Senin, Juli 23, 2012

Profil Jokowi di situs World Mayor banjir testimoni

Profil Joko Widodo, Wali Kota Surakarta dan Calon Gubernur DKI Jakarta serta salah satu nominasi wali kota terbaik sejagat di situs www.worldmayor.com mulai dibanjiri para pemilih. Hal itu terlihat dari sekitar 30 testimoni dibuat oleh para pendukungnya.

Rata-rata para pemilih Jokowi sapaan akrab Joko Widodo, menuliskan komentar dalam bahasa Inggris. Hanya satu orang menuliskannya dalam bahasa Indonesia, yakni Jokondho asal Surakarta, seperti dilansir dari situs www.worldmayor.com, Minggu (22/7).

Komentar terpanjang ditulis oleh Agus S. Dia memaparkan beberapa keberhasilan Jokowi dalam membangun Kota Solo. Dia menyinggung mengenai prestasi lulusan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada tentang efisiensi birokrasi, utamanya dalam hal pengurusan administrasi warga ditingkat kelurahan hingga kecamatan.

Sementara itu, seseorang bernama Lita menulis komentar menyanjung sikap Jokowi tidak pernah mengambil honornya sebagai wali kota selama lima tahun. Hal itu terjadi lantaran dia mendapatkan penghasilan lebih dari cukup dari usaha furniturnya. Selain itu dia menuliskan Jokowi adalah sosok sederhana, bersahaja, serta bebas dari tindak korupsi.

Beberapa komentar lainnya umumnya sama yakni memuji keberhasilan Jokowi mengubah Kota Bengawan menjadi lebih bersih dan baik. Selain itu dia juga dianggap sukses dalam mempromosikan Solo lewat jalur kebudayaan.

Batas akhir pemilihan walikota terbaik sejagat versi world mayor ditutup pada pertengahan Oktober tahun ini. Setelah itu pemenangnya bakal diumumkan awal Desember.

Saat ini terdapat 25 calon, termasuk Wali Kota Solo Joko Widodo, akrab disapa Jokowi, dan Wali Kota Tel Aviv, Israel, Ron Huldai. Semua kandidat berlomba-lomba menjadi pemimpin terbaik di mata warga mereka. Ini dilihat dari tingkat kepuasan penduduk atas kinerja wali kota dan kenyamanan layanan publik tersedia. Jika Anda pendukung Jokowi, maka jangan lupa sumbangkan suara serta komentar Anda ke situs www.worldmayor.com.

Sumber: Merdeka.com & jakartabaru.co

Senin, Juli 16, 2012

Ini Rahasia Kemenangan Jokowi-Ahok Meski Tanpa Politik Pencitraan

Di balik pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang bertarung pada putaran pertama Pilkada DKI Jakarta terdapat banyak konsultan politik yang bergerak. Mereka berperan menganalisis dan memberikan rekomendasi tentang strategi politik apa yang harus dilakukan para kandidat. Mereka pula yang memoles citra para kandidat itu dengan segala media sosialisasi dan program yang disiapkan.

Namun, politik pencitraan itu justru nyaris bukan menjadi salah satu pekerjaan utama konsultan politik dalam mengerjakan kampanye Jokowi-Ahok. Hal ini diungkapkan Direktur Eksekutif Cyrus Network, Hasan Nasbi, Jumat (13/7/2012), saat dihubungi wartawan. Adapun, Cyrus Network merupakan salah satu konsultan politik yang dipakai oleh Jokowi-Ahok.

"Jokowi-Ahok itu prinsipnya adalah barang bagus. Barang bagus itu lebih mudah dijual," ungkap Hasan. Hasan mengatakan, kekuatan utama kampanye Jokowi-Ahok ada pada sosok keduanya. Sisanya, baru adu strategi politik. "Tetapi, kalau strateginya sama canggih, tetapi kualitas barangnya lebih baik, maka barang yang lebih baik itu yang akan disukai," ucap Hasan beranalogi.

Dia melanjutkan, ada beberapa indikator yang membuat sosok keduanya disebut memiliki kualitas mumpuni. Pertama, Jokowi-Ahok dikenal memiliki track record memimpin daerahnya masing-masing yang baik. Jokowi merupakan Walikota Solo, sementara Ahok pernah menjabat sebagai Bupati Belitung Timur. Kedua, Jokowi-Ahok, diakui Hasan memiliki jejak yang bersih sebagai birokrat dan politisi. Mereka tidak pernah terlibat kasus apa pun.

"Keduanya juga punya terobosan. Sulit mencari pemimpin yang bersih tapi punya terobosan juga, ini langka," katanya.

Oleh karena itu, dengan sosok Jokowi-Ahok yang unik itu, Hasan mengatakan pihaknya tidak terlalu sulit membuat citra bagi keduanya. "Politik pencitraan itu bahkan sama sekali tidak ada. Karena mereka tampil apa adanya. Jokowi yang suka garuk-garuk kepala, Jokowi yang ketawa kalau tidak bisa menjawab, yah memang apa adanya mereka begitu," imbuh Hasan.

Jokowi-Ahok juga memiliki naluri tersendiri untuk dekat dengan rakyat. Sehingga, hipotesa awal yang menyebutkan bahwa keduanya akan sulit menembus masyarakat kelas bawah yang dikuasai Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli justru terbantahkan.

"Jokowi itu dari awalnya memang nggak ada potongan jadi pejabat. Orang melihat dia sama seperti rakyat biasa. Dia lebih suka makan warteg dari pada restoran, lebih suka naik ojek saat macet ya memang demikian adanya. Kami tidak membuat-buat citra itu," papar Hasan.

Selain itu, Hasan mengaku pihaknya juga merasa terbantu dengan adanya momentum di mana masyarakat sudah mulai muak dan antipati dengan Pilkada DKI yang tidak menawarkan perubahan.

"Tiba-tiba muncul nama Jokowi, masyarakat melihat ada perubahan itu. Kami terbantu dengan momentum frustasi masyarakat yang sedemikian kuatnya menghendaki perubahan," imbuhnya.

Alhasil, Jokowi-Ahok pun berhasil menyodok posisi teratas peroleh suara, mengalahkan calon petahana Fauzi Bowo yang berduet dengan Nachrowi Ramli. Hasan menganggap bahwa seharusnya Jokowi-Ahok bisa menang satu putaran. Hal ini berdasarkan survei yang dilakukan pihaknya pada awal Juli 2012. Namun, pencapaian peringkat teratas ini, diakui Hasan, tetap harus disyukuri.

"Jokowi-Ahok baru muncul 4 bulan yang lalu tapi bisa langsung bisa mendapat hasil ini, memang terbilang memuaskan," pungkas Hasan.

Berdasarkan hasil hitung cepat Litbang Kompas, Pilkada DKI Jakarta dipastikan akan berlangsung dua putaran karena tidak ada calon yang berhasil meraih 50 persen+1 suara. Pada putaran pertama, dua pasangan calon yang lolos ke putaran berikutnya yakni Jokowi-Ahok dengan 42,59 persen suara dan Foke-Nara 34,32 persen suara. Perolehan suara selanjutnya diikuti Hidayat-Didik dengan 11,4 persen, Faisal-Biem 5,07 persen, Alex-Nono 4,74 persen, dan Hendardji-Riza 1,88 persen. [Sabrina Asril, Pepih Nugraha]

Sumber: Kompas.com & jakartabaru.co

Rabu, Juli 11, 2012

Hitung Cepat LSI: Jokowi 43,06 Persen, Foke 34,14 Persen

Proses hitung cepat Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) DKI Jakarta, Rabu (11/7/2012), masih terus berlangsung. Berdasarkan data sementara Lingkaran Survei Indonesia (LSI), pasangan Jokowi-Ahok menempati urutan pertama peraihan suara diikuti pasangan Foke-Nara di posisi kedua.

Berikut perinciannya:
Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli: 34,14 persen
Hendardji Soepandji-Riza Patria: 1,82 persen
Joko Widodo-Basuki T Purnama: 43,06 persen
Hidayat Nurwahid-Didik J. Rahbini: 11,76 persen
Faisal Basri-Biem Benjamin: 4,84 persen
Alex Noerdin-Nono Sampono: 4,38 persen.

Hasil terdebut didapat dari sampel 95,71 persen Tempat Pemungutan Suara (TPS) di seluruh wilayah di Jakarta dengan jumlah keterpilihan 63 persen. Sementara sampling of erornya mencapai 1 persen.

Hasil hitung cepat yang dilakukan Litbang Harian Kompas pun tidak jauh berbeda.
Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli: 34,39 persen
Hendardji Soepandji-Riza Patria: 1,88 persen
Joko Widodo-Basuki T Purnama: 42,58 persen
Hidayat Nurwahid-Didik J. Rahbini: 11,38 persen
Faisal Basri-Biem Benjamin: 5,05 persen
Alex Noerdin-Nono Sampono: 4,72 persen.

Meski penghitungan resmi KPUD Jakarta baru akan disampaikan pekan depan, namun bisa dipastikan Pilkada DKI Jakarta akan berlangsung dua putaran. Pasangan Jokowi-Basuki akan berhadapan dengan Fauzi-Nachrowi.
(http://megapolitan.kompas.com/read/2012/07/11/17043754/Hitung.Cepat.LSI.Jokowi.43.06.Persen.Foke.34.14.Persen)

LSI: Jokowi-Ahok Menangi Pilkada Putaran Pertama

Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil perhitungan cepat (quick count) terakhir hasil pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta. Untuk sementara, hasil menunjukkan bahwa pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Jokowi-Ahok akan memenangi pilkada putaran pertama. Hasil itu didapat dari 410 tempat pemungutan suara (TPS) yang dijadikan sampel di seluruh Jakarta.

Hingga pukul 16.49, data yang terkumpul mencapai 98,54 persen. Dari hasil survei itu, Jokowi-Ahok mengungguli dengan 42,76 persen. Peringkat kedua yakni Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dengan 33,9 persen. Peringkat selanjutnya yakni Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini 11,9 persen, Faisal Basri-Biem Benyamin 4,94 persen, Alex Noerdin-Nono Sampon 4,74 persen, dan Hendardji Soepandji-Riza Patri 2,06 persen.

"Dari hasil ini dipastikan pemilu akan berlangsung dua putaran. Karena berdasarkan Undang-undang tentang Pemerintah DKI Jakarta sebagai lex specialis, calon yang bisa satu putaran harus 50 persen plus 1," ungkap Direktur Eksekutif Komunikasi LSI, Burhanudin Muhtadi, Rabu (11/7/2012) dalam jumpa pers di kantor LSI, Jakarta Pusat.

Dari hasil itu, Burhanudin memprediksi Jokowi-Ahok akan memenangi Pilkada putaran pertama. Meski data belum sepenuhnya terkumpul, Burhan menuturkan bahwa data baru tidak akan merubah hasil secara signifikan.

"Sisanya tidak akan merubah komposisi suara buat pasangan yang ada. Jokowi-Ahok tetap akan unggul," ujarnya.

Adapun, hitung cepat yang dilakukan LSI ini berdasarkan data dari 410 TPS yang masuk dalam sampel. Pemilihan smapel dilakukan dengan teknik stratified cluster random sampling dengan melibatkan 500 orang relawan dari IPB dan UIN Syarif Hidayatyullah. Margin of error hasil perhitungan cepat ini yakni +/- 1 persen.
(http://megapolitan.kompas.com/read/2012/07/11/17215468/LSI.Jokowi-Ahok.Menangi.Pilkada.Putaran.Pertama)