Selasa, Februari 07, 2012

Demokrat Terpuruk di Bawah Golkar-PDIP

JAKARTA–Kasus korupsi wisma atlet benar-benar telah memukul Partai Demokrat. Semakin banyak publik yang percaya bahwa mantan Bendahara Umum DPP Demokrat, M Nazaruddin tidak bekerja sendirian.

Riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA kali terakhir mengungkapkan, kepercayaan publik tentang keterlibatan sejumlah petinggi lain juga semakin besar. Hal itu tampak jika dibandingkan dengan hasil survei pertama mereka untuk tema serupa pada Juni 2011.

”Kini 57,8 persen yakin bahwa ada petinggi lain dari Partai Demokrat yang terlibat,’’ tutur peneliti senior LSIm Barkah Pattimahu saat memaparkan hasil survei lembaganya di Kantor LSI, Jakarta, kemarin. Padahal, beber dia, pada survei Juni 2011, angkanya masih sekitar 45,3 persen.

Ditambahkan, survei itu juga berusaha memotret tingkat kepercayaan publik terhadap lima petinggi Demokrat yang selama ini terus disebut-sebut terlibat kasus itu.

Selain Nazaruddin, ada nama Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng, Angelina Sondakh, dan Mirwan Amir. Hasilnya, 52,1 persen publik percaya bahwa Nazaruddin terlibat. Lalu, 39,4 persen publik yakin bahwa Anas juga terlibat.

‘’Di luar Nazaruddin, angka kepercayaan publik atas keterlibatan Anas cukup signifikan,’’ ujar Barkah.

Selanjutnya, 31,9 persen publik menilai Andi yang menjabat menteri pemuda dan olahraga juga turut berperan. Dugaan sama ditimpakan kepada dua petinggi lain, Angelina Sondakh (37,2 persen) dan Mirwan Amir (28,3 persen). ‘’Lima pandawa Demokrat itulah yang diperkirakan menjadi kontributor penurunan suara partai mereka,’’ imbuhnya.

Riset terakhir LSI tersebut juga mengungkap elektabilitas terkini partai-partai. Untuk kali pertama sejak 2009, Demokrat terpuruk hanya di peringkat ketiga. Dukungan terhadap partai yang didirikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu kini hanya 13,7 persen.

Posisi pertama dan kedua diambil alih Partai Golkar dan PDI Perjuangan (PDIP). Tingkat dukungan masing-masing 18,9 persen dan 14,2 persen. ‘’Kami (LSI, Red) adalah yang pertama mengabarkan bahwa Demokrat sudah turun takhta. Namun, saat itu banyak yang skeptis, terutama pimpinan Demokrat,’’ sindir Barkah.

Barkah lantas membeber, pada survei LSI Denny J.A. Juni 2011, Golkar sudah mengalahkan Demokrat. Meskipun, waktu itu selisihnya masih di bawah 3 persen. Kini selisihnya sudah semakin lebar, yaitu lebih dari 5 persen.

‘’Kini para pimpinan Demokrat sebaiknya tidak lagi merespons dengan too little and too late lagi. Sebab, sangat terbuka kemungkinan partai itu kembali ke khitah seperti 2004, hanya sebagai partai tengah,’’ imbuh dia.

Barkah lantas mengungkap, di survei terakhir tersebut lembaganya juga mencoba melakukan simulasi sejumlah pertanyaan. Misalnya tentang persepsi kepuasan publik atas cara Demokrat merespons kasus wisma atlet.

Dalam hasil survei, terungkap semakin sedikit yang percaya bahwa petinggi Demokrat tegas mengatasi skandal. Pada Juni 2011 angkanya masih 22,6 persen, namun kini melorot menjadi hanya 19,9 persen yang masih percaya. ‘’Itu warning. Jika tidak direspons serius, dukungan atas Demokrat bisa jatuh lebih jauh lagi hingga di abwah 10 persen,’’ terang dia.

Barkah menuturkan, penurunan suara Demokrat memang bukan semata disebabkan kasus wisma atlet. Turunnya pamor SBY dari hari ke hari juga berpengaruh.

Masih berdasar hasil survei LSI Denny J.A., pada Januari 2011 publik yang puas dengan kinerja Presiden SBY masih sekitar 56,7 persen. Namun, kini jumlahnya melorot, menjadi hanya 48,3 persen. ‘’Namun, jika dibandingkan, faktor kasus wisma atlet tetap yang lebih kuat memengaruhi,’’ imbuh dia.

Survei tersebut dilaksanakan pada 21 Januari sampai 2 Februari 2012. Dengan metode multi stage random sampling, wawancara tatap muka dilakukan terhadap 1.200 responden penduduk dewasa dari seluruh wilayah di Indonesia di 33 propinsi. Margin of error plus minus 2,9 persen

Tidak ada komentar: