Selasa, Desember 02, 2008

Kenapa Rachmat Yasin Bisa Menang?

Kenapa Rachmat Yasin Bisa Menang? 
Pagi di Jonggol, Sore Sudah di Nanggung 


KONSISTEN bersikap dan fokus pada hasil menjadi kunci utama kesuksesan Rachmat Yasin (RY) merebut suara tertinggi dalam pemilihan bupati (Pilbup). Selama tiga tahun RY menyiapkan diri untuk berlaga dalam Pilbup. Selama itu pula dia fokus menjaga emosi, strategi politik adiluhung dan tanpa lelah berkeliling Kabupaten Bogor. 

Hasrat politik RY sudah muncul selepas lulus SMAN 1 Kota Bogor. Karena itu, dia memilih kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Nasional Jakarta. Di kampus itu, RY mengenal dunia politik dan organisasi dengan menjadi anggota Badan Perwakilan Mahasiswa Fisip.

Saat remaja, RY yang tumbuh dalam tradisi Nahdlatul Ulama (NU) terpilih sebagai ketua Gerakan Pemuda (GP) Anshor Kabupaten Bogor. Kiprahnya di dunia organisasi kepemudaan makin lempang saat beliau dipercaya sebagai pengurus DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bogor pada 1982-1991.

RY lantas masuk Gedung DPRD sebagai anggota dewan pada 1997-1999. Periode berikutnya (1999-2004) RY terpilih lagi. Pada periode tersebut insting politik kader PPP itu mulai tajam, sehingga terpilih menjadi ketua Komisi C dan ketua panitia anggaran. Langkahnya di gedung dewan semakin mantap. Terbukti periode selanjutnya dia terpilih sebagai ketua DPRD Kabupaten Bogor.

Setelah dua tahun duduk di puncak politik legislatif, munculah niat untuk duduk kursi kekuasaan. Secara perlahan, putra kedua dari sembilan bersaudara pasangan (alm) HM Yasin–Hj Nuryati itu terus memoles langkah politiknya menuju kursi bupati. Dia berkeliling dari satu kecamatan ke kecamatan lain di Kabupaten Bogor untuk membangun citra.

Suami Hj Eli Halimah itu terus membangun karakter dengan menyentuh semua lapisan masyarakat. Dia bersilaturahmi dengan siapa saja dan mau merangkul orang tanpa pandang umur. "Setiap kali saya kampanye, anak kecil saja berlari sambil menyebut nama saya. Kalau anak kecil saja sudah tahu, orangtuanya pasti mengetahui saya," cerita Rachmat saat berkunjung ke Radar Bogor dini hari kemarin.

Di ‘rumah politiknya’ PPP, dia juga mengatur langkah. Setelah menjabat sebagai sekretaris DPC Kabupaten Bogor dua periode, RY melenggang menjadi ketua DPC PPP Kabupaten Bogor pada Muscab ke-IV di Dramaga Kabupaten Bogor pada 2003. Kali kedua di Musyawarah Cabang (Muscab) ke-V di Cipayung Puncak, dia juga terpilih secara aklamasi sebagai ketua DPC PPP Kabupaten Bogor periode 2006-2011. Dalam Muscab tersebut, lahirlah salah satu rekomendasi Muscab agar DPC PPP Kabupaten Bogor mengusung RY sebagai calon bupati Bogor periode 2008-2013.

Sejak itulah, RY mulai menciptakan peta politik Pilbup Bogor. Menuju puncak kekuasaan itu, dia selalu berpikir keras dan cerdas untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan masyarakat Kabupaten Bogor. Termasuk mengelola perilaku konstituen dan perilaku politik Kabupaten Bogor. Dia juga mengoptimalkan proses kampanye, segmentasi, targeting dan positioning. Dia tak tanggung-tanggung dalam membangun citra, sehingga meladeni semua bentuk promosi, termasuk yang konvensional. Tentu saja dia juga terus konsisten mencitrakan dirinya sebagai 'orang paling bersahabat' di Kabupaten Bogor hingga putaran kedua Pilbup.

Di kalangan tim suksesnya, RY yang bersanding dengan Karyawan Faturachman tak pernah lelah menelusuri setiap jengkal tanah Kabupaten Bogor. Pagi masih di Kecamatan Jonggol, sorenya sudah di Nanggung. Lantas besoknya ada di Rumpin, lima jam kemudian nongkrong di kawasan Puncak. Itu terus-menerus dilakukannya, sehingga 400 desa/kelurahan di Kabupaten Bogor sudah disinggahinya.

"Wih... Luar biasa mengikuti RY. Energinya harus kuat kalau mau mengikuti langkah dia," kata David Rizar Nugroho yang menjadi juru bicara pasangan Rahman selama kampanye.

RY sendiri mengakui hari-harinya selalu penuh dengan silaturahmi. Jalan becek, tanah licin hingga lumpur sawah dijejakinya. Dia mengaku selalu membuka rumahnya di Jalan Dramaga Tanjakan 24 jam untuk siapa saja tanpa kontrol ketat. Istrinya pun tak pernah risih dengan hilir-mudik oranglain di rumahnya.

Dia juga tak memberi sekat khusus dengan pencari berita. Setiap pertanyaan wartawan, dijawabnya secara diplomatis. Setiap permintaan wawancara selalu disanggupinya, meskipun tengah malam.

Berapa uang yang dihabiskan untuk kampanye Rachmat? Banyak yang memperkirakan, langkah RY menuju kursi bupati telah menghabiskan Rp30 miliar. Ke mana saja dana itu dihabiskan? Untuk apa saja?

Pengamatan di lapangan, Rachmat paling banyak menebar suvenir dan reklame. Dia mencetak suvenir dengan wajahnya di gelas, pin, kalender hingga kerudung. Di hampir tempat strategis di setiap kecamatan, fotonya juga banyak terpasang dalam reklame kecil hingga raksasa.

Rahman juga diperkirakan paling banyak membelanjakan anggaran untuk iklan di media cetak serta elektronik ketimbang pasangan lainnya. Rahman setidaknya membayar minimal Rp250 juta untuk iklan di tiga media lokal, satu televisi lokal, satu televisi nasional, termasuk radio di Bogor. Itu belum termasuk belanja politik, ongkos lobi, transportasi kader dan logistik lainnya.

Namun, David sebagai juru bicara buru-buru membantahnya bahwa Rahman telah mengeluarkan uang sebesar itu. Menurut dia, pada putaran pertama pasangan Rahman hanya menghabiskan Rp1 miliar lebih. Sedangkan putaran kedua menghabiskan Rp360 juta. "Suvenir itu berasal dari sumbangan banyak orang. Reklame juga begitu," kata David.

Khusus putaran dua, uang sebesar itu dikeluarkan untuk ongkos saksi pada hari H pencoblosan 30 November lalu. "Sebenarnya saksi itu tidak dibayar. Tapi, kami harus memperhatikan itu untuk sekadar uang bensin," terang David.

Selain kuatnya karakter dan konsistennya sikap RY menuju kursi bupati, banyak tokoh penting yang berperan besar di baliknya. Selain dukungan moril kuat sebagian pejabat dan kepala desa Kabupaten Bogor, setidaknya ada tujuh nama di belakang layar pasangan Rahman, diluar solidnya PDI Perjuangan Kabupaten Bogor.

Mereka adalah Teuku Hanibal, ketua Fraksi PPP DPRD Kabupaten Bogor. Dia juga sebagai ketua tim sukses. Kemudian Wawan Risdiawan sebagai sekretaris tim sukses yang juga ketua Komisi C DPRD Kabupaten Bogor dari PDI Perjuangan Kabupaten Bogor.

H Rudi Ferdinand juga disebut-sebut sebagai tokoh kunci dalam mendorong kendaraan politik Rachmat Yasin. Dia disebut-sebut sebagai penyokong dana utama untuk bensin kampanye Rachmat. Pria yang kerap disapa Rudi Bule itu adalah seorang pengusaha, sedangkan di organisasi tim sukses duduk sebagai bendahara.

Nama lainnya adalah Rifdian Suryadarma. Dia merupakan ketua Koalisi Buruh Bogor yang juga duduk sebagai direktur Kampanye Pasangan Rahman. Tokoh lainnya adalah Zaenul Mutaqien yang juga seorang profesionl muda merangkap sebagai direktur logistik.

Kemudian KH Nu’man Istikhori sebagai guru spiritual RY. Tokoh ulama ini banyak berperan memberikan pendidikan emosi selama berkampanye. Setelah itu ada Abidin Said. Tokoh Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Bogor itu adalah direktur RY Center yang turut mencitrakan Rachmat pada 1 Juni 2007.

RY Center merupakan kumpulan relawan-relawan yang membantu pencitraan Rahmat Yasin. RY Center juga merupakan pusat pertemuan Rahmat Yasin dengan publik, akademisi, pengamat, tokoh masyarakat, media serta pimpinan orpol dan ormas.

Di kalangan profesi wartawan, nama David Rizar Nugroho juga dianggap sebagai sosok kuat yang bisa mengkomunikasikan keinginan media massa terhadap RY. Selama putaran pertama, dosen Unpak dan IPB itu mampu menjembatani model kerja wartawan sehingga mampu mendapatkan informasi aktual dari segala aktivitas Rachmat. 
(http://www.radar-bogor.co.id/index.php?ar_id=MjI3OTI=&click=MTcw)

Tidak ada komentar: