Sabtu, April 18, 2009

Jadi Penghuni Baru Gedung Dewan - Gerindra-Hanura Punya Peluang

Jadi Penghuni Baru Gedung Dewan - Gerindra-Hanura Punya Peluang

BOGOR - Siapa wajah-wajah anggota parlemen Kota Bogor lima tahun ke depan? Jawabannya masih mengambang dan menunggu hasil akhir penghitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Akan tetapi, wajah-wajah itu sudah bisa diprediksi. Hasil perolehan sementara di masing-masing daerah pemilihan (dapil), masih didominasi partai lama. Namun dua partai baru mempunyai peluang menjadi penghuni baru.

Dua partai itu antara lain Partai Gerindra dan Partai Hanura. Keduanya mempunyai perolehan suara cukup signifikan di beberapa dapil. Bila perolehannya terus melejit, keduanya bisa mendudukkan kader terbaiknya di DPRD.

Di Bogor Selatan, suara Gerindra dan Hanura ditentukan dua kelurahan, yakni Kelurahan Bondongan dan Empang. Bila di kedua kelurahan ini suara keduanya melejit, dipastikan kader terbaiknya melenggang ke kursi parlemen.

Hasil sementara Partai Gerindra dan Hanura cukup signifikan. Keduanya mendapat dukungan suara kurang dari 3.000 suara dan bersaing dengan partai papan tengah PAN dan PBB.

Sementara satu per satu partai baru tumbang di tengah jalan, menyusul perolehan suara yang minim. Mimpi jadi wakil rakyat harus tertunda lima tahun lagi.

Kans kedua partai baru itu dinilai sebagai keberhasilan yang patut diacungi jempol. Namun tantangannya cukup besar. Keduanya harus mampu adu strategi dan taktik di lembaga politik karena kebijakan di DPRD adalah milik mayoritas.

“Faktanya memang seperti itu. Mayoritaslah yang sering mewarnai kebijakan pemerintah. Partai baru yang lolos masuk parlemen harus pandai dan cerdik,” kata Pengamat Politik Universitas Djuanda Eri Krisna kepada Radar Bogor, kemarin.

Menurut dia, di legislatif penuh pertarungan ide dan jumlah suara. Kalau partai baru hanya bisa mendudukkan satu kadernya bisa melebur ke fraksi lain, tapi kalau banyak bisa membuat fraksi gabungan.

“Konsekuensinya harus mampu membuktikan eksistensinya di DPRD alias tidak ikut arus atau ikut-ikutan. Tetap harus punya sikap,” ujar Eri. Satu kader partai di parlemen menang tidak berarti apa-apa. Tetap bisa ikut mewarnai kebijakan.

Triknya, memiliki ide cemerlang dan benar-benar representasi suara rakyat.

Eri menambahkan, bila di fraksi tidak bisa berbuat banyak maka kader minoritas harus eksis di komisi. “Saya pikir itu adalah opsinya. Sebab, fraksi adalah perpanjangan tangan partai tapi komisi itu kan tidak,” kata Eri.

Eri mengimbau kader minoritas harus bisa memanfaatkan berbagai kalangan, baik LSM maupun media, menyosialisasikan gagasannya yang mentah dalam gedung. “Kalau tidak bisa di dalam gedung kan bisa di luar gedung. Ada media massa dan banyak kalangan yang akan mendukung selama idenya merakyat,” pungkasnya.
(http://www.radar-bogor.co.id/?ar_id=MjkxNjQ=&click=MjU1)

Tidak ada komentar: