Selasa, Desember 06, 2011

PDIP Sindir Dominasi Lingkaran Satu Presiden

JAKARTA-Keluhan Presiden SBY mengenai para menterinya yang dipandang kurang tanggap “diamini” kalangan DPR. Dalam berinteraksi dengan parlemen, langkah yang diambil para menteri dianggap sering terkesan tidak sinkron dengan garis kebijakan presiden.

Anggota Komisi I Tjahjo Kumolo mencontohkan soal pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI. Masih ada pemahaman yang keliru sesama pejabat kementerian, karena tidak mampu menerjemahkan arahan presiden. “Ketika political will presiden dan komisi I DPR sudah jelas, eh kementerian terkait masih menerjemahkan lain,” kata Tjahjo di Jakarta, kemarin.

Tjahjo menyampaikan, Komisi I DPR ingin sekali bertemu langsung dengan presiden untuk membicarakan political will bersama soal alutsista TNI itu. Isu pokoknya adalah memberdayakan BUMN strategis dalam negeri. “Untuk hal-hal semacam ini apa perlu presiden sendiri yang memimpin rapat di masing-masing kementerian tersebut,” cetus Ketua Fraksi PDIP di DPR, itu.

Dia juga mengkritik kinerja lingkaran satu presiden yang tak jarang seolah mampu mengambil alih keputusan kementerian. Indikasi tunduknya menteri kepada “kemauan” lingkaran satu presiden itu sangat kuat. “Bagaimana keberanian wapres untuk mengoreksi kinerja lingkaran satu presiden itu,” ujarnya. Siapa yang dimaksud dengan lingkaran satu presiden? “Ya saya tak bisa menyebutkan,” jawab Tjahjo.

Tjahjo meyakini komisi-komisi lain di DPR juga merasakan hal sama. Dia berharap ketua DPR menggagas pertemuan konsultasi secara periodik antara pimpinan DPR, fraksi-fraksi DPR, dan pimpinan komisi-komisi DPR dengan Presiden SBY. “Kalau tidak ya percuma saja ada raker DPR dengan kementerian yang ada, tapi tidak pernah ada tindak lanjut yang cepat,” kata Tjahjo.

Tjahjo menyayangkan setelah enam tahun memimpin kabinet, presiden baru tersadar kalau selama ini terjadi kegaduhan politik di internal pemerintahannnya. Ini dipicu carutmarutnya tata kelola pelaksanaan pemerintahan. Ditambah lagi kuatnya egoisme sektoral di beberapa lembaga tinggi negara. Bahkan, sudah saling membangun citra sendiri sendiri termasuk saling menjatuhkan antarpimpinan lembaga tinggi negara. “Kinerja kementerian dan pengambilan keputusan politik pembangunan untuk kepentingan masyarakat luas akhirnya tidak optimal. Memang ironis, kasihan rakyat,” ujarnya. (www.radar-bogor.co.id)

Sabtu, Desember 03, 2011

Keseriusan Calon Diuji

Keseriusan Calon Diuji Polling Calon Walikota Periode II Lebih Seru

BOGOR-Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) Jawa Barat Rudi Harsa Tanaya resmi ditetapkan sebagai pemenang dalam polling calon Walikota Bogor versi pembaca Radar Bogor. Untuk itu, Rudi bersama keenam calon yang memiliki suara terbanyak dalam polling akan bertarung kembali dalam polling pembaca tahap kedua.

Keenam nama calon Walikota Bogor selain Rudi Harsa Tanaya, yakni Ketua Fraksi Demokrat DPRD Kota Bogor Nanny Ratnawati, Wakil Ketua DPRD Kota Bogor Jajat Sudrajat, Ketua Dewan Pengawas PD Pasar Pakuan Jaya Untung Kurniadi, Sekretaris Daerah Kota Bogor Bambang Gunawan, anggota DPRD Jawa Barat Lalu Suryade dan Wakil Ketua DPRD Kota Bogor Untung Maryono.

Mereka akan beradu kekuatan untuk menarik dukungan warga Kota Bogor sebanyak-banyaknya pada periode II nanti. Pertarungan tidak semudah putaran sebelumnya, karena pada tahap kedua nanti si calon harus bisa mendapatkan kartu identitas pendukung untuk melampirkan kupon dukungannya. Artinya, keseriusan calon akan diuji pada tahap ini.

Ketua DPD PDI P Jabar Rudi Harsa tanaya mengatakan, agenda pemungutan suara di Radar Bogor menjadi ajang pemanasan bagi PDI P untuk menyosialisasikan calon walikota. “Dari polling tersebut bisa dinilai kerja mesin politik sebuah partai,” ujarnya.

Rudi juga mengaku antusias untuk mengikuti polling pembaca Radar Bogor pada tahap kedua nanti. Ia mengatakan, dengan sistem menggunakan KTP memacu kerja mesin politik dan para calon untuk lebih mendekatkan diri kepada masyarakat Kota Bogor.

Hal serupa juga diutarakan oleh Nany Ratnawati yang berada di urutan kedua. Ia mengaku, pengajian rutin ibu-ibu menjadi senjatanya untuk sosialisasi dengan masyarakat. “Kami siap saja, karena saya sudah sering sosialisasi ke masyarakat. Hampir tiap hari saya mengikuti pengajian rutin ibu-ibu sebelum berangkat ke kantor (DPRD, red). Bahkan agenda pertemuan setiap Sabtu dan Minggu lebih banyak. Bulan-bulan ini saja sudah banyak undangan pertemuan dengan saya,” aku Nanny Ratnawati.

Koordinator polling calon walikota Bogor versi pembaca Radar Bogor, M Ridwan menjelaskan, pada periode dua nanti, mekanisme polling tak jauh berbeda dari sebelumnya. Hanya, pengirim wajib melampirkan fotokopi KTP atau kartu identitas lain dengan domisili Kota Bogor. Bagi mereka yang tidak memenuhi syarat itu, akan dianggap sebagai suara tak sah.

Pada periode dua nanti, kami ingin melihat keseriusan calon dalam melakukan pendekatan atau sosialisasi dengan masyarakat. Kalau mereka (calon, red) pandai bersosialisasi, tentu akan dengan mudah mendapatkan dukungan masyarakat. Anggap saja ini sebagai pemanasan,” ujar Ridwan.

Untuk lebih menarik animo masyarakat, Radar Bogor akan menyiapkan hadiah di periode dua. Itulah sebabnya, pengirim harus melampirkan fotokopi kartu identitas, untuk mencocokkan kupon dengan si pengirim. “Kami ingatkan lagi, si pengirim harus beridentitas Kota Bogor. Kalau di luar itu, ya gugur,” kata dia.

Selain melalui polling, Radar Bogor juga mengagendakan dialog dengan para calon. Tujuannya, mengetahui progam kerja calon pemimpin Bogor itu, terutama dalam menyelesaikan persoalanpersoalan pelik kota ini.

Bagaimana jika ada masyarakat masih memilih calon lain, di luar tujuh calon yang lolos poling periode pertama? Radar Bogor tetap membuka kesempatan dengan menempatkan satu kolom calon lain pilihan pembaca. Nah, jika calon lain itu punya suara yang lebih besar dari calon yang masuk tujuh besar, tentu akan terjadi pergeseran.(www.radar-bogor.co.id)

Kamis, Desember 01, 2011

Kunci Tujuh Besar - Rudi Harsa Pemenang Periode I

BOGOR-Tujuh besar polling calon walikota Bogor versi pembaca Radar Bogor terkunci. Secara mengejutkan, di akhir penghitungan, Lalu Suryade loncat dua peringkat, melangkahi Untung Maryono dan Andi Suryawijaya. Andi bahkan terlempar dari posisi tujuh ke delapan, sehingga gagal bersaing di periode II nanti.

Lalu yang masuk di pekan kedua polling, berjalan perlahan menembus sepuluh besar. Pertama menggeser rekan separtainya PKS, Yusuf Dardiri, lalu bertahan di posisi 8-9, dan finis di posisi enam.

Anggota DPRD Jawa Barat itu mengumpulkan 3,85 persen. Unggul tipis atas posisi tujuh Untung Maryono (3,79 persen).

Tahap pertama polling ini sendiri dimenangkan Rudi Harsa Tanaya. Di akhir perhitungan suara tadi malam, Wakil Ketua DPRD Jawa Barat itu mengumpulkan 32,42 persen.

Sedikit lebih unggul dari pesaing utamanya, Nanny Ratnawati di tempat kedua dengan 30,69 persen. Sementara posisi 3-4 ditempati Wakil Ketua DPRD Kota Bogor Jajat Sudrajat (6,90 %) dan Ketua Dewan PD Pasar Pakuan Jaya, Untung Kurniadi (6,80 %).

Tujuh besar di periode pertama ini kemudian diadu kembali di periode II pertengahan Desember ini. Koordinator polling calon walikota Bogor versi pembaca Radar Bogor M Ridwan menjelaskan, pada periode dua nanti, mekanisme polling tak jauh berbeda dari sebelumnya.

Hanya, pengirim wajib melampirkan fotokopi KTP atau kartu identitas lain dengan domisili Kota Bogor. Bagi mereka yang tidak memenuhi syarat itu, akan dianggap sebagai suara tak sah.

“Pada periode dua nanti, kami ingin melihat keseriusan calon dalam melakukan pendekatan atau sosialisasi dengan masyarakat.

Kalau mereka (calon, red) pandai bersosialisasi, tentu akan dengan mudah mendapatkan dukungan masyarakat. Anggap saja ini sebagai pemanasan,” ujar Ridwan.

Untuk lebih menarik animo masyarakat, Radar Bogor akan menyiapkan hadiah di periode dua. Itulah sebabnya, pengirim harus melampirkan fotokopi kartu identitas, untuk mencocokkan kupon dengan si pengirim. “Kami ingatkan lagi, si pengirim harus beridentitas Kota Bogor. Kalau di luar itu, ya gugur,” kata dia.

Selain melalui polling, Radar Bogor juga mengagendakan dialog dengan para calon. Tujuannya, untuk mengetahui progam kerja calon pemimpin Bogor itu, terutama dalam menyelesaikan persoalan-persoalan pelik kota ini.

Bagaimana jika ada masyarakat masih memilih calon lain, di luar tujuh calon yang lolos polling periode pertama? Radar Bogor tetap membuka kesempatan dengan menempatkan satu kolom calon lain pilihan pembaca.

Nah, jika calon lain itu punya suara yang lebih besar dari calon yang masuk tujuh besar, tentu akan terjadi pergeseran.(www.radar0bogor.co.id)

Senin, Oktober 31, 2011

Atut-Rano Menang Satu Putaran

PASANGAN nomor urut 1, Ratu Atut Chosiyah dan Rano Karno, memenangi Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Banten 2011 dalam satu putaran dengan meraih 2.136.035 suara sah atau 49,65 persen,
Pasangan nomor urut 2, Wahidin Halim dan Irna Narulita, meraih 1.674.957 suara sah atau 38,93 persen. Pasangan nomor urut 3, Jazuli Juwaini dan Makmun Muzakki, meraih 491.432 suara sah atau 11,42 persen.

Ketua Komisi Pemilihan Umum Banten Hambali menyampaikan pernyataan itu dalam rapat pleno terbuka rekapitulasi penghitungan suara dan penetapan calon terpilih Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Banten di Gedung Serbaguna Balai Besar Latihan Kerja Industri di Kota Serang, Minggu (30/10) sore.

"Pasangan nomor urut 1 sebagai calon terpilih," kata Hambali.

Dalam rapat yang hanya dihadiri pasangan Atut-Rano itu juga diumumkan jumlah suara sah mencapai 4.302.4244 suara dan suara tidak sah 137.955 suara. Pemilih yang tidak memberikan suara 2.678.208 orang atau 37,62 persen dari 7.118.587 pemilih di daftar pemilih tetap.

Berita acara rapat pleno hanya ditandatangani Jajuli selaku saksi Atut-Rano. Imron Hamami selaku saksi Wahidin-Irna datang, tetapi menolak menandatangani berita acara dan mengajukan keberatan. Sementara saksi Jazuli-Makmun tidak hadir.

Atut-Rano menang di tujuh daerah, yaitu Kota Serang, Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. Atut-Rano hanya kalah di Kota Tangerang oleh Wahidin-Irna.

Legitimasi lemah

Pengamat politik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Gandung Ismanto, menilai, perolehan suara Atut-Rano yang hanya 2.136.035 suara sah mencerminkan lemahnya dukungan. Ini karena jumlahnya jauh lebih kecil daripada jumlah pemilih yang tidak memberikan hak pilih sebanyak 2.678.208 orang.

Secara terpisah, Jajuli Abdilah, Juru Bicara Tim Kampanye Wahidin Halim-Irna Narulita, mengatakan siap mengajukan gugatan hukum melalui Mahkamah Konstitusi. Timnya mengklaim menemukan banyak kecurangan, antara lain terkait dengan daftar pemilih tetap, praktik politik uang, intervensi birokrat atas dorongan petahana, dan ketidaknetralan KPU. Ini senada dengan yang diutarakan Miftahuddin, Juru Bicara Tim Kampanye Jazuli Juwaini-Makmun Muzakki.

Atut menyatakan akan menghormati langkah tim kampanye lawan. "Kami ikuti tahapan yang ada," katanya kepada pers seusai rapat pleno. (BRO)
(sumber : http://www.pdiperjuangan-jatim.org/v03/index.php?mod=berita&id=4923)

Senin, September 26, 2011

Pembentukan DCP Taruna Merah Putih Kota & Kab Bogor


Pembentukan & Pengukuhan DCP Taruna Merah Putih Kota & Kab Bogor


Untuk memantapkan posisi dan raihan suara dalam pileg, pilkada dan pilpres, kemarin PDIP mengukuhkan kepengurusan sayap politiknya yaitu Taruna Merah Putih (TMP) Kota dan Kabupaten Bogor di Gedung Wanita Kota Bogor.

Sedikitnya 30 kader pengurus TMP tingkat Kota dan Kabupaten Bogor dilantik. Hadir dalam acara, Ketua Umum TMP Maruarar Sirait, Korwil TMP Kota dan Kabupaten Bogor Dadang I Danubrata, Ketua DPD PDIP Jawa Barat Rudi Harsa Tanaya, Ketua DPC PDIP Kota Bogor Untung W Maryono, Ketua DPC PDIP Kabupaten Bogor Karyawan Faturrahman, Sekda Kota Bogor Bambang Gunawan dan Asisten Tata Praja Ade Syarief Hidayat.

Dalam pidato sambutannya, Rudi Harsa Tanaya menegaskan, TMP adalah organisasi sayap partai yang didisposisikan untuk menyiapkan kader-kader partai serta menggalang kekuatan baru guna mengokohkan suara dalam pemilu.

“Saya yakin, tak ada satu tahun bahkan mungkin enam bulan ke depan, kader-kader PDIP berasal dari kader TMP . Ini merupakan kesungguhan kami untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat,” ungkapnya. (http://www.radar-bogor.co.id/index.php?rbi=berita.detail&id=80160)

Sabtu, September 24, 2011

PDIP Buka Pendaftaran Cagub DKI

PDIP Buka Pendaftaran Cagub DKI

Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) DKI Jakarta akan digelar pada pertengahan tahun 2012, partai peserta Pemilukada 2012 pun mulai mengambil ancang-acang untuk menghadapi pemilihan gubernur DKI Jakarta. Seperti

yang dilakukan DPD PDIP DKI Jakarta yang membuka pendaftaran bagi kandidat calon gubernur (Cagub) atau calon Wakil Gubernur (Cawagub).

"Berdasarkan hasil rapat yang melibatkan DPP, DPD, DPC dan fraksi PDIP DPRD DKI, Rabu (21/9) malam lalu disepakati bahwa penjaringan kandidat cagub atau cawagub akan dilakukan sekitar Oktober hingga November mendatang," kata Wakil ketua DPD PDIP DKI, Boy Bernadi Sadikin saat dihubungi di Jakarta, Jumat (23/9/2011).

Menurutnya, nantinya tingkat anak ranting mengusulkan nama ke DPC. Kemudian DPC akan menyerahkan ke DPD untuk diteruskan ke DPP. "Setelah itu DPP akan melakukan fit and proper test terhadap nama-nama kandidat yang diusulkan tersebut. Dari hasil fit n proper test akan dilakukan rakerdasus, yang akan disosialisasikan pada mesin partai. Insya Allah, Desember akan digelar rakerdasus," kata putra mantan Gubernur Ali Sadikin.

Sementara Bendahara DPC PDIP Jakarta Selatan, Panji Virgianto, mengharapkan agar fit and proper test DPP dilakukan sesuai acuan dari DPC atau DPD. "Karena dikhawatirkan kandidat langsung lobi ke DPP. Kalau ini terjadi bisa jadi miskomunikasi yang berakibat macetnya mesin partai. Jadi DPP harus tegas agar kandidat mematuhi mekanisme yang sudah diatur oleh DPP sendiri,"ujarnya lagi. ( INILAH.COM, Jakarta)

Kamis, September 22, 2011

PDI Perjuangan Tetap Berada di Luar Pemerintahan

Reshuffle Kabinet PDI Perjuangan Tetap Berada di Luar Pemerintahan

PDI Perjuangan Kerharap presiden untuk tidak tersandera secara politik oleh parpol pendukungnya sehingga tidak bisa melakukan apa-apa buat kepentingan rakyat. Hal ini disampaikan Sekjen PDI Perjuangan menanggapi wacana reshuffle kabinet. “Kalau Presiden mengangap kinerja anggota kabinetnya tidak optimal, sudah tidak ada kesamaan pandang dalam kinerja pemerintahannya lagi, ya jangan diteruskan. Yang paling penting tiga tahun ke depan betul betul masyarakat menunggu kinerja yang dijanjikan dalam berbagai aspek," ujar Tjahjo Kumolo di Jakarta, Jumat pekan lalu (17/9).

Menurut Tjahjo Kumolo, untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah tidak cukup dengan reshuffle kabinet. Yang terpenting, kata Tjahjo, pemerintah perlu mewujudkan janji-janji politik waktu kampanye.

“Tugas utama pemerintah ini harusnya adalah reformasi total birokrasi dan reformasi total tentang kebijakan politik pembangunannya. Berdasarkan hasil survey (kinerja pemerintah) sudah menurun pendapat masyarakat dan kondisi obyektif yang ada, harusnya ada optimalisasi kinerja yang lebih baik,” sambungnya.

Sekjen PDI Perjuangan ini mengatakan, PDI Perjuangan meminta reshuffle kabinet bukan sekadar pengalihan isu, dan pengantian menteri dilakukan dengan yang lebih tepat dan profesional di bidangnya, daripada hanya menghambur-hamburkan anggaran belanja negara. “Kami akan mengkritisi secara obyektif setiap program atau kinerja pemerintah. Bagi PDI Perjuangan, berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat adalah hal yang paling utama,” jelas Tjahjo.

Senada dengan Tjahjo, Puan Maharani menegaskan, PDI Perjuangan tetap pada komitmen untuk menjadi penyeimbang pemerintah seperti hasil dari kongres di Bali. "Pada prinsipnya, kami tetap menjadi oposisi sesuai hasil kongres di Bali. Kami akan tetap berada di luar pemerintahan," kata Ketua DPP PDI Perjuangan Politik dan Hubungan antar Lembaga beberapa waktu lalu. (www.pdiperjuangan.or.id)

Selasa, Juni 21, 2011

PDI Perjuangan Temukan Padi MSP

PDI Perjuangan Temukan Padi MSP (Mari Sejahterakan Petani)

Ratusan petani di Kota Tegal, Kabupaten Brebes, dan Kabupaten Tegal kini mulai tertarik serta menyukai bibit padi MSP (Mari Sejahterakan Petani), yang merupakan hasil temuan kader PDI Perjuangan.
Ketertarikan para petani timbul setelah mengetahui kualitas maupun kuantitas gabah hasil panen perdana bibit padi MSP, di Desa Taman Sari, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Selasa (7/6) lalu.

Untuk Kota Tegal, bibit padi MSP di tanam di Krandon Kecamatan Margadana, dengan luas lahan sekitar 1 hektare. Saat ini usia padi sekitar 2 bulan, diperkirakan 1 bulan lagi dilakukan panen raya. Sedangkan acara panen perdana di Taman Sari, dihadiri langsung oleh Ketua Bidang Pertanian dan Perikanan Kelautan DPP PDI Perjuangan Ir Mindo Sianipar, Ketua Departemen Pertanian dan Perikanan Kelautan DPP PDI Perjuangan Ir Lukman Hakim Sibuea, Bupati Tegal Agus Riyanto, Wali Kota Tegal H Ikmal Jaya SE Ak, Wakil Bupati Pemalang Mukti Agung Wibowo, Wali Kota Cirebon Supardi, Ketua DPRD Pemalang Waluyo AT, dan Ketua DPRD Kabupaten Tegal Rojikin AH, disamping puluhan warga serta petani Desa Taman Sari.

Menurut anggota Departemen Pertanian dan Perikanan Kelautan DPP PDI Perjuangan, Damayanti Wisnu Putranti SIP, bibit padi MSP merupakan jenis bibit varietas unggul lokal, yang memiliki keistimewaan tersendiri dibanding varietas lokal lain. Selaku orang tua asuh bagi para petani di Daerah Pemilihan IX, MSP termasuk bibit padi lebih tahan dari serangan hama dibanding benih varietas lain.

"Bibit padi MSP benar-benar sangat diidolakan para petani. Karena lebih tahan dari serangan hama, selain mampu menghasilkan gabah sangat melimpah. Terbukti, panen perdana di Kecamatan Jatinegara, mampu menghasilkan 6,2 ton per hektare. Setelah melihat bukti hasil panen kemarin, kini para petani mulai tertarik dan beramai-ramai menggunakan bibit padi MSP untuk masa tanam selanjutnya,” ucapnya.

Dijelaskan Damayanti, pengenalan dan penerapan bibit padi MSP kepada petani, merupakan salah satu kegiatan DPP PDI Perjuangan dalam program penguatan ketahanan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui program itu pula, DPP PDI Perjuangan berkenan memberikan bibit padi MSP secara cuma-Cuma, berikut obat-obatan pertanian yang dibutuhkan sesuai kebutuhan petani berdasarkan luas lahan yang bakal ditanami.
"Sasaran kami masyarakat petani Indonesia, yang berpredikat sebagai petani gurem, dan hanya memiliki lahan terbatas. Kami ingin memberikan yang terbaik, termudah, dan termurah bagi kaum petani, agar dapat meningkatkan kesejahteraan. Kami juga mengawal dari mulai tebar benih hingga penanaman awal. Semuanya kami lakukan, supaya petani tidak ketergantungan terhadap tengkulak atau sejenisnya yang hanya memberatkan beban hidup petani."

Ditambahkan Damayanti, saat ini program sosialisasi bibit padi MSP telah diterapkan di Kota Tegal, yakni di kelurahan Krandon seluas 1 hektare, di Kabupaten Tegal ada di Desa Karanganyar, Kecamatan Kedung Banteng seluas 3 hektare, Desa Kalijambe, Kecamatan Tarub seluas 1 hektare, di Desa Taman Sari Kecamatan Jatinegara, Kecamatan Suradadi, di Desa Soka Tengah Kecamatan Bumijawa 1 hektare, dan di Kabupaten Brebes di Kecamatan Banjarharjo seluas 2 hektare. "Sebagai orang tua asuh, kami akan mengawal dan memperjuangkan para petani. Sehingga mereka dapat terputus, dari mata rantai para tengkulak," imbuhnya lagi.

HASIL MELIMPUH

Sementara itu Ketua Kelompok Tani Tumbuh Bersama, Nur Effendi mengungkapkan, keunggulan bibit padi MSP mampu menghasilkan hasil melimpah dengan pola tanam, tindakan, dan luas lahan minimalis. Menurutnya, pada padi bibit MSP mampu memproduksi gabah per tangkai (runggai) hingga 600 bulir. Sedangkan pada varietas lain hanya sampai 150 bulir.
Disamping itu, bibit padi MSP membutuhkan waktu singkat dan media minimalis untuk tumbuh. Pada saat penanaman pun berbeda dengan padi lain. Untuk pemilik sawah seluas 1 hektare diberikan bantuan bibit padi MSP sebanyak 18 lg. Ketika panen, DPP PDI Perjuangan pun berkenan membeli hasil panenan dengan harga standar.

"Saya sendiri memiliki setengah hektare sawah, hanya membutuhkan bibit padi 9 kg, dan mampu menghasilkan panen 3.035 kg. Sebelum bergabung dalam kelompok pengguna MSP, saya harus membeli 7 kantong atau 35 kg bibit padi varietas lain, dengan harga per kantong Rp30 ribu. Itu pun hanya mampu menghasilkan sekitar padi 2,4 ton," papar Effendi. (www.pdiperjuangan.or.id)

Jumat, Juni 10, 2011

Jadikan Pancasila Sebagai Way of Life


Jadikan Pancasila Sebagai Way of Life

Megawati Soekarnoputri mengajak generasi muda Indonesia agar menjadikan Pancasila sebagai jalan hidup. Selain itu, Presiden ke 5 tersebut juga berharap generasi muda mempunyai keyakinan dan kepercayaan diri agar tidak kalah bersaing dengan bangsa lain. "Kita harus mempelajari Pancasila dan menjadikan Pancasila itu sebagai way of life,” ujar beliau saat memberikan "Kuliah Presiden” di Universitas Janabadra di Yogyakarta, Kamis (9/6).

Presiden ke 5 ini mengatakan, sekarang ini banyak generasi muda yang pandai dalam hal ilmu dan terori. Namun, kepintaran tersebut dalam pelaksanaan di lapangan masih sangat minim. Karenanya, beliau meminta kepintaran itu diterapkan ke seluruh negeri.

Menurut beliau, dirinya berharap generasi muda mau bekerja keras membangun bangsa. Bukan menjadikan kepintaran itu hanya untuk keuntungan diri sendiri. “Wahai anak muda tidak ada pekerjaan yang enak, pekerjaan keras yang enak.”

"Anak muda tidak hanya pintar saja tapi juga kritis, bertindak cepat dan berkepribadian dalam budaya serta mampu mengimplementasikannya. Kita tidak boleh minder dengan bangsa lain," ujar beliau seraya mengingatkan generasi muda jangan terlalu sombong dengan pikiran-pikiran ala barat. “Sebagai bangsa Indonesia, tentu memiliki pikiran dan perasaan sendiri.”

Ketidak percayaan diri, sambung beliau, bisa berakibat pada kalahnya bangsa Indonesia dalam persaingan dengan bangsa lain. Padahal, menurut Presiden ke 5 ini, Indonesia bisa jadi negara besar. Salah satu caranya dengan mengimplementasikan Pancasila sebagai bagian kekuatan bangsa, termasuk menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup.

"Pancasila harus diimplementasikan secara konsekuen agar seluruh sendi kehidupan bangsa bisa berjalan secara berdaulat termasuk politik dan ekonomi," kata Megawati kepada calon-calon pemimpin bangsa.

Masih menurut Presiden ke 5 ini, Trisakti Bung Karno juga harus dipelajari oleh generasi muda agar bisa menjadikan Indonesia berdaulat secara politik, berdiri di atas kaki sendiri atau berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang kebudayaan. (www.pdiperjuangan.or.id)

Kamis, Mei 12, 2011

Unggul di Survei, Rano Belum Pasti Jadi Jago PDIP


Unggul di Survei, Rano Belum Pasti Jadi Jago PDIP

Meski sejumlah hasil survei mengunggulkan Rano Karno sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta, namun Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan belum memastikan Wakil Bupati Tangerang itu akan diusung sebagai calon Gubernur Jakarta periode 2012-2017.

Menurut Ketua Departemen Komunikasi PDIP Gus Suyadi, hasil survei selama ini masih akan dipertimbangkan dan diolah kembali oleh pengurus DPP PDIP. "Tentunya kebijakan tetap partai yang memutuskan," ujarnya kepada Tempo, Rabu, 11 Mei 2011.

Gus Suyadi menegaskan bahwa kader PDIP memang harus diprioritaskan untuk maju ke bursa pencalonan Gubernur Jakarta. "Tentunya posisi DKI I (kursi calon gubernur)," katanya. Untuk keputusan finalnya, DPP PDIP akan tetap melakukan survei siapa yang paling layak.

Media Survei Indonesia dan The Future Indonesia mengeluarkan hasil survei yang menggambarkan peta popularitas para kandidat calon Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017. "Tiga yang terpopuler adalah Rano Karno, Fauzi Bowo, dan Tantowi Yahya," ujar Ketua Tim Peneliti Media Survei Indonesia, Rico Marbun, Sabtu malam, 7 Mei 2011.

Untuk ukuran popularitas, Rano Karno berada di tempat pertama karena ia dikenal oleh 98,8 persen penduduk DKI. Rekannya sesama artis, Tantowi Yahya, yang kini duduk sebagai anggota Komisi I DPR, berada di posisi ketiga dengan tingkat popularitas 89,7 persen.

"Mereka memiliki modal popularitas yang besar karena sebelumnya sudah lama berprofesi sebagai artis. Jadi, sebagian besar masyarakat mengenal mereka," ujar Rico.

Gubernur saat ini, Fauzi Bowo, berada dalam posisi kedua dengan tingkat popularitas sebesar 97,4 persen. "Ia diuntungkan karena posisinya sebagai incumbent," kata Rico.

Menyikapi hasil survei tersebut, DPP PDIP mengakui jika Rano Karno unggul dalam sejumlah survei baik yang dilakukan secara eksternal dan internal partai. "Hasil survei internal DPP PDIP yang dilakukan tiap bulan, Rano Karno masih tertinggi," katanya.

Menurut Gus Suyadi, calon yang akan diusung oleh DPIP adalah orang yang bisa mengatasi permasalahan klasik Jakarta seperti macet dan banjir. Koalisi partai juga harus mendukung.

DPP PDIP sudah memiliki poin dan punya nilai tersendiri terhadap Rano Karno yang kini menjabat sebagai Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi DPP PDIP itu. Sosok Rano sudah bisa membuktikan kemampuannya dalam pemerintahan di Kabupaten Tangerang. "Hanya saja keberadaannya sebagai orang kedua tidak bisa memegang kewenangan penuh," kata Gus. (TEMPO Interaktif, Tangerang)

Jumat, Maret 18, 2011

Rano Karno Siap Maju Calon Gubernur DKI


Rano Karno Siap Maju Calon Gubernur DKI

Aktor Pemeran Si Doel dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan, Rano Karno menyatakan diri berminat maju menjadi calon Gubernur Jakarta 2012 mendatang. Mantan Wakil Walikota Tangerang yang juga memegang jabatan Ketua DPP PDI P Bidang Informasi mengaku siap jika memeng dikehendaki warga Jakarta. "Kalau warga setuju kita siap," ujarnya disela-sela pencanangan cabang Pelopor PDIP, Kamis 17 Maret 2011.

Rano mengatakan saat ini PDI P sedang melakukan survei elektabilitas sejumlah kader untuk maju Pilgub. Ia memperkirakan, hasil survei ini sudah akan keluar akhir bulan ini. "Kami akan patuhi apa pun hasil surveinya," jelas Karno.

Mengenai konsep yang akan diusung Rano Karno, mengaku akan melanjutkan kebijakan Fauzi Bowo yang mengutamakan pengendalian Banjir dan penanganan kemacetan. "Banjir dan macet itu prioritas," ujarnya. Ia pun mengakui, jika program yang diajukannya hanya meneruskan apa yang menjadi pendahulunya. "Konsepnya mungkin sama, tapi sekarang kebijakannya tidak jalan," ujarnya.

Menurut Rano, hal pertama yang harus diperbaiki di Jakarta adalah soal drainase. Drainase menjadi sangat krusial karena untuk membangun transportasi masal seperti kereta bawah tanah memerlukan penanganan banjir yang memadai. "Kalau drainasenya masih kacau, bisa bongkar pasang terus," ujarnya.

Ia pun mengimpikan Jakarta memiliki jalan layang tiga lapis seperti yang ada di Bangkok, Thailand. "Bangkok dulu kota paling macet, tapi begitu triple deck selesai, semua lancar," jelasnya. Selain itu, ia mengatakan, pemerintah juga harus memiliki konsep pembatasan kendaraan yang jelas untuk menekan angka pertumbuhan kendaraan. "Sekarang ini, sekitar 600 mobil dan 1500 motor baru keluar setiap harinya," ujar Rano.

Ia pun mengaku siap meneruskan konsep megapolitan seperti yang dicanangkan mantan Gubernur DKI, Ali Sadikin. "Penanganan Jakarta harus terkoneksi degan daerah sekitarnya," tegas Rano. Namun, ia mengatakan, penanganan Jakarta mebutuhkan waktu lebih dari 5 tahun. "Paling tidak 10 tahun," ujarnya.

Tapi ia yakin akan mampu memberikan yang terbaik untuk warga Jakarta ketimbang saat dirinya menjadi Wakil Walikota Tangerang. "Lebih enak jadi sutradara dibanding asisten sutradara, kreativitas bisa lebih keluar," ujarnya. (TEMPO Interaktif)

Kamis, Maret 17, 2011

Mega Canangkan Cabang Pelopor

Mega Canangkan Cabang Pelopor

KETUA DPP Bidang Informasi dan Komunikasi Rano Karno mengatakan PDI Perjuangan pencanangan Cabang Pelopor untuk merealisasikan konsep rumah aspirasi yang sebelumnya sudah dimiliki sejumlah kader di daerah pemilihannya masing-masing. Pencanangan sebagai pilot project jembatan masyarakat dengan pengurus pusat ini dilakukan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri di Desa Jambaan, Kecamatan Bayat, Klaten, Kamis (17/3).
Dipilihnya Desa Jambakan di Kec Bayat, Klaten, jelas Rano, karena sudah menyiapkan diri secara maksimal, baik dari segi teknis maupun kekompakan. Ada lebih dari 30 daerah lagi yang akan menjadi pelopor di seluruh Nusantara.

Kegiatan pencanangan ini diikuti sekitar 60 ribu kader dari unsur perwakilan DPD se-Indonesia dan seluruh anak ranting Se-Jawa Tengah. Dan pada kesempatan tersebut, Megawati menyampaikan pidato politik sebagai pencanangan Cabang Pelopor.

Melalui pencanangan Cabang Pelopor ini, lanjut Rano, PDI Perjuangan berharap kebutuhan masyarakat di kalangan bawah mudah terpenuhi. Masyarakat bisa datang langsung ke pengurus ataupun pengurus sendiri juga bisa langsung jemput bola ke masyarakat.

Berbagai persoalan rakyat seperti minimnya lahan irigasi bagi kelompok tani, tekanan tengkulak pada pedagang pasar atau produsen bahan makanan, balita kurang gizi hingga persoalan putus sekolah akan ditangani langsung Cabang Pelopor ini.

Selain itu, lanjut Si Doel panggilan Akrab Rano, Cabang Pelopor adalah cabang yang dipilih untuk melaksanakan sinergitas kader partai di Tiga Pilar. Tiga Pilar yang dimaksud Rano antara lain jajaran struktural partai, legislatif (DPRD) dan eksekutif (Pemerintah Daerah).

Cabang Pelopor ini akan melibatkan seluruh jaringan struktur partai, mulai tingkat DPD (Provinsi), DPC (kabupaten/kota), Pengurus Anak Cabang (kecamatan), Ranting (desa) hingga anak ranting (pedukuhan). Sehingga semua kader dan fungsionaris partai di masing-masing level itu akan bekerja mengidentifikasi berbagai masalah nyata yang dihadapi oleh masyarakat.

Tidak hanya berhenti sampai pada tahap identifikasi masalah akan tetapi fungsionaris dan kader partai harus melakukan advokasi atau membantu bagaimana mengatasi persoalan-persoalan yang ada. Sehingga PDIP tetap melaksanakan amanat kongres yaitu Berjuang Untuk Kesejahteraan Rakyat.

"Ketua umum telah menegaskan pada pidato akhir tahun 2010 lalu, bahwa fungsionaris partai tidak untuk sekadar berebut kursi kekuasan dan kue pembangunan. Tapi bagaimana yang utama setiap fungsionaris partai bermanfaat bagi masyarakat di wilayahnya masing-masing," katanya. (aven)

(http://www.pdiperjuangan-jatim.org/v03/index.php?mod=berita&id=4089)