dari Peraturan KPU No 68 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Pasal 3 huruf a dan Pasal 4-1 (a) disebutkan, partai bisa mengusulkan calon kepala dan wakil kepala daerah jika memperoleh 15 persen dari jumlah kursi DPRD yang bersangkutan pada pemilu DPRD 2009.

Partai yang hanya meraih lima kursi DPRD itu pun memutuskan untuk berkoalisi dengan partai lain untuk bertarung pada Pilkada 2014. Tak heran, dalam jajak pendapat yang dilakukan sekitar 23 ribu kader PKS, tiga nama yang memiliki popularitas di masyarakat Kabupaten Bogor, dijagokan dalam bursa calon bupati dari PKS.

Mereka adalah Rachmat Yasin, Karyawan Fathurachman dan Fitri Putra Nugraha (Nungki) ditambah Manan Daning dan Ace Supeli.

Sedangkan, dari internal partai, PKS memilih Ketua DPD PKS Kabupaten Bogor Adjid Muslim, Sumanjaya Rukmandis, Dadeng Wahyudi, Sofyan Tsauri dan Ida Farida Darwi sebagai calon bupati.

Bahkan, kabarnya, PKS sudah melakukan konsolidasi dengan sejumlah partai di mana ketiga nama tersebut berada. Upaya itu dilakukan agar balon dari PKS bisa disandingkan meski hanya menduduki wakil bupati.

Namun, hal itu dibantah Ketua Bidang Kebijakan Publik DPD PKS Kabupaten Bogor, Eko Syaiful Rohman. Menurut dia, kesepuluh nama tersebut, termasuk Rachmat Yasin, Karyawan Fathurachman dan Nungki, berdasarkan hasil jajak pendapat yang dilakukan sejak Juni hingga Agustus 2011 lalu.

“Jajak pendapat itu diikuti anggota madya ke atas, dengan 106 unit pembinaan yang membawahi 23 ribu kader se-Kabupaten Bogor,” terang pria yang juga Ketua Fraksi PKS Kabupaten Bogor itu, kepada Radar Bogor, kemarin.

Menurut Eko, jajak pendapat tersebut menghasilkan keputusan beberapa kriteria dan syarat-syarat calon bupati (cabup) yang akan diusung.

Di antaranya, cabup harus memiliki integritas moral yang kuat dan basis massa yang jelas, juga mempunyai popularitas, kapabilitas serta elektabilitas di masyarakat internal maupun eksternal partai. Cabup yang diusung pun harus mewakili aspirasi masyarakat dan visi misi partai.

Ia menambahkan, sebelumnya PKS telah melakukan serangkaian langkah penjaringan cabup melalui para kader di wilayah. Selain dari internal partai, calon yang diusung dari luar partai dianggap perlu, mengingat sisi popularitas serta pemahaman tinggi mengenai Bogor secara umum, terkadang dimiliki calon dari luar partai.

“Jika spesifikasi jujur dan amanah ada di tokoh eksternal partai, kenapa tidak kami dukung?” ucapnya. Kendati demikian, pihaknya belum bisa menetapkan satu nama yang akan diusung.

“Masih ada tahapan berikut, yakni suryei popularitas. Itu pun belum tentu keputusan tetap. Bisa saja internal partai mengusung nama lainnya,” tukasnya. (www.radar-bogor.co.id)

Selasa, Januari 24, 2012

Buruh Jabar Dorong Rieke jadi Gubernur

RDPnews.Pencalonan diri Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Rieke Diah Pitaloka menjadi Gubernur Jawa Barat mendapat dukungan dari buruh Jawa Barat.

Perempuan yang lebih dikenal denganSeni Peran ini dinilai mempunyai keberpihakan sangat tinggi terhadap perjuangan buruh di tanah air. "Kami akan berjuang all out dengan jaringan yang ada di seluruh kabupaten di Jawa Barat untuk mendukung Ibu Rieke," kata Ketua SPSI Cimahi Edi Suherdi dalam keterangan pers tertulisnya kepada okezone, Selasa (24/1/2012).

Perjuangan Rieke untuk menegakkan kepentingan buruh, kata Edi bukan tanpa bukti. Disahkannya RUU BPJS dan penolakan revisi Undang-Undang nomor 13 merupakan bukti keberpihakan Rieke terhadap kaum buruh. Edi yakin pencalonan Rieke akan berjalan mulus dan mendapat dukungan dari semua pihak.

"Apalagi Jawa Barat dikenal sebagai lumbung massa gerakan buruh. Kita melihat, Ibu Rieke bisa mewakili kepentingan Buruh,"Terangnya

Seperti diketahui sebelumnya, Anggota Komisi IX DPR ini,mendaftarkan dirinya sebagai calon gubernur Jawa Barat tahun 2013. Kehadirannya dalam pencalonan tersebut dinilai beberap pihak menjadi magnet tersendiri untuk plikada Jabar itu.

Akhir tahun 2011, perempuan asal Garut ini menyatakan bahwa keikutsertaannya memperebutkan Jabar 1 tidak lain sebagai baktinya terhadap masyarakat Pasundan khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya.

Dengan demikian dalam melangkah untuk melalui setiap tahapan proses Pilkada, dirinya akan mengikuti arahan partaiinya PDI Perjuangan (okezone/RDPnews)

Minggu, Januari 22, 2012

Puan Resmi Jadi Ketua FPDIP

JAKARTA-Puan Maharani benar-benar menjadi ‘putri mahkota’ PDIP. Sejak awal 2012 ini, putri pasangan Taufik Kiemas dan Megawati Soekarnoputri itu resmi menjadi ‘komandan’ Fraksi PDIP di DPR. Sebelumnya, dia mendapatkan panggung besar di DPP partainya sebagai ketua bidang politik dan hubungan antarlembaga, serta Ketua I Fraksi PDIP.

Penetapan Puan sebagai ketua fraksi itu diambil melalui rapat pleno DPP yang dipimpin langsung Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada Jumat (13/1) lalu. “Keputusan DPP menetapkan Mbak Puan sebagai ketua fraksi sudah final,” kata Tjahjo Kumolo di Jakarta, kemarin (20/1).

Tjahjo mengatakan setelah ini dirinya akan berkonsentrasi penuh menjalankan tugas sebagai Sekjen DPP PDIP sekaligus anggota Komisi I DPR. “Saya sudah melaksanakan tugas dari ibu ketua umum (Megawati) sebagai ketua fraksi DPR sejak 2003 sampai awal 2012,” ujarnya.

Isu penggantian ketua fraksi ini sebenarnya sudah muncul sejak Februari 2011. Bahkan, secara tidak langsung, Puan Maharani telah mengakui adanya proses pergantian itu. Menurut Puan, ketika itu, sekjen partai memang sebaiknya lebih fokus menyiapkan konsolidasi internal partai menjelang 2014.

Sayang, sampai tadi malam, Puan masih belum merespons pesan pendek (SMS) maupun telpon ke ponselnya. Mengapa Puan masih belum memberi keterangan resmi? “Pergantian pucuk pimpinan fraksi ini sebenarnya memang baru akan diumumkan DPP secara resmi pekan depan,” kata Wasekjen DPP PDIP Achmad Basarah, secara terpisah.

Basarah menyampaikan pergantian pimpinan fraksi ini murni untuk kebutuhan konsolidasi internal. Saat 2011, volume kerja partai belum terlalu padat. Karena itu, Tjahjo masih bisa menjabat sekjen sekaligus merangkap ketua fraksi.

Tapi, memasuki tahun 2012, intensitas konsolidasi internal partai sudah semakin tinggi. “Karena sudah memasuki tahun 2012, Mas Tjahjo harus berkonsentrasi mengurus partai,” ujarnya. (media online)

Sabtu, Januari 21, 2012

PPP-PDIP Resmi Koalisi Pilgub

BANDUNG–Sejarah lama terulang kembali. Hubungan emosional antara PDIP-PPP seakan tak pernah hilang. Pemilihan Gubernur 2008 lalu, PDI-P berduet dengan PPP mengusung Agum Gumelar-Nu’man Abudul Hakim (Agum-Nu’man). Duet tersebut dilakukan juga jelang Pilgub Jabar 2013 mendatang.

Kedua partai sepakat meneruskan duet tersebut dalam pertemuan dua petinggi partai dan pengurus di Hotel Aston, Pasteur, Kota Bandung, Kamis (19/1) malam. Ketua DPW PPP Jabar, Rachmat Yasin mengatakan, koalisi yang dibangun sudah ideal untuk memenangkan pilgub, sekaligus membangun Jawa Barat.

“Benang merah dan hijau jika digabungkan akan menghasilkan warna yang indah juga,” kata Rachmat Yasin. Dia mengatakan, koalisi yang dibangun juga menengok koalisi PDI-P-PPP di tingkat kabupaten/kota yang hampir tak pernah ada permasalahan.

Namun, Bupati Bogor ini mengakui belum menyinggung soal siapa yang dijagokan dalam koalisi nanti, kendati dirinya dijagokan DPW PPP maju dalam pilgub. “Kita membicarakan koalisi, bukan person (calon). Calon dikebelakangkan, proses alam nantinya yang akan menentukan. Sekarang kita bicara kebersamaan dulu,” katanya.

Koalisi, lanjutnya, disepakati karena ada kesepemahaman antarkedua partai untuk membangun Jabar. “Kita tidak akan meruncingkan perbedaan,” tambahnya.

Saat disinggung soal perbedaan ideologi partai, ia menyatakan, hal itu tak jadi kendala untuk membangun Jabar. Ketika partai nasionalis disatukan dengan partai Islam, akan menghasilkan kolaborasi pemerintahan yang ideal.

Sementara itu, Ketua DPD PDI-P Jabar, Rudy Harsa Tanaya mengungkapkan, PDIP menargetkan menang dalam pilgub mendatang. Makanya, kata Rudy, PDI-P memilih membuka koalisi dengan partai lain. “Koalisi ini, koalisi yang demokratis,” ucap Rudy.

Lantas bagaimana awal mula koalisi dengan PPP? Rudy mengatakan, karena faktor kedekatan kedua partai yang telah terjalin lama, tepatnya sejak pelaksanaan pilgub lalu dan banyaknya persamaan visi misi partai tentang Jabar. “Koalisi ini masih akan melebar.

Pembicaraan intens dengan partai lain juga akan terus dilakukan. Soal calon, siapa yang memiliki kans lebih besar, dialah yang akan diusung,” katanya. Dalam pertemuan juga terungkap kemungkinan koalisi masih akan melebar ke partai lainnya. Salah satunya, penjajakan akan dilakukan terhadap Gerindra.

Kamis, Januari 12, 2012

Banjir Darah di Kantor PDIP

CIBINONG–Ratusan kader dan simpatisan DPC PDIP Kabupaten Bogor mendonorkan darahnya di Sekretariat PDIP, kemarin. Kegiatan itu merupakan rangkaian peringatan HUT ke-39 PDIP.

Selain donor darah, dalam kegiatan itu diisi pembagian sembako kepada masyarakat sekitar. Pembagian dilakukan secara simbolis oleh Wakil Bupati Bogor, Karyawan Faturachman.

Dalam kesempatan tersebut, Karyawan mengatakan, jika bantuan tersebut bukan mengajak berkampanye, melainkan murni dan ikhlas membantu masyarakat.

“Tak ada nuansa politis dalam pembagian sembako ini, saya hari ini dengan keluarga partai punya niat ikhlas. Jangan berpikir untuk berkampanye,” terang Karyawan.

Dalam peringatan HUT PDIP yang mengangkat tema “Peduli Wong Cilik Nyatakan dengan Darah dan Berdonor Darah” itu hadir Ketua Fraksi PDIP Halim Yohanes, Ketua Bidang Perempuan Saptariani dan para anggota DPRD Kabupaten Bogor.

Wakil Sekretaris DPC PDIP, Wawan Risdiawan mengatakan bahwa kegiatan bakti sosial itu merupakan rangkaian kampanye menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2013 mendatang.

Bahkan, menurut dia, segala kegiatan yang dilakukan partai mana pun pasti bertujuan membangun citra positif di tengah masyarakat. “Itu kan hanya gurauan politik Pak Karyawan.

Tidak bisa dipungkiri, kegiatan semacam ini merupakan rangkaian kampanye. Selain dari peringatan ulang tahun partai,” ujarnya kepada Radar Bogor.

Sementara itu, terkait nama calon yang akan diajukan PDIP dalam pilkada 2013, pria yang akrab disapa Wanli itu menjelaskan, pihaknya tengah menggelar konsolidasi internal partai. “Namun sampai saat ini kami hanya mencalonkan satu nama untuk maju, yaitu Pak Karyawan. Mungkin ke depan akan ada penambahan,” pungkasnya.

Jumat, Januari 06, 2012

Nanny-Rudi Saling Salip

BOGOR-Apakah pertarungan Nanny Ratnawati dan Rudi Harsa Tanaya akan benar-benar terjadi di ajang Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Bogor 2013? Tak seorang pun yang tahu. Namun yang pasti keduanya terlibat persaingan seru di arena polling calon walikota Bogor versi pembaca Radar Bogor periode II.

Duel Nanny vs Rudi bahkan sudah terlihat di awal-awal periode. Sejak dibuka Selasa (3/12) lalu, dua tokoh yang disegani di Partai Demokrat dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini langsung bersaing ketat.

Dalam empat hari penayangan di Radar Bogor (termasuk hari ini), Nanny lebih sering bercokol di puncak. Hanya sekali Rudi merebut posisi istri anggota DPRD Jawa Barat Momon Permono itu, yakni pada Kamis (5/12). Posisinya kemudian direbut kembali oleh Nanny pada penayangan hari ini.

Pertarungan keduanya diyakini berlangsung hingga beberapa hari ke depan. Karena perolehan suara Nanny dan Rudi jauh lebih tinggi dari lima kandidat lain, termasuk peringkat tiga Jajat Sudrajat (lihat data hasil polling di bagian bawah halaman Metropolis).

Namun bukan tidak mungkin kandidat lain mendekat, karena Untung Maryono, Untung Kurniadi dan Bambang Gunawan juga sudah mendapat dukungan publik.

Koordinator polling calon Walikota Bogor versi pembaca Radar Bogor Benny Irawan terus mengajak pembaca untuk memberikan dukungan kepada calon walikota favoritnya. Karena polling ini dapat menjadi barometer dukungan masyarakat terhadap calon.

“Memang calon-calon ini belum tentu tampil di kancah pilkada yang sebenarnya nanti. Tapi paling tidak kandidat yang ingin bertanding (di pilkada, red) bisa mengukur sejauh mana dia dikenal oleh masyarakat yang nanti memilihnya,” kata Benny.

Hanya, ia mengingatkan pengirim lebih teliti mengikuti ketentuan. Karena masih banyak pengirim yang tak memenuhi persyaratan panitia. Misalnya, ada pengirim yang berasal dari luar Kota Bogor. “Polling ini kan untuk memilih walikota Bogor.

Jadi yang mengirim, ya harus warga Kota Bogor. Kalau ada pengirim dari luar Kota Bogor, akan kita abaikan,” jelasnya.

Selain itu, sistem berlaku pada polling periode II ini membatasi pengirim hanya dapat mengirim satu kupon dukungan untuk satu calon dalam sehari. “Jadi kalau ada lebih dari satu kupon dari pengirim yang sama, tidak kita hitung. Tetap hanya dihitung satu suara,” pungkasnya.(www.radar-bogor.co.id)