Sabtu, Februari 28, 2009

Kalla Balik Undang Pimpinan Parpol

Kalla Balik Undang Pimpinan Parpol

JAKARTA - Penegasan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla tentang kesiapannya menjadi calon presiden masih menunggu keputusan dari kader-kader Golkar di rapat pimpinan nasional khusus (Rapimnasus). Dia menegaskan tetap menunggu hasil pemilu legislatif 9 April mendatang.

“Seluruh keputusan ada di Rapimnasus setelah pemilu legislatif. Tentu semua opsi tetap berjalan dan mudah-mudahan memberikan spirit yang baik bagi kader,” ujar Kalla di Jakarta, kemarin.

Kalla menampik bahwa kedatangannya ke DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kamis (26/2) malam sebagai isyarat bakal berkoalisi pada pemilu presiden.

Menurut dia, undangan komunikasi politik dengan partai mana pun akan disambut Partai Golkar, termasuk bila ada undangan dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Demokrat Hadi Utomo. “Begitu pula kalau saya mengundang, saya harapkan beliau-beliau hadir,” terangnya.

Pekan depan, Golkar berencana mengundang pimpinan-pimpinan partai politik untuk datang ke DPP Partai Golkar di Slipi namun Kalla belum bersedia menjelaskan agendanya.

Kalla menegaskan, PKS adalah sahabat Partai Golkar karena selama lima tahun terakhir berkoalisi di pemerintahan. Golkar juga menolak stigma partai nasionalis harus berkomunikasi dengan partai nasionalis, begitu pula dengan partai agama.

“Kami ingin jangan ada politik hitam putih di Indonesia. Belajarlah dari negara tetangga seperti Thailand yang sistem kepartaiannya menyebabkan masalah karena saling jegal. Satu partai menang dikepung dan dijatuhkan. Kalau partai lain yang menang, besoknya juga dikepung oleh yang kalah,” tandasnya.

Kalla menambahkan, pertemuan dengan PKS dimaknainya sebagai konsolidasi kekuatan politik yang bertujuan menyejahterakan rakyat, bukan sekadar koalisi jangka pendek yang bertujuan hanya mengokupasi kekuasaan.

“Meningkatkan silaturahmi itu adalah bagian dari tujuan besar bagaimana politik itu memajukan kesejahteraan bangsa, bukan sekadar mencari kekuasaan,” katanya.

Dia membantah bahwa Partai Golkar dan PKS sudah saling lirik untuk menduetkan Kalla-Hidayat Nurwahid sebagai capres-cawapres. Menurut dia, pembicaraan teknis seperti pasangan koalisi baru akan dibicarakan kedua partai setelah pemilu legislatif.

“Kami sudah putuskan pembicaraan baru dilakukan setelah pemilu legislatif. Supaya upaya pikiran langkah kader Golkar terpusat pada pemenangan pemilu legislatif,” tegasnya.

Kalla juga membantah perbedaan pendapat tentang calon presiden Partai Golkar sebagai perpecahan. Menurut dia, Golkar adalah partai demokratis yang menghargai perbedaan pendapat di antara kadernya.

“Tidak ada faksi-faksi di Golkar seperti selalu Anda katakan. Yang ada adalah perbedaan pandangan yang wajar dalam demokrasi. Pengambilan keputusan di Golkar selalu dinamis dan demokratis. Namun, begitu keputusan sudah diambil, seluruh pihak terikat untuk melaksanakan,” terangnya.


Tak Risau Hasil Survei

Sementara itu, Kalla mengaku tak risau dengan hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang hanya menempatkan Golkar di urutan ketiga pemenang Pemilu 2009. Partainya menilai positif hasil sigi tersebut. Namun, Kalla menegaskan, kesahihan sigi yang dilakukan jauh sebelum pemilu tidak bisa dipercaya.

Meski demikian, dia menilai sigi tersebut bisa menunjukkan tren kinerja partai. “Ingat, survei bukan pemilu. Yang menentukan itu kan pemilunya, bukan hasil surveinya,” ujar Kalla.

Kalla tak mempermasalahkan hasil sigi yang menempatkan Golkar di bawah Demokrat dan PDI Perjuangan. Dia menilai hasil sigi tersebut bagus karena survei yang dilakukan LSI sebulan lalu memperlihatkan suara Golkar hanya berkisar 11 persen.

“Artinya, tren suara Golkar naik. Kalau dulu hanya 11 persen, sekarang sudah 16 persen. Naik lima persen dalam sebulan itu kan bagus. Pemilu masih dua bulan, kalau setiap bulan naik 5 persen saja kan bagus,” selorohnya.

Seperti dirilis LSI beberapa hari lalu, Golkar hanya memperoleh dukungan 15,9 persen, kalah jauh dibanding Partai Demokrat yang dipilih 24,3 persen responden dan PDI Perjuangan 17,3 persen.

Kalla juga menyatakan senang dengan hasil sigi yang menyudutkan Partai Golkar sebab sigi tersebut akan membuat kader Golkar bersemangat untuk memenangi pemilu legislatif.

“Buktinya, begitu ada yang mengatakan perolehan suara Golkar hanya 2,5 persen, (semangat kader Golkar) langsung membengkak. Jadi, itu bagus karena kami tidak melihat angka tapi tren,” tegasnya.
(www.radar-bogor.co.id)

Tidak ada komentar: