Sabtu, Juni 30, 2007

Bung Karno Pernah Dapat Gelar Doktor Falsafah Ilmu Tauhid

Bung Karno Pernah Dapat Gelar Doktor Falsafah Ilmu Tauhid
 
Jakarta - Barangkali tidak semua orang tahu bahwa Soekarno pernah mendapat gelar doktor honoris causa (Dr HC) dalam bidang Falsafah Ilmu Tauhid. Selama ini Soekarno hanya dikenal sebagai seorang insinyur dan jenderal besar. 

Proklamator Bung Karno mendapat gelar Dr HC dalam bidang Falsafah Ilmu Tauhid dari Universitas Muhammadiyah di Jakarta pada 3 Agustus 1965, dua bulan sebelum terjadi G30S/PKI. 

Kisah Bung Karno mendapat gelar Dr HC ini disampaikan Megawati Soekarno Putri saat menyampaikan orasi di upacara wisuda Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Malang, Sabtu (30/6/2007). 

"Pada tanggal 3 agustus 1965, dalam pidatonya ketika menerima gelar Doctor Honoris Causa dalam Falsafah Ilmu Tauhid dari Universitas Muhammadiyah di Jakarta, Bung Karno menyinggung kembali Pancasila sebagai falsafah dan jati diri bangsa utamanya mengenai ke-Esaan Tuhan yang menjadi landasan bagi kehidupan bangsa," kata Mega dalam orasinya. 

"Hal ini memberikan makna dan keyakinan kepada kita bahwa, apapun yang kita lakukan dan perbuat di dunia ini, dalam membangun bangsa maupun menegakkan demokrasi, semua hal itu dalam kerangka pertanggungjawaban kita sebagai umat Tuhan dimuka bumi," imbuh Mega dalam naskah pidatonya yang didapatkan detikcom. 

Mega menyampaikan banyak hal dalam orasinya. Selain masalah Pancasila, agama dan Tuhan, Mega juga menyinggung mengenai Republik Indonesia yang saat ini masih utuh dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mega juga bicara mengenai keadilan dan kesejahteraan. 

"Saya juga ingin menyitir sila kelima dari Pancasila yaitu mengenai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kalau kita melihat Indonesia kita saat ini, maka kita akan melihat keadilan sosial tersebut belumlah terwujud secara paripurna," kata Mega. 

Mega mengaku sering pergi ke daerah-daerah dan mendapatkan laporan-laporan masyarakat yang rata-rata mengeluhkan tingginya biaya dan sulitnya hidup sekarang ini. "Ibu-ibu mengadu kepada saya mengenai harga minyak goreng yang tinggi, minyak tanah yang tidak terjangkau harganya dan sulit mendapatkannya di pasaran, akses terhadap pendidikan yang berkualitas yang mahal. Anak-anak muda datang kepada saya, mereka menyatakan sulitnya mencari lapangan pekerjaan walaupun mereka telah menamatkan sekolah sampai dengan perguruan tinggi," tutur Mega.

Ketua Umum DPP PDIP ini juga menyinggung masalah peran partai politik dan PDIP sebagai oposisi. "Pada kesempatan ini sekali lagi saya tegaskan bahwa sebagai warga bangsa dan sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan, partai adalah alat perjuangan untuk kepentingan rakyat , bangsa dan negara dalam mencapai cita-cita yang sudah ditetapkan pendiri Bangsa melalui konstitusi negara. Bukan sebaliknya , yakni bahwa rakyat,bangsa dan negara dijadikan alat untuk kepentingan Partai," ujar dia.
(http://www.detiknews.com/read/2007/06/30/124111/799529/10/bung-karno-pernah-dapat-gelar-doktor-falsafah-ilmu-tauhid)

Tidak ada komentar: