Rabu, Maret 11, 2009

JK-Mega Bertemu di Rumah Makan

Tak Bicara Capres-Cawapres
JK-Mega Bertemu di Rumah Makan

JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri akhirnya memenuhi undangan Partai Golkar untuk bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla. Kalla dan Mega dijadwalkan makan siang bersama di rumah makan Jakarta Pusat besok (12/3).

Pertemuan pemimpin dua partai besar tersebut sebelumnya direncanakan berlangsung Senin (10/3) di rumah kontrakan di Jalan Ki Mangun Sarkoro Menteng Jakarta Pusat. Namun, kubu Mega meminta pertemuan diundur karena Mega belum kembali dari Libya.

Mega juga meminta tempat pertemuan diubah ke tempat yang lebih netral karena rumah kontrakan tersebut persis di sebelah rumah wakil presiden Jalan Diponegoro.

“Jadi tempat pertemuan bukan (kantor DPP Partai Golkar) di Slipi atau (kantor DPP PDI Perjuangan) Lenteng Agung,” ujar Staf Khusus Wakil Presiden Muchlis Hasyim, kemarin.

Mukhlis mengakui pertemuan tersebut memang inisiatif Partai Golkar, bukan pertemuan antara pribadi Mega dan Kalla. Keduanya bertemu dalam konteks sebagai ketua umum partai dan bukan pribadi.

“Karena masalah pribadi antara Megawati dan Jusuf Kalla sudah selesai dalam silaturahmi lebaran Jusuf Kalla ke kediaman Megawati tahun lalu,” terangnya.

Dalam pertemuan kedua tokoh nanti, Kalla hanya akan didampingi Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Surya Paloh dan Sekjen Partai Golkar Soemarsono. Sementara Megawati juga akan didampingi Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDI Perjuangan Taufik Kiemas dan Sekjen Pramono Anung Wibowo.

Dalam pertemuan itu kedua pemimpin akan membahas sejumlah masalah bangsa dan perkembangan demokrasi, termasuk persatuan seluruh partai politik. Agenda pertemuan kedua pemimpin partai itu direncanakan akan mengupayakan persatuan seluruh partai untuk bersama-sama mengatasi masalah bangsa.

“Persatuan antarpartai itu penting untuk mencegah perseteruan politik seperti yang sekarang terjadi, yakni Thailand juga terjadi di Indonesia,” papar Muchlis.

Komunikasi politik untuk membahas kebaikan bangsa dinilai kedua pemimpin perlu dilakukan sebelum pemilu legislatif. Dalam pertemuan sebelum pemilu legislatif, kedua partai bisa saling menjelaskan agenda politik dan prioritas program yang akan dilakukan ketika berkuasa. Sementara itu, pertemuan yang dilakukan setelah pemilu legislatif, setelah kedua partai tahu perolehan suara, biasanya akan berujung pada sharing kekuasaan.

“Jadi kedua pemimpin partai akan lebih banyak membahas agenda-agenda untuk rakyat, bukan persoalan siapa capres dan siapa cawapres. Kita tidak bisa membahas koalisi tanpa tahu apa agenda untuk rakyat dan program prioritas masing-masing partai,” tuturnya.

Mukhlis tak menampik pertemuan kedua pemimpin partai terbesar itu akan dikaitkan dengan rencana koalisi kedua partai di pemilu presiden. Namun, dia meyakinkan dalam pertemuan resmi pertama dua partai akan lebih banyak membicarakan platform kebangsaan, bukan kepentingan kekuasaan.

Rencana pertemuan Kalla dengan Mega besok dibenarkan oleh Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Agung Laksono. Dia menegaskan bahwa pertemuan nanti hanya silaturahmi politik biasa dan belum tentu ada pembicaran mengenai koalisi. “Intinya, ini hanya sebatas untuk menurunkan suhu politik yang mulai menghangat,” tandasnya.

Sementara itu, ditemui di kediamannya, Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri mengatakan, saat ini semua simulasi koalisi sebenarnya masih di tataran wacana. Wujud konkritnya baru akan tampak setelah pemilu legislatif.

“Namanya juga politik. Tentunya kami melihat perkembangan. Semua itu ada aturannya,” ujar Mega.

Sekjen PDIP Pramono Anung pun menegaskan bahwa PDIP masih membuka pintu untuk bekerjasama dengan semua parpol. Tak terkecuali Partai Golkar sebagai salah satu parpol besar yang cukup kuat. “Komunikasi secara langsung dengan Golkar dulu kan masih di tingkat Pak Taufik (Ketua Dewan Pertimbangan Pusat/Deperpu PDIP) dan saya. Nah, sekarang sudah waktunya antartokoh utama di dalam parpol-parpol ini,” tegas Pram -begitu dia akrab disapa.

Pram melihat situasi politik nasional kian dinamis. Selain dengan Golkar dan JK, PDIP dan Mega juga sudah memiliki agenda silaturahmi dengan jajaran PPP dan Suryadharma Ali. “PKS juga ingin membuka dialog dengan PDIP dan Mega untuk membahas persoalan bangsa,” tandasnya.

Bagaimana tanggapan kubu Partai Demokrat? Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Politik Anas Urbaningrum hanya menanggapi enteng. Dia menganggap pertemuan tersebut hanyalah komunikasi dan silaturahmi politik biasa serta sesuatu yang baik untuk dilakukan kedua partai. “Komunikasi dan silaturahmi jauh hari sebelum pemilu legislatif dan pilpres adalah hal yang bermanfaat,” katanya.

Pertemuan itu pun dianggapnya bukan sesuatu yang baru. Di Medan dan Palembang, kedua partai sudah bertemu dan menggagas koalisi. Saat itu Partai Golkar adalah partai pendukung pemerintah sementara PDIP merupakan oposisi.

Namun, mantan ketua PB HMI itu menilai Partai Demokrat tidak pernah melihatnya sebagai ancaman. “Kami pun tidak pernah mempersoalkan, ya karena komunikasi politik adalah hal yang baik dan biasa saja,” ujarnya.
(www.radar-bogor.co.id)

Tidak ada komentar: