Selasa, Juni 21, 2011

PDI Perjuangan Temukan Padi MSP

PDI Perjuangan Temukan Padi MSP (Mari Sejahterakan Petani)

Ratusan petani di Kota Tegal, Kabupaten Brebes, dan Kabupaten Tegal kini mulai tertarik serta menyukai bibit padi MSP (Mari Sejahterakan Petani), yang merupakan hasil temuan kader PDI Perjuangan.
Ketertarikan para petani timbul setelah mengetahui kualitas maupun kuantitas gabah hasil panen perdana bibit padi MSP, di Desa Taman Sari, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Selasa (7/6) lalu.

Untuk Kota Tegal, bibit padi MSP di tanam di Krandon Kecamatan Margadana, dengan luas lahan sekitar 1 hektare. Saat ini usia padi sekitar 2 bulan, diperkirakan 1 bulan lagi dilakukan panen raya. Sedangkan acara panen perdana di Taman Sari, dihadiri langsung oleh Ketua Bidang Pertanian dan Perikanan Kelautan DPP PDI Perjuangan Ir Mindo Sianipar, Ketua Departemen Pertanian dan Perikanan Kelautan DPP PDI Perjuangan Ir Lukman Hakim Sibuea, Bupati Tegal Agus Riyanto, Wali Kota Tegal H Ikmal Jaya SE Ak, Wakil Bupati Pemalang Mukti Agung Wibowo, Wali Kota Cirebon Supardi, Ketua DPRD Pemalang Waluyo AT, dan Ketua DPRD Kabupaten Tegal Rojikin AH, disamping puluhan warga serta petani Desa Taman Sari.

Menurut anggota Departemen Pertanian dan Perikanan Kelautan DPP PDI Perjuangan, Damayanti Wisnu Putranti SIP, bibit padi MSP merupakan jenis bibit varietas unggul lokal, yang memiliki keistimewaan tersendiri dibanding varietas lokal lain. Selaku orang tua asuh bagi para petani di Daerah Pemilihan IX, MSP termasuk bibit padi lebih tahan dari serangan hama dibanding benih varietas lain.

"Bibit padi MSP benar-benar sangat diidolakan para petani. Karena lebih tahan dari serangan hama, selain mampu menghasilkan gabah sangat melimpah. Terbukti, panen perdana di Kecamatan Jatinegara, mampu menghasilkan 6,2 ton per hektare. Setelah melihat bukti hasil panen kemarin, kini para petani mulai tertarik dan beramai-ramai menggunakan bibit padi MSP untuk masa tanam selanjutnya,” ucapnya.

Dijelaskan Damayanti, pengenalan dan penerapan bibit padi MSP kepada petani, merupakan salah satu kegiatan DPP PDI Perjuangan dalam program penguatan ketahanan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui program itu pula, DPP PDI Perjuangan berkenan memberikan bibit padi MSP secara cuma-Cuma, berikut obat-obatan pertanian yang dibutuhkan sesuai kebutuhan petani berdasarkan luas lahan yang bakal ditanami.
"Sasaran kami masyarakat petani Indonesia, yang berpredikat sebagai petani gurem, dan hanya memiliki lahan terbatas. Kami ingin memberikan yang terbaik, termudah, dan termurah bagi kaum petani, agar dapat meningkatkan kesejahteraan. Kami juga mengawal dari mulai tebar benih hingga penanaman awal. Semuanya kami lakukan, supaya petani tidak ketergantungan terhadap tengkulak atau sejenisnya yang hanya memberatkan beban hidup petani."

Ditambahkan Damayanti, saat ini program sosialisasi bibit padi MSP telah diterapkan di Kota Tegal, yakni di kelurahan Krandon seluas 1 hektare, di Kabupaten Tegal ada di Desa Karanganyar, Kecamatan Kedung Banteng seluas 3 hektare, Desa Kalijambe, Kecamatan Tarub seluas 1 hektare, di Desa Taman Sari Kecamatan Jatinegara, Kecamatan Suradadi, di Desa Soka Tengah Kecamatan Bumijawa 1 hektare, dan di Kabupaten Brebes di Kecamatan Banjarharjo seluas 2 hektare. "Sebagai orang tua asuh, kami akan mengawal dan memperjuangkan para petani. Sehingga mereka dapat terputus, dari mata rantai para tengkulak," imbuhnya lagi.

HASIL MELIMPUH

Sementara itu Ketua Kelompok Tani Tumbuh Bersama, Nur Effendi mengungkapkan, keunggulan bibit padi MSP mampu menghasilkan hasil melimpah dengan pola tanam, tindakan, dan luas lahan minimalis. Menurutnya, pada padi bibit MSP mampu memproduksi gabah per tangkai (runggai) hingga 600 bulir. Sedangkan pada varietas lain hanya sampai 150 bulir.
Disamping itu, bibit padi MSP membutuhkan waktu singkat dan media minimalis untuk tumbuh. Pada saat penanaman pun berbeda dengan padi lain. Untuk pemilik sawah seluas 1 hektare diberikan bantuan bibit padi MSP sebanyak 18 lg. Ketika panen, DPP PDI Perjuangan pun berkenan membeli hasil panenan dengan harga standar.

"Saya sendiri memiliki setengah hektare sawah, hanya membutuhkan bibit padi 9 kg, dan mampu menghasilkan panen 3.035 kg. Sebelum bergabung dalam kelompok pengguna MSP, saya harus membeli 7 kantong atau 35 kg bibit padi varietas lain, dengan harga per kantong Rp30 ribu. Itu pun hanya mampu menghasilkan sekitar padi 2,4 ton," papar Effendi. (www.pdiperjuangan.or.id)

Tidak ada komentar: