Selasa, Maret 03, 2009

Menelusuri Lahan Padi Percontohan MSP di Jasinga (1)

Menelusuri Lahan Padi Percontohan MSP di Jasinga (1)
Miliki Banyak Keunggulan, Petani Sempat tak Tertarik
 

Temuan baru bibit padi unggulan mari sejakterakan petani (MSP) telah teruji. Di lahan percontohan MSP di Kampung Tarisi Desa Bagoang Kecamatan Jasinga, hasil panennya melimpah ruah. Petani padi di Jasinga pun tertarik menanam bibit padi unggul tersebut. Apa saja kelebihannya?

Bercocok tanam padi sudah menjadi turun menurun warga Kabupaten Bogor yang tinggal di pelosok, sepeti warga Cariu dan Jasinga. 

Seiring berjalannya waktu, perkembangan ilmu pertanian kian pesat, berbagai upaya peningkatan hasil pertanian ditemukan, mulai pupuk buatan hingga penggunaan berbagai jenis pestisida dan vitamin tumbuhan untuk mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan hasil panes. 
 
Belum lama ini, telah ada penemuan jenis bibit padi unggul yakni MSP. Meskipun sudah terkenal, namun, para petani masih enggan menggunakannya karena hasilnya belum terlihat secara nyata. 

Nah, untuk membuktikannya Wabup Bogor Karyawan Faturachman mendatangi lahan percobaan MSP di blok pesawahan gedong, Desa Bagoang Kecamatan Jasinga.
 
Hamparan pesawahan seluas tiga hektare ini menjadi lahan percobaan oleh warga di wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Seakan menjadi bukti keunggulan MSP dibandingkan bibit padi lainnya yang biasa petani tanam di desa ini. 
 
Padi jenis MSP ini memiliki banyak keunggulan. Perbandingan antara MSP dengan padi jenis Cibodas untuk satu hektar sawah, cukup dengan delapan sampai 10 kg bibit saja, sedangkan jenis Cibodas butuh 40 kg dengan hasil panen dua kali lipat lebih banyak.  
 
“Padi yang sudah terpotong pun bakal tumbuh lagi tanaman kedua, yang jumlahnya dua pertiga dari panen pertama,” kata Wabup. 
 
Selain itu, padi jenis MSP ini juga lebih kuat dan tahan terhadap cuaca, kekeringan masih bisa diantisipasi cukup dengan air satu buku jari saja, sudah bisa bertahan hidup, sehingga bisa juga di jadikan gogo ranca dan anti hama. Usia tanamnya pun lebih singkat 20 hari dibadingkan dengan padi Cibodas yakni 95 hari sudah bisa panen.
 
“Pemupukannya juga cukup dengan pupuk kandang saja, sehingga bisa menghemat biaya operasi penanaman,” terangnya.
(www.radar-bogor.co.id)

Tidak ada komentar: