Jumat, Januari 02, 2009

RY Bisa Dianggap Pembual Besar

RY Bisa Dianggap Pembual Besar

Cibinong - Inilah warisan Bupati Bogor Agus Utara Effendi untuk penerusnya Bupati Rachmat Yasin. 2.309 ruangan kelas sekolah dasar yang menyebar di seluruh pelosok Kabupaten Bogor dalam keadaan rusak berat. Ruang kelas yang bobrok itu merupakan 26 persen dari 8.878 ruang kelas sekolah dasar (SD) yang ada saat ini di kabupaten.
Warisan Bupati Agus ini tentu harus segera diselesaikan oleh Rachmat Yasin dan pasanganya, Karyawan Faturachman. Jika tidak, maka harapan semua warga Kabupaten Bogor mengenai keberlangsungan pendidikan di usia wajib belajar, akan menjadi mimpi buruk di siang bolong. Dan, Rachmat Yasin-Karyawan Faturachman akan dianggap sama persis seperti para pendahulunya. Bahkan bisa dianggap pembual besar.
Selain itu, buruknya kondisi 2.309 ruang kelas SD itu akan menghambat pertumbuhan indeks pembangunan manusia (IPM) yang mutlak harus dikejar jika ingin masyarakat Kabupaten Bogor berubah menjadi masyarakat yang cerdas, mandiri, dan sejahtera. RY dan Karfat akan mengalami kesulitan dalam menjalankan program wajib sekolah.
“Dari LKPJ akhir Bupati Agus Utara, sebanyak 2.309 ruang kelas SD dalam kondisi rusak berat. Ini terjadi karena pemerintah pusat tidak menepati janji dalam melaksanakan program rhole sharing. Padahal, untuk pemerintah daerah sendiri sudah melaksanakannya,” kata Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bogor Arief Munandar kepada Jurnal Bogor, kemarin.
Menurut Arief Munandar, program rhole sharing ini yang menyebabkan banyak ruang kelas yang masih rusak. Program dengan pembagian pembiayaan 50 persen ditanggung pemerintah pusat, 30 persen dibiayai pemerintah provinsi dan 20 persen pemerintah daerah kabupaten ini, tidak ditepati pemerintah pusat. Padahal, pemerintah Jawa Barat dan pemerintah Kabupaten Bogor telah melaksanakan tugasnya untuk menyiapkan dana sebesar 20 persen dari kebutuhan pembiayaan. “Tahun 2006/2007 Mendiknas mencanangkan program rhole sharing dengan pembagian 50 persen pemerintah pusat, 30 persen pemerintah provinsi dan 20 persen pemerintah daerah. Namun realisasinya, pemerintah pusat tidak menyalurkan dana hingga 50 persen,” jelas Arief Munandar.
Arief Munandar berharap agar permasalahan ruang kelas ini bisa diselesaikan paling lambat tahun 2010. Apalagi Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan telah menyatakan akan menetakan anggaran 20 persen untuk pendidikan. Tidak hanya itu, Ahmad Heryawan juga mengatakan bahwa pihaknya tidak akan menyetujui APBD daerah atau kota yang alokasi dana untuk pendidikan tidak mencapai 20 persen.
Sekedar mengingatkan, Bupati Rachmat Yasin mengatakan, pihaknya akan mengoptimalkan peran aparatur di desa untuk memantau secara langsung anak-anak usia sekolah yang berkeliaran di saat jam sekolah. Pihak desa diminta untuk menangkap anak tersebut agar dimasukkan ke sekolah. Sedangkan untuk memenuhi ruang kelas, Rachmat Yasin mengatakan akan mendirikan sekolah-sekolah baru, baik sekolah umum maupun madrasah. Dengan peninggalan ruang kelas yang rusak ini, tentu saja akan membuat tugas Rahman dalam memajukan dunia pendidikan di Kabupaten Bogor akan semakin berat. Ini karena Rahman mewajibkan anak usia sekolah untuk pergi sekolah. Padahal, fasilitas ruang sekolah hingga saat ini masih belum memadai untuk seluruh anak di wilayah Kabupaten Bogor.

(www.jurnalbogor.com)

Tidak ada komentar: