Rabu, Juli 09, 2008

Pilkada Gubernur Maluku Digelar Hari Ini

Pilkada Gubernur Maluku Digelar Hari Ini


Sosialisasi pelaksanaan Pilkada Maluku sudah dilakukan dengan berbagai cara, termasuk memasang papan yang berisi empat kandidat gubernur-wakil gubernur Maluku di depan Kantor KPU Maluku di Kota Ambon. Menurut jadwal, pencoblosan dilangsungkan tanggal 9 Juli 2008. Meski demikian, hingga Kamis (3/7) distribusi logistik pilkada ke sejumlah wilayah masih terkendala cuaca.

AMBON, RABU - Masyarakat Maluku hari ini (Rabu, 9/7) akan memberikan suaranya untuk memilih gubernur dan wakil gubernur 2008-2013.

Pilkada Maluku akan diikuti oleh 936.519 pemilih yang tersebar pada 2.628 TPS, di antaranya Kabupaten Maluku Tenggara, termasuk Kota Tual dengan 104.207 orang pemilih tetap dengan 311 TPS, Maluku Tenggara Barat sebanyak 98.079 pemilih pada 302 TPS, Kepulauan Aru sebanyak 44.082 pemilih pada 175 TPS, Seram bagian barat 95.148 pemilih pada 295 TPS. Seram bagian timur 61.482 pemilih pada 185 TPS, Kabupaten Buru 98.043 pemilih pada 302 TPS, Maluku Tengah 225.644 pemilih tetap pada 596 TPS, dan Kota Ambon sebanyak 209.834 pemilih tetap dengan jumlah TPS 480 unit.

Empat pasangan calon yang akan bersaing itu, yakni Karel Albert Ralahalu (Rasa) dengan nomor urut 1, Abdullah Tuasikal-Septinus Hematang (Tulus) nomor urut 2, Aziz Samual dan Lukas Uwuratuw (Asli) mendapatkan nomor urut 3, dan Abdullah Latuconsina-Eduard Frans dengan slogan (Madu) memiliki nomor urut 4.

Ratusan personel Polda Maluku disebarkan untuk melakukan penjagaan ketat pada sejumlah titik rawan menjelang pelaksanaan pilkada. Kepala Polda Maluku Brigjen Mudji Waluyo membenarkan, lebih dari 713 personel polisi, di samping didukung ratusan personel TNI, mengamankan jalannya pesta demokrasi di Maluku yang diikuti empat pasangan calon kepala daerah itu guna mempebutkan 936.519 pemilih tetap pada 2.628 TPS tersebar di tujuh kabupaten dan dua kota.

"Ratusan personel ini telah disebarkan ke seluruh kabupaten/kota di Maluku untuk mengamankan jalannya pilkada agar berlangsung damai, jujur, dan adil sehingga menjadi cerminan pelaksanaan demokrasi bagi daerah lainnya," ujar Mudji.

Ia mengakui, berdasarkan hasil evaluasi terdapat beberapa titik rawan di Maluku yang memiliki potensi konflik menjelang pilkada pada 9 Juli. Kerawanan ini tidak hanya terkait keamanan, tetapi juga kondisi cuaca, seperti longsor dan banjir.

Beberapa titik rawan itu merupakan daerah yang pernah terjadi konflik horizontal, beberapa waktu lalu, akibat persoalan batas lahan dan sebagainya. Jasirah Leihitu merupakan salah wilayah yang dimaksud, juga wilayah sepanjang Kecamatan Seram Utara-Barat dan Kecamatan Teun Nila Sarua di Kabupaten Maluku Tengah.

Sedikitnya ada lima titik rawan di Kecamatan Leihitu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, telah dijaga satuan pengamanan dalam rangka mengantisipasi berbagai gangguan dimaksud. Kapolda Mudji Waluyo menegaskan, wilayah yang paling rawan di Maluku saat ini adalah kecamatan Wahai hingga TNS. "Dari Wahai ke Kecamatan TNS itu ada pengamanan tersendiri, itu daerah rawan sekali," katanya.

Adapun Kota Ambon terdapat titik rawan menurut kategori tertentu, yakni rawan 1, rawan 2, dan seterusnya dalam tingkat kejahatannya. Demikian pula dalam hal kondisi alam dan wilayahnya.
(http://www.kompas.com/read/xml/2008/07/09/07000244/pilkada.maluku.digelar.hari.ini)

Tidak ada komentar: