Senin, Juni 02, 2008

Pidato Megawati - Nilai Falsafah Pancasila Telah Terlupakan

JAKARTA - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri Pancasila mengkritik masyarakat dan pemerintah mulai melupakan Pancasila karena terlalu sibuk dengan permasalahan perekonomian Indonesia dan kenaikan harga BBM.

Ia juga mengecam kebijakan pemberian BLT oleh pemerintah yang membuat mental warga bangsa menjadi pengemis. Demikian isi pidato Megawati dalam sambutan di hadapan lebih dari 100 ribu kader PDIP se-Jabotabek pada acara Gerak Jalan Gebyar Pancasila di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Selatan, Minggu (1/6).

Menurut Megawati, pemerintah saat ini terlalu sibuk memikirkan masalah ekonomi akibat melonjaknya harga minyak dunia sehingga berdamapak pada minusnya anggaran. Sebagai akibatnya, ungkap dia, pemerintah mengambil jalan pintas dengan menaikkan harga BBM dan yang terkena imbahnya hanyalah rakyat miskin.

“Semakin banyak warga bangsa yang menjadi miskin dan kemiskinana ini yang harus kita lawan,” tukasnya.

Megawati melihat kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat kecil ini menunjukkan mulai hilangnya pemahaman terhadap falsafah bangsa Pancasila. Padahal, tegasnya, pancasila yang lahir 1 Juni 1945 dua bulan sebelum proklamasi merupakan falsafah yang mepemersatukan bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan.

"Tanpa Pancasila kita bukan apa-apa. Tapi pemerintah sekarang mulai melupakan Pancasila. Mudah menyerah. Sedikit-sedikit minta bantuan asing. Akibatnya BBM ikut dinaikkan. Bahan pangan tidak terjangkau bagi rakyat," sesal Megawati dalam perayaan hari lahir Pancasila itu.

Ia menegaskan intisari dari pancasila adalah sikap gotong royong. Karena itu, ia yakin sebenaranya lewat prinsip gotong royong ini rakyat dapat bangkit di tengah keterpurukan ekonomi akibat kenaikan harga BBM saat ini. "Asal pemerintahnya berpihak kepada rakyat. Jangan ngomong secara kecap," kritiknya terhadap pemerintahan SBY-JK saat ini.

Selain itu, Megawati mengkritik pedas kebijkan pemerintah memberikan BLT sebagai kompensasi dana subsidi BBM kepada rakyat kecil. Menurutnya, pemberian BLT ini tidak dapat menggantikan dampak kerugian ekonomi yang dirasakan masyarakat miskin akibat kenaikan BBM. Pemberian BLT ini, tandasnya, hanya merusak moral warga bangsa Indonesia untuk menjadikan bangsa pengemis.

"Saya tak setuju dengan BLT. Itu hanya memiskinkan rakyat, membuat rakyat jadi peminta-minta. Sampai kapan pemerintah kuat memberi BLT? Rakyat perlu diberi pancing bukan ikannya!" kritik Mega.
(mediaindonesia.com)

Tidak ada komentar: