Selasa, September 09, 2008

Ajaran Bung Karno Wajib di UBK

Ajaran Bung Karno Wajib di UBK


Ajaran Bung Karno tersebut dimasukkan dalam kurikulum di seluruh enam fakultas yang ada di UBK, yaitu Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Hukum, Ekonomi, Teknologi Industri, Teknik Sipil dan Perencanaan, serta Ilmu Komputer dan Sistem Informasi.

Menyandang nama besar Sang Proklamator tidak lantas menjadikan Universitas Bung Karno (UBK) berkiprah dalam kemewahan fasilitas dan kemudahan di segala aspek. Justru sebaliknya, dengan membawa nama besar presiden pertama Republik Indonesia-lah, UBK selalu bertekad menjadi perguruan tinggi yang mandiri, sederhana, dan selalu mengutamakan filosofi hidup Soekarno.

Sejak didirikan pada tahun 1999, universitas yang berada di bawah kepemimpinan putri pertama Soekarno, Rahmawati Soekarno Putri itu selalu menanamkan tiga filosofi hidup Soekarno, yaitu patriotisme, entrepreneurship atau kemandirian, dan profesionalisme. 

Pembantu Rektor II yang sekaligus pejabat sementara Rektor UBK, Drs Soenarto, MM, MBA, mengatakan, UBK memiliki ciri khas pada mata kuliah yang termasuk dalam kurikulum lokal, yang dinamakan ajaran Bung Karno (ABK). Ajaran Bung Karno tersebut dimasukkan dalam kurikulum di seluruh enam fakultas yang ada di UBK, yaitu Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Hukum, Ekonomi, Teknologi Industri, Teknik Sipil dan Perencanaan, serta Ilmu Komputer dan Sistem Informasi.

Mata kuliah ABK diterapkan dalam empat semester awal dan diberlakukan wajib kepada mahasiswa sebagai syarat sidang skripsi di semester akhir. Soenarto menjelaskan, pada semester pertama, atau pada ABK I, mahasiswa diperkenalkan terlebih dahulu tentang sosok Soekarno dan kiprahnya dalam masa pemerintahan dahulu. Mahasiswa diberikan materi biografi Bapak Proklamator Indonesia itu yang kemudian dilanjutkan dengan ABK II di mana mereka diajarkan mengenai pemikiran-pemikiran Soekarno. 

Lalu, pada semester selanjutnya, atau pada ABK III, mahasiswa mulai diajarkan mendalami filsafat Bung Karno, di antaranya tentang apa yang pernah diucapkan, dipikirkan, ditulis Bung Karno, hingga mendalami "diam"nya Bung Karno. Salah satu contoh pemikiran atau ajaran Bung Karno yang terkenal adalah faham Marhaenisme.

Marhaenisme adalah sebuah pemikiran ideologi Bung Karno tentang masyarakat Indonesia yang seutuhnya. Marhaenisme diambil dari nama seorang petani yang ditemui Bung Karno ketika muda, ia bernama Marhaen. Bung Karno berideologi bahwa petani adalah lapisan masyarakat yang juga merupakan fondasi dari bangsa Indonesia. Sejak itulah, Bung Karno dikenal sebagai sosok pemimpin yang selalu memperjuangkan nasib rakyat kecil, termasuk petani yang menurutnya tertindas oleh sistem penguasa. 

Dalam ABK IV, mahasiswa ditugaskan untuk menyebarkan kuesioner yang telah disediakan oleh pihak kampus kepada masyarakat lapisan bawah untuk meneliti sejauh mana masyarakat mengetahui sosok Soekarno. Hasilnya juga ditujukan untuk mendapatkan masukan-masukan bagi UBK agar terus menuju perbaikan dari masa ke masa. 

Salah seorang pengajar mata kuliah ABK yang juga dekan Fakultas FISIP UBK, Drs Nyoman Winarta menyatakan, pelajaran demi pelajaran mengenai Bung Karno juga dimaksudkan untuk menyambung mata rantai sejarah yang telah terputus selama kurang lebih 32 tahun lamanya sejak pemerintahan Bung Karno berakhir. 

"UBK ada untuk meluruskan sejarah yang seolah-olah terbelokkan karena pemerintahan yang silih berganti. Salah satu contohnya adalah sejarah Pancasila yang pada kenyataannya tidak diketahui oleh banyak generasi muda. Bahwa Pancasila dilahirkan oleh sang Proklamator pada tanggal 1 Juni," kata Winarta. 

Dengan demikian, UBK juga tidak sembarangan mempekerjakan tenaga pengajar, karena setiap pengajar juga harus mampu menularkan jiwa patriotisme yang dimiliki oleh Bung Karno. 

"Mengajar di UBK bukan sekadar menyalurkan ilmu pengetahuan, melainkan juga menyalurkan ideologi. Itu sama artinya dengan mengajarkan seseorang tentang agama atau kepercayaan. Jika hanya menyangkut soal ilmu pengetahuan, maka proses belajar mengajar yang berlaku cenderung tidak mempertimbangkan apakah ilmu tersebut sampai atau tidak kepada mahasiswa," ujar Soenarto.

Tantangan

Sesuai dengan visinya, yaitu menyiapkan kader bangsa yang memiliki semangat patriotik, profesional, dan kewirausahaan guna mendorong kemajuan bangsa, UBK juga menanamkan ideologi Bung Karno sejak dini, yaitu dimulai dari masa pengenalan lingkungan kampus kepada seluruh mahasiswa baru.

Ia mengatakan, masalah yang dihadapi bangsa Indonesia, antara lain, tantangan global, yaitu persaingan ekonomi yang semakin tajam, kemudian persaingan sumber daya manusia yang semakin ketat, dan perubahan budaya yang sangat pesat belakangan ini. 

Kemudian, pada kenyataannya dewasa ini, perwujudan dari cita-cita kemerdekaan bangsa yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 seperti memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa masih jauh dari harapan. Dikarenakan tingkat kemiskinan, dan pengangguran yang semakin tinggi, lalu perekonomian yang lebih dikendalikan oleh Negara-negara maju, yaitu yang dikenal dengan istilah neokolonialisme dan liberalisme. 

Dalam pidato ilmiahnya di depan seluruh mahasiswa baru UBK angkatan 2008 beberapa hari yang lalu, Soenarto juga menyampaikan bahan pemikiran bahwa sebagai kader bangsa atau generasi muda, mahasiswa UBK dapat memahami masalah-masalah yang tengah dihadapi bangsa ini dan mempersiapkan diri untuk melangkah maju ke depan dengan tidak lupa membawa ideologi dan mata rantai sejarah yang pernah ada. Selain itu juga menjadi generasi yang mampu merebut peluang dalam persaingan global.

Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Saskia dan Elia pun mengakui bahwa salah satu alasan mereka kuliah di UBK adalah karena kekaguman mereka kepada sosok pemimpin yang sangat membela rakyat kecil itu. Bahkan, ketika diputarkan video mengenai sejarah Bung Karno yang berdurasi 50 menit pada saat masa perkenalan mampu membangkitkan rasa nasionalisme dan jiwa patriotisme mereka. 

Saskia dan Elia berharap dapat berkontribusi memajukan bangsa Indonesia dengan mewariskan pemikiran dan ideologi yang dimiliki Bung Karno serta mengimplementasikannya di tengah masyarakat.
(http://www.suarapembaruan.com/News/2008/09/09/Kampus/kampus01.htm)

1 komentar:

Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.