Jumat, Februari 24, 2012

PDIP: Subsidi BBM untuk Rakyat harus ada

Semarang (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo, menyatakan bahwa subsidi bahan bakar minyak untuk rakyat harus ada menyusul rencana pemerintah melakukan pembatasan BBM bersubsidi di wilayah Jawa dan Bali mulai 1 April 2012.

"Perintah DPP kepada Fraksi PDI Perjuangan DPR RI harus memperjuangkan agar rakyat tetap mendapatkan subsidi BBM," kata Tjahjo yang juga wakil rakyat asal Daerah Pemilihan Jawa Tengah I kepada ANTARA, Jumat.

Sementara itu, dalam Penjelasan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2011 tentang APBN Tahun 2012, Pasal 7 Ayat (4): "Pengalokasian BBM bersubsidi secara tepat sasaran dilakukan melalui pembatasan konsumsi BBM jenis premium untuk kendaraan roda empat pribadi pada wilayah Jawa Bali sejak 1 April 2012."

Di dalam UU APBN 2012 itu juga disebutkan besarnya subsidi BBM jenis tertentu dan bahan bakar gas cair (liquefied petroleum gas/elpiji) tabung 3 kilogram pada tahun anggaran 2012 direncanakan sebesar Rp123.599.674.000.000,00 dengan volume BBM sebanyak 40.000.000 kiloliter.

Merespons isyarat pemerintah yang akan menaikkan harga BBM, Tjahjo Kumolo menegaskan, "Dengan kenaikan harga BBM tentu saja tidak menghapuskan subsidi untuk rakyat."

Di lain pihak, Tjahjo yang juga anggota Komisi I DPR RI mengakui bahwa harga minyak dunia memang tidak dapat dikendalikan, namun pemerintah memakai acuan tersebut.

"Hal yang bisa dilakukan adalah apa yang ada pada pengendalian kita. Misalnya, produksi minyak kita/Pertamina pada posisi hanya 30 persen kepemilikan Pertamina, padahal `oil` dunia 77 persen," katanya.

Oleh karena itu, kata Tjahjo, Pertamina harus dioptimalkan ke hulunya. Ia lantas mencontohkan pembangunan Kilang Minyak Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Pertamina Refinery Unit 4 Cilacap, di Lapangan Sepak Bola Lomanis, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

"Apa pun Pertamina harus melakukan efisiensi di semua lini, terutama di dalam `trading crude` dan BBM-nya. Dan, harus ada nasionalisasi. Hal ini pasti menganggu, namun pelan-pelan harus pasti dilaksanakan," demikian wakil rakyat asal Jateng itu. (id.berita.yahoo.com)

Selasa, Februari 21, 2012

DPC belum Tentu Pilih Aang

BOGOR-Penentuan siapa yang berhak mewakili PDIP dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2013, akan ditentukan April atau Mei mendatang. Namun, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kota Bogor belum akan mengalokasikan suaranya kepada enam bakal calon (balon) yang ada.

Berstatus balon, Aang Hamid Suganda datang ke Bogor pada Sabtu (18/2) lalu. Namun hal itu bukan berarti Kota Bogor sepakat memilih Bupati Kuningan itu sebagai calon gubernur mewakili PDIP. Faktor emosional pun belum tentu menjamin, Kota Bogor bakal memilih Aang. Aang memang pernah berkiprah di Kota Bogor sebagai Ketua Gapensi periode 1978 – 1984 dan pengurus KONI periode 1995 – 1999.

Seperti diketahui, DPD PDIP Jabar telah menetapkan enam orang balon yang akan maju dalam pilgub tahun depan. Mereka adalah anggota DPR RI Rieke Dyah Pitaloka, Wakil Ketua DPD PDIP Jawa Barat, Gatot Tjahjono, Bupati Cirebon Dedi Supardi, Bupati Subang nonaktif Eep Hidayat, Bupati Kuningan Aang Hamid Suganda dan Bupati Sumedang Don Murdono.

Namun, untuk menarik simpati seluruh kader, keenam balon diwajibkan melakukan roadshow ke 26 DPC kota/kabupaten se-Jabar. Sehingga terpilih siapa sosok yang pantas mewakili PDIP pada pilgub nanti.

Ketua DPC PDIP Kota Bogor, Untung W Maryono mengatakan, siapapun memiliki potensi untuk maju dalam pilgub nanti. Karena, masing-masing balon mempunyai kelebihan dan kekurangan.

“Semuanya sama kuat dan keenamnya sedang melakukan sosialisasi. Namun, keputusan tetap ada di DPP,” ujarnya kepada Radar Bogor beberapa waktu lalu.

Menurutnya, rekomendasi dari pusat sangat diperlukan agar calon gubernur nantinya mengantongi restu untuk maju dalam pilgub. “Akan tetapi, mekanisme tetap ada pada DPP. Karena yang menentukannya harus dari atas,” imbuhnya.

Pria yang menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Bogor ini menilai, kunjungan Aang ke Kota Bogor bukan berarti pihaknya menyatakan mendukung sepenuhnya sosok mantan manajer klub Persija Jakarta itu. Akan tetapi, lebih kepada pengenalan visi dan misi dia sebagai salah satu balon.

“Karena dia adalah tamu, sebagai tuan rumah kita harus menyambutnya dengan baik. Siapa pun itu balon yang datang ke sini harus dijamu dengan sebaik mungkin tanpa membeda-bedakannya. Nanti jika telah direkomendasikan DPP, baru akan kita dukung,” bebernya.

Terpisah, Ketua DPD PDIP Jabar, Rudi Harsa Tanaya menjelaskan, keenam balon yang terpilih merupakan kader terbaik partai. Dan itu harus didukung oleh seluruh kader.

Menurutnya, mereka mempunyai kesempatan yang sama untuk maju. Maka itu, keenam nama tersebut harus mengikuti mekanisme survei, baik popularitas dan elektabilitas. “Kami Lihat hasilnya nanti, karena yang memutuskan adalah DPP bukan oleh DPD lagi,” jelasnya.

Rudi menambahkan, setiap calon gubernur harus melakukan sosialisasi ke tiap DPC yang ada di Jawa Barat. Jadi, dia menjelaskan, tidak ada satu pun cabang yang mengklaim untuk mendukung bakal calon tertentu.

DPD PDIP Jabar mempunyai komitmen, siapa pun calon internal gubernur/wakil gubernur dari PDIP yang ditetapkan oleh DPP partai, maka semua kekuatan partai dengan menjaga soliditas akan mematuhi, menaati dengan bersungguh-sungguh untuk menang dalam pemilihan gubernur/wakil gubernur Jawa Barat.

Minggu, Februari 19, 2012

2.000 Dongdang Kembali Sesaki Tegar Beriman

CIBINONG–Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Pemkab Bogor kembali menggelar festival pawai dongdang di Lapangan Tegar Beriman, Sabtu (3/3) mendatang. Setidaknya 2.000 lebih dongdang dipastikan akan turut berpartisipasi pada kegiatan yang telah menjadi tradisi dan budaya di Kabupaten Bogor itu.

”Tahun ini, SKPD, pelajar, jajaran kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor, kecamatan, kelurahan dan PKK diminta mengirimkan paling sedikit dua grup peserta,” terang Kepala Diskominfo Kabupaten Bogor, H Tb Lutfhie Syam.

Ia menuturkan, spesifikasi dongdang yang akan ditampilkan oleh masing-masing peserta adalah, berukuran 120 x 80 cm dan dihiasi ornamen tradisional khas Jawa Barat atau bernuansa islami.

Dongdang juga harus berisi hasil pertanian masyarakat, seperti sayur-sayuran, buah-buahan dan makanan tradisional, disesuaikan dengan karakteristik daerah masing-masing.

”Dongdang diarak oleh 15 orang, terdiri atas pengusung dongdang empat orang, dan satu orang pembawa papan nama berukuran 90 x 20 cm,” paparnya.

Ia mengatakan, semua dongdang yang ditampilkan masing-masing peserta, diperlombakan untuk mendapatkan penilaian dari panitia. Kriteria penilaian meliputi, keindahan penataan, penampilan busana pembawa, atraksi pengiring dongdang serta keserasian pada saat berjalan.

Festival dongdang juga bakal dimeriahkan kehadiran Ustad Jefry Al-Buchori yang akan menyampaikan tausiah, diawali dengan pembacaan barzanzi dan ditutup dengan penampilan grup band Wali.

Oleh karena itu, ia berharap masyarakat Kabupaten Bogor dapat menyaksikan sekaligus turut menyemarakkan kegiatan bernuansa religi ini.

Senin, Februari 13, 2012

Balon Gubernur Mulai Bergerilya

CIBINONG–Mengaku didukung 14 DPC se-Jawa Barat, Dedi Supardi, salah satu bakal calon (balon) gubernur Jawa Barat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mulai bergerilya.

Bupati Cirebon ini berjanji akan menggratiskan dana sumbangan pendidikan. Dia juga berjanji menggratiskan pembangunan madrasah diniyah (MD) di seluruh daerah di Jawa Barat.

“Di Kabupaten Cirebon yang saat ini saya pimpin, sudah berjalan tiga tahun dan itu akan saya terapkan saat menjadi gubernur,” janjinya saat melakukan konsolidasi di Aula DPC PDIP Kabupaten Bogor, Sabtu (11/2),

Ketua DPD PDIP Jabar, Rudi Harsa Tanaya menjelaskan, sebagai kader PDIP, Dedi memiliki modal untuk maju menjadi gubernur Jabar. Selain menjadi kepala daerah selama dua periode dan satu kali menjadi wakil bupati, ia juga merupakan pengusaha yang memahami strategi pengembangan perekonomian masyarakat.

“Itu modal penunjang yang mendorongnya untuk bersaing dengan calon gubernur lain,” ungkapnya.

Dia menambahkan, partai berlambang banteng moncong putih itu belum berencana berkoalisi dengan partai politik lain. Namun, PDIP selalu membuka pintunya bagi parpol lain.

“Tentunya, kami tidak akan satu paket dari partai yang sama. Dan saat ini kami sudah menjalin hubungan baik dengan PPP,” pungkasnya.

Selain Dedi Supardi, PDIP mengusung lima calon lainnya untuk maju dalam Pilgub 2013. Kelima calon itu, yakni Bupati Kuningan Aang Hamid Suganda, anggota DPR RI Rieke Dyah Pitaloka, Bupati Sumedang Don Murdono, Bupati Subang nonaktif Eep Hidayat dan Wakil Ketua DPD PDIP Jabar Gatot Tjahjono.

Selasa, Februari 07, 2012

Demokrat Terpuruk di Bawah Golkar-PDIP

JAKARTA–Kasus korupsi wisma atlet benar-benar telah memukul Partai Demokrat. Semakin banyak publik yang percaya bahwa mantan Bendahara Umum DPP Demokrat, M Nazaruddin tidak bekerja sendirian.

Riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA kali terakhir mengungkapkan, kepercayaan publik tentang keterlibatan sejumlah petinggi lain juga semakin besar. Hal itu tampak jika dibandingkan dengan hasil survei pertama mereka untuk tema serupa pada Juni 2011.

”Kini 57,8 persen yakin bahwa ada petinggi lain dari Partai Demokrat yang terlibat,’’ tutur peneliti senior LSIm Barkah Pattimahu saat memaparkan hasil survei lembaganya di Kantor LSI, Jakarta, kemarin. Padahal, beber dia, pada survei Juni 2011, angkanya masih sekitar 45,3 persen.

Ditambahkan, survei itu juga berusaha memotret tingkat kepercayaan publik terhadap lima petinggi Demokrat yang selama ini terus disebut-sebut terlibat kasus itu.

Selain Nazaruddin, ada nama Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng, Angelina Sondakh, dan Mirwan Amir. Hasilnya, 52,1 persen publik percaya bahwa Nazaruddin terlibat. Lalu, 39,4 persen publik yakin bahwa Anas juga terlibat.

‘’Di luar Nazaruddin, angka kepercayaan publik atas keterlibatan Anas cukup signifikan,’’ ujar Barkah.

Selanjutnya, 31,9 persen publik menilai Andi yang menjabat menteri pemuda dan olahraga juga turut berperan. Dugaan sama ditimpakan kepada dua petinggi lain, Angelina Sondakh (37,2 persen) dan Mirwan Amir (28,3 persen). ‘’Lima pandawa Demokrat itulah yang diperkirakan menjadi kontributor penurunan suara partai mereka,’’ imbuhnya.

Riset terakhir LSI tersebut juga mengungkap elektabilitas terkini partai-partai. Untuk kali pertama sejak 2009, Demokrat terpuruk hanya di peringkat ketiga. Dukungan terhadap partai yang didirikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu kini hanya 13,7 persen.

Posisi pertama dan kedua diambil alih Partai Golkar dan PDI Perjuangan (PDIP). Tingkat dukungan masing-masing 18,9 persen dan 14,2 persen. ‘’Kami (LSI, Red) adalah yang pertama mengabarkan bahwa Demokrat sudah turun takhta. Namun, saat itu banyak yang skeptis, terutama pimpinan Demokrat,’’ sindir Barkah.

Barkah lantas membeber, pada survei LSI Denny J.A. Juni 2011, Golkar sudah mengalahkan Demokrat. Meskipun, waktu itu selisihnya masih di bawah 3 persen. Kini selisihnya sudah semakin lebar, yaitu lebih dari 5 persen.

‘’Kini para pimpinan Demokrat sebaiknya tidak lagi merespons dengan too little and too late lagi. Sebab, sangat terbuka kemungkinan partai itu kembali ke khitah seperti 2004, hanya sebagai partai tengah,’’ imbuh dia.

Barkah lantas mengungkap, di survei terakhir tersebut lembaganya juga mencoba melakukan simulasi sejumlah pertanyaan. Misalnya tentang persepsi kepuasan publik atas cara Demokrat merespons kasus wisma atlet.

Dalam hasil survei, terungkap semakin sedikit yang percaya bahwa petinggi Demokrat tegas mengatasi skandal. Pada Juni 2011 angkanya masih 22,6 persen, namun kini melorot menjadi hanya 19,9 persen yang masih percaya. ‘’Itu warning. Jika tidak direspons serius, dukungan atas Demokrat bisa jatuh lebih jauh lagi hingga di abwah 10 persen,’’ terang dia.

Barkah menuturkan, penurunan suara Demokrat memang bukan semata disebabkan kasus wisma atlet. Turunnya pamor SBY dari hari ke hari juga berpengaruh.

Masih berdasar hasil survei LSI Denny J.A., pada Januari 2011 publik yang puas dengan kinerja Presiden SBY masih sekitar 56,7 persen. Namun, kini jumlahnya melorot, menjadi hanya 48,3 persen. ‘’Namun, jika dibandingkan, faktor kasus wisma atlet tetap yang lebih kuat memengaruhi,’’ imbuh dia.

Survei tersebut dilaksanakan pada 21 Januari sampai 2 Februari 2012. Dengan metode multi stage random sampling, wawancara tatap muka dilakukan terhadap 1.200 responden penduduk dewasa dari seluruh wilayah di Indonesia di 33 propinsi. Margin of error plus minus 2,9 persen

Minggu, Februari 05, 2012

PKS masih Tertutup, PDIP Ingin Kader Lokal

BOGOR-Situasi politik Kota Bogor jelang Pemilihan Walikota (Pilwakot) 2013 mulai memanas. Sejumlah partai politik (parpol) semakin intens dalam mempersiapkan amunisi agar calonnya dapat berbicara banyak di pilkada nanti.

Seperti yang sedang dilakukan DPD PKS Kota Bogor, sejak jauh hari telah menjaring sepuluh nama bakal calon (balon) walikota. Selain melakukan seleksi melalui mekanisme partai, PKS juga tengah mempertimbangkan kemungkinan merekrut calon dari luar untuk membawa bendera partai berlambang bulan sabit kembar dan padi itu.

Ketua DPD PKS Kota Bogor, Jajat Sudrajat mengatakan, telah mengantongi sejumlah nama dari sepuluh balon yang dipersiapkan pihaknya. “Ya, ada beberapa yang sudah kita pertimbangkan untuk maju. Tapi, maaf belum bisa diungkapkan sekarang,” ujarnya kepada Radar Bogor.

Ia menjelaskan, penentuan sosok balon menuju kursi F1 ditentukan berdasarkan mekanisme partai, juga survei internal kepada kader dan pengurus. Hasilnya akan digabungkan dengan penilaian dari tim khusus, apakah sosok yang bersangkutan layak mewakili PKS dalam perebutan kursi walikota.

“Sekarang sedang disusun tahapannya, berapa orang yang akan disaring dan muaranya mengarah kepada satu calon yang sesuai kriteria dan keinginan kader,” beber Wakil Ketua DPRD Kota Bogor, itu.

Lebih jauh Jajat mengungkapkan, ada beberapa nama tokoh dari luar partai yang direkomendasikan oleh pengurus dan kader untuk masuk balon PKS. Namun, mengenai siapa saja orangnya, ia belum bisa mengemukakan karena masih dalam tahap pertimbangan. “Beberapa nama saat ini memegang kedudukan penting di Pemkot Bogor, dan pada saatnya akan kita ungkapkan ke publik,” tandasnya.

Sementara itu, persiapan menuju pertarungan pilwakot juga sedang dilakukan oleh DPC PDIP Kota Bogor. Kendati belum menetapkan akan berkoalisi dengan parpol mana, namun partai berlambang banteng bermoncong putih itu tetap serius mempersiapkan calonnya.

Berdasarkan penetapan hasil dari Rapat Kerja Daerah (Rakerda) DPC PDIP Kota Bogor, pengurus serta kader sepakat mengusung Untung W Maryono sebagai calon tunggal. Namun, mengenai siapa sosok pendampingnya masih dibicarakan berdasarkan mekanisme partai.

Dikonfirmasi mengenai hal itu, Untung mengaku siap mengemban amanat partai untuk maju ke dalam arena pilwakot. Karena, dirinya diajukan sebagai calon karena memiliki posisi strategis sebagai Ketua DPC PDIP Kota Bogor.

“Ini merupakan bukti jika partai menginginkan kader terbaiknya maju untuk menjadi Walikota Bogor,” ujarnya.

Mengenai nama lain di luar kepengurusan Kota Bogor, Untung menerangkan harus meminta izin dulu kepada DPC karena telah memiliki calon tunggal.

Jika tanpa menempuh prosedur sesuai ditentukan partai, yang bersangkutan tak bisa dicalonkan begitu saja oleh partai. “Siapa pun, baik itu dari DPP maupun DPD harus komunikasi dulu dengan kita. Karena ini arena pertarungan politik lokal, seharusnya diisi kader di daerah,” pungkasnya.(www.radar-bogor.co.id)