Jumat, April 24, 2009

Golkar Bidik Mega Jadi Cawapres

Golkar Bidik Mega Jadi Cawapres 

JAKARTA - Rapimnas Partai Golkar akhirnya menetapkan Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla sebagai calon presiden. Partai Golkar juga memberi mandat penuh pada Jusuf Kalla untuk berkomunikasi dengan partai-partai pemenang pemilu legislatif untuk mengajukan paket capres-cawapres yang akan menantang SBY di pemilu legislatif.

"Mulai hari ini saya mendapat penuh dari partai untuk menjalin rencana koalisi di pemilu presiden. Hasilnya nanti akan dilaporkan pada DPD-DPD dalam forum setingkat rapat pimpinan," ujar Jusuf Kalla dalam keterangan pers usai Rapimnas Partai Golkar di Hotel Borobudur, kemarin.

Kalla menuturkan, dia akan mulai berkomunikasi dengan partai-partai yang lolos parliamentary treashold untuk menggenapi syarat mengusung capres/cawapres, yakni 20 persen kursi atau 25 persen suara di pemilu legislatif. Golkar yakin tidak akan kesulitan mencari mitra koalisi karena perolehan 110 kursi kursi DPR artinya mendekati 20 persen dari 560 total kursi DPR.

"Siapa yang akan kita ajak berkoalisi, itu tugas saya dan teman-teman di partai untuk menjajaki koalisi membentuk pemerintahan yang kuat dan didukung parlemen," terang dia.

Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Surya Paloh mengakui, prioritas utama Golkar kini memang Menjalin koalisi dengan PDI Perjuangan. Kedua partai dinilainya telah satu komitmen untuk menjalin pemerintahan yang kuat dan didukung parlemen.

"PDIP dan Golkar juga sudah membangun semangat kebersamaan sejak sebelum Rapimnasus memutuskan ketua umum DPP Partai Golkar sebagai capres," tegasnya.

Bila keputusan Jusuf Kalla sebagai calon presiden adalah harga mati bagi Golkar, nama calon wakil presiden akan dikomunikasikan dengan partai-partai calon partner koalisi. Karena itu, Golkar belum bisa memastikan kesediaan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai cawapres pendamping Jusuf Kalla. " (Nama cawapres) Itulah yang harus dikompromikan dengan partai-partai calon koalisi. Saat ini belum ada nama," tegasnya.

Kalla mengakui, menjadi tugasnya untuk memastikan keputusan Rapimnasus didukung oleh seluruh fungsionaris DPP Partai Golkar. Ini untuk mencegah terulangnya peristiwa di pemilu tahun 2004, ketika Golkar mengusung calon presiden sendiri, sementara kader-kadernya menjadi calon wakil presiden bersama capres lain.

"Saya yakin kader Golkar tidak akan dengan mudah meninggalkan partai begitu saja untuk mengejar kekuasaan," tegas Kalla.

Anggota Dewan Penasihat Partai Golkar Sultan Hamengku Buwono X yang dikabarkan akan dikirim ke Cikeas mendampingi SBY mengaku patuh pada keputusan partai. Dia mengaku tidak kecewa karena partainya tidak mengusungnya sebagai calon presiden.

"Tidak masalah. Saya mendukung keputusan partai, karena dengan keputusan ini, Golkar kembali ke identitasnya yang tak takut bertarung," katanya legawa.

Karena putusan partai sudah diambil, Sultan juga menegaskan dirinya tidak akan bertarung memperebutkan kursi calon wakil presiden. "Toh, peluang saya kecil," katanya sambil tersenyum.

Menindaklanjuti keputusan Rapimnasus tersebut, pekan depan Golkar akan menggelar lagi rapat setingkat Rapimnas untuk membahas kesepakatan koalisi capres-cawapres, pembentukan badan pemenangan pemilu presiden, merumuskan strategi pemenangan pemilu, dan membuat jadwal kampanye nasional.
(http://www.radar-bogor.co.id/index.php?ar_id=Mjk0MDk=&click=MzE=)

Tidak ada komentar: