Senin, Desember 01, 2008

Nu Sae Akui Kemenangan Rahman

Nu Sae Akui Kemenangan Rahman

CIBINONG – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bogor belum mengeluarkan pengumuman resmi hasil perolehan suara Pilbup putaran kedua, namun tim Nu Sae melalui juru bicaranya Hidayat Royani lebih awal mengakui keunggulan pasangan Rahman ketika penghitungan perolehan suara masih berlangsung, kemarin.

Pernyataan Hidayat dilontarkan setelah melihat data perolehan suara sementara yang dikeluarkan PKS, parpol yang empat hari menjelang Pilbup putaran kedua menyatakan dukungannya secara resmi kepada Nu Sae. 

“Dari hasil penghitungan suara sementara, kami mengakui kemenangan Rahman,” ujar Hidayat sedikit lesu menjawab dan bernada kecewa ketika dihubungi Radar Bogor melalui ponselnya. 

Hidayat secara gentle (ksatria) juga mengakui langkah tim Rahman secara teknis lebih unggul serta didukung kekuatan sumber dana yang memadai. Namun, Hidayat sedikit kecewa terhadap kemenangan telak pasangan Rahman. Ia mengaku menerima laporan dari beberapa kecamatan tentang praktik money politic (politik uang) yang dilakukan Rahman. Dirinya meminta agar aparat yang berwenang, yakni Panwas dan aparat kepolisian, segera memproses secara hukum. 

Hidayat sangat menghendaki hukum harus ditegakkan sebagai bagian dari proses pendidikan politik, sehingga ke depan praktik seperti itu tidak terjadi lagi. 

Terlepas dari cara apapun yang digunakan tim Rahman, Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Bogor ini tetap memuji kemenangan rival Nu Sae itu. “Yang pasti, Allah telah menentukan keputusannya memenangkan Rahman untuk memimpin Kabupaten Bogor lima tahun ke depan,” katanya pasrah.

Sementara itu, calon bupati Fitri Putra Nugraha (Nungki) usai penghitungan perolehan suara di TPS, ketika berusaha dikonfirmasi sudah sulit dihubungi. Nada dering di handphone-nya terdengar aktif tapi tak kunjung ada jawaban. Pesan pendek (SMS) pun tidak pernah dibalas.

Beberapa orang terdekat Nungki yang sempat dihubungi Radar Bogor pun mengaku tidak bisa menghubungi calon orang nomor satu di Kabupaten Bogor itu. Hidayat juga tak menampik kalau sempat berusaha berkomunikasi dengan Nungki tapi susah dihubungi. Salah satu orang terdekatnya pun demikian ketika Radar Bogor ingin mengetahui keberadaan Nungki. 

Masih penasaran terhadap keberadaan Nungki, Radar Bogor menyempatkan diri mendatangi tiga rumah yang sering disinggahinya. Rumah pertama yakni rumah dua tingkat di Perumahan Puri Nirwana. Di rumah itu tampak kosong karena tak ada orang yang menungguinya. 

Pagarnya tertutup dan lampu kamar atas saja yang menyala. Hanya teronggok satu poster besar bergambar Nungki dan calon wakil bupati Endang Kosasih dengan latar belakang warna kuning yang tertempel di pintu parkir rumah.

Rumah berikutnya di Perumahan Bumi Sentosa di Kelurahan Karadenan Kecamatan Cibinong. Rumah yang tergolong masih baru ini merupakan salah satu tempat beristirahat calon wakil bupati Endang Kosasih. Namun, di rumah ini pun terlihat lengang. Pintu rumah tertutup dan tidak ada tanda orang berada di dalamnya.

Rumah terakhir yang Radar Bogor datangi yakni di Perumahan Mutiara Sentul. Di rumah bergaya minimalis ini terlihat orang-orang yang selalu ikut saat pasangan Nu Sae berkampanye. Namun, ketika Radar Bogor menanyakan keberadaan Nungki, mereka semua menggeleng. 

“Tadi sih Nungki sempat ke sini, tapi tidak lama langsung pergi entah ke mana,” ujar seorang di antara mereka yang tinggal di rumah tersebut.
Sebelumnya, saat Nungki menyalurkan hak pilihnya di TPS 01 Kampung Banceuy Desa Babakanmadang Kecamatan Babakanmadang, ia berjanji akan mendatangi kantor DPD Partai Golkar sekitar pukul 15:00 WIB untuk bersama-sama melihat hasil penghitungan suara. 

Namun, hingga pukul 16:00 WIB Nungki tak kunjung tiba. Kantor DPD Partai Golkar pun lengang. Tidak banyak yang datang ke kantor berwarna kuning ini.
Menanggapi hal ini, Hidayat yakin Nungki dan Endang Kosasih secara mental telah siap menerima konsekuensi dari proses demokrasi ini. Demikian juga tim sukses dan masyarakat yang mendukung Nu Sae. 

“Yang terpenting setelah proses ini seluruh masyarakat Kabupaten Bogor yang semula berbeda pilihan dapat berasimilasi kembali untuk menjaga kedamaian di tengah masyarakat,” harap Hidayat.
(http://www.radar-bogor.co.id/index.php?ar_id=MjI3MTk=&click=MzM4)

Tidak ada komentar: