Selasa, Oktober 21, 2008

Rahman Bela Kades

Terkait Ancaman Nu Sae Mempidanakannya 
Rahman Bela Kades 

CIBINONG - Pertarungan head to head pasangan Nungki sareng Endang Kosasih (Nu Sae) dan Rachmat Yasin-Karyawan Faturachman (Rahman) semakin terbuka. Sejak mayoritas kepala desa (kades) di Kabupaten Bogor merapat ke pasangan Rahman, kubu Nu Sae terkesan kecolongan.

Pasangan Nu Sae pun mengancam bakal mempidanakan kades yang tidak netral pada pemilihan bupati-wakil bupati (Pilbup) putaran kedua November mendatang. Namun, kubu Rahman membela hak kades untuk mendukung pasangan itu.

Direktur Kampanye Tim Sukses Rahman Rifdian Suryadarma menegaskan bahwa kades bukan bawahan camat maupun bupati. Maka dari itu, kades memiliki otonomi khusus dalam menyelenggarakan pemerintahan desa. "Jadi terserah, bersikap netral atau tidak," tegasnya. Direktur RY Center ini menyarankan agar tim sukses manapun harus menghormati hak-hak politik kades. “Sah-sah saja kades menyatakan sikap. Itu merupakan ekspresi mereka terhadap pasangan calon yang ingin mereka pilih,” tambahnya.

Hal senada dikatakan Ketua Divisi Media dan Komunikasi Tim Sukses Rahman David Rizar Nugroho. Dia memandang jabatan kades merupakan jabatan politis, karena posisinya dipilih langsung oleh rakyat dan pengayom masyarakat. Kades pun berkewajiban melayani semua masyarakat desa tanpa diskriminasi.

“Sebagai warga negara, kades juga punya hak politik untuk memilih dan dipilih. Sikap-sikap yang menyerang netralitas kades dalam Pilkada adalah sikap yang tidak simpatik. Itu akan mengebiri demokrasi, kebebasan berpendapat dan berpolitik yang dilindungi UUD 1945,” beber David.

Menurut dia, sikap Nu Sae menyatakan kades harus netral menunjukkan kepanikan melihat realitas politik. Apalagi dengan fakta bahwa koalisi rakyat yang tengah dibangun Rahman menjelang putaran kedua mendapat dukungan stakeholder. Termasuk ratusan kades yang ingin mengawal perubahan bersama Rahman menuju Kabupaten Bogor yang lebih baik lima tahun ke depan.

Selain itu, sambung David, Rahman juga terus membangun komunikasi politik dengan PKS, Djurus dan HMD-N. “Untuk mencapai suatu kesepakatan politik itu perlu proses. Rahman tidak akan berkoar-koar mengklaim mendapat dukungan dari si a, b atau c sebelum proses komunikasi politik,” jelasnya.

David menuturkan, Rahman juga ingin mengembangkan politik yang santun dengan menghormati PKS, Djurus dan HMD-N sebagai sahabat yang juga punya pandangan-pandangan. “Jangan membuat bingung rakyat dengan klaim politik yang ternyata banyak dibantah pihak yang merasa diklaim,” tandasnya.
(http://www.radar-bogor.co.id/?ar_id=MjAyOTI=&click=Nzk=)

Tidak ada komentar: