Minggu, Juni 22, 2008

Akronim dan Cara Mendaftar yang Unik

BERBAGAI cara dibidik para pasangan calon untuk bisa mencari simpati rakyat. Dalam beberapa pilkada, penggunaan akronim nama calon dan wakilnya seakan menjadi ciri khas. Sebut saja akronim-akronim yang bermunculan dalam Pilgub Jawa Barat beberapa waktu lalu. Ada istilah Da`i yang menjadi trademark pasangan Danny Setiawan dan Iwan Sulandjana, atau Aman yang berarti Agum Gumelar dan Nu`man Abdul Hakim, serta Hade alias H. Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf.

Dalam Pilkada Kab. Bogor pun hal seperti itu terjadi. Akronim seakan menjadi trademark yang memudahkan masyarakat mengenal pasangan calon pemimpin mereka. Pasangan Rahmat Yasin dan Karyawan Faturrahman kini mengusung akronim Rahman. Kemudian pasangan Nungki dan Endang Kosasih mengusung Nu Sae yang berarti Nungki Sareng Endang. Ada juga akronim lain yaitu SAE yang dipakai pasangan Sumandjaya dan Ace Supeli serta AN-Nur yang dipakai pasangan Maman Daning dan Nurdin.

Hade
Satu yang menarik dari penggunaan akronim ini adalah penggunaan akronim yang berarti baik atau bagus. Mungkin semua itu terkait sukses pasangan Hade dalam Pilgub Jawa Barat beberapa waktu lalu. Hade yang berarti baik atau bagus dalam bahasa Sunda seakan menjadi akronim yang paling banyak dipakai para pasangan calon.

Lihat saja, dua akronim yang berarti baik dan bagus itu digunakan dua pasangan calon dalam Pilkada Kab. Bogor dalam akronim yang berbeda, namun sama artinya yaitu SAE. Dua pasangan calon di Pilkada Kab. Bogor yang menggunakan akronim tersebut seakan ingin mengikuti sukses Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf.

"Penggunaan akronim tidak termasuk hal yang penting. Itu hanya untuk kemeriahan pesta pilkada. Sah-sah saja satu akronim dipakai dua pasangan, toh bagian dari administrasi pilkada," tutur Ketua KPU Kab. Bogor Aan Hanafiah, mengomentari penggunaan akronim pasangan calon, Selasa (10/6).

Cara unik
Bukan itu saja trik para pasangan calon dalam menarik perhatian warga. Ide kreatif lain adalah dengan memanfaatkan momen pendaftaran ke KPU. Dari lima pasangan calon yang mendaftar ke KPU, masing-masing pasangan menggunakan cara yang cukup unik. Terlihat saat pasangan Rachmat Yasin-Karyawan Faturrahman yang menjadi pasangan pertama yang mendaftar pukul 11.00 WIB, Senin (9/10). Kedatangan keduanya bernuansa Sunda. Pasangan ini menggunakan delman dengan pakaian adat Sunda dan diiringi instrumen karawitan Sunda.

Wawan Risdiawan, Ketua Tim Sukses Rahman mengatakan, konsep pendaftaran dengan memakai adat Sunda merupakan bukti kepedulian pasangan tersebut terhadap kebudayaan yang dimiliki Kabupaten Bogor. "Kondisi sekarang sangat memprihatinkan. Di saat kenaikan harga BBM, pasangan Rahman berupaya menghemat energi dengan naik andong," ujarnya.

Beda lagi dengan cara mendaftar pasangan calon Nungki dan Endang Kosasih. Keduanya pergi mendaftar ke KPU dengan menggunakan motor Vespa. Diiringi ratusan pengendara motor lainnya, Nu Sae berangkat dari Pendopo Bupati Bogor menuju KPU. Di perjalanan, Nungki-Endang mendapat sambutan meriah dari warga.

Nungki mengaku sengaja mengendarai Vespa ke KPU untuk mengenang masa kecilnya bersama sang Bupati Bogor Agus Utara Effendi. Selain itu, juga untuk menunjukkan bahwa Nu Sae tetap sederhana alias tampil apa adanya. "Sekadar mengenang dan seraya menekankan untuk tetap tampil sederhana," katanya seusai mendaftar.

Tak kalah unik adalah cara pasangan Sumandjaya dan Ace Supeli yang datang ke KPU dengan menggunakan perahu karet. Kebetulan kantor KPU berada di sebelah Situ Cikaret yang ada di sekitar perkantoran Pemkab Bogor. Pasangan ini mendaftar ke KPU hari Selasa (10/6) sekitar pukul 12.00 WIB dan merupakan pasangan terakhir yang mendaftar.

Menurut Ketua Tim Sukses SAE, Ade Dodo, kedatangan pasangan yang diusung PKS dengan menggunakan perahu karet tidak ada maksud apa pun. "Ini hanya sebagai bagian dari kemeriahan pesta demokrasi. Jadi, kita coba mencari ide kreatif yang mungkin mencerminkan sesuatu yang beda yang kami tawarkan," ujarnya.

Hanya dua pasangan yang mendaftar dengan cara biasanya tanpa ide kreatif. Adalah pasangan Iyus Djuher-Rusdi A.S. (Jurus) yang mendaftar Senin (9/10) sekitar pukul 12.00 WIB itu tak seramai Rahman. Jurus tampak biasa saja dan hanya dikawal 10 mobil pribadi, sejak start dari Kantor DPC Demokrat. Serta pasangan Maman Daning-Nurdin (An-Nur) yang mendatangi KPU. Kedatangan pasangan calon perseorangan ini menyedot perhatian wartawan dan warga. Sebab, An-Nur merupakan calon perseorangan pertama di Indonesia yang resmi mengikuti Pilkada 2008.
(http://wawan_kusnun.blogs.friendster.com/my_blog/2008/06/akronim_dan_car.html)

Tidak ada komentar: